Berita Kota Kupang

Pembangunan Kawasan Oesapa Kota Kupang, Bakal Jadi Obyek Wisata Terbaik

Pembangunan Kawasan Oesapa di Wilayah Kota Kupang, Bakal Jadi Obyek Wisata Terbaik

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Capture desain pembangunan kawasan pantai Oesapa. 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Pantai di kawasan Oesapa, akan dilakukan penataan dan pembangunan sektor pariwisata dan pergerakan ekonomi sekaligus menjadi obyek wisata terbaik di Kota Kupang.

Terdapat empat segem yang akan dilakukan pembangunan kawasan ini dengan total luas lahan 43,79 hektar.

Luas lahan ini dirincikan, segmen 1 pantai Paradiso, seluas 33,88 hektar, segmen 2 Muara 43,79 hektar, segmen 3 Ponduri 39,74 hektar, dan segmen 4 pasar Oesapa seluas 27,04 hektar.

Sementara yang sedang dibangun saat ini adalah segmen 2 dan 3. Rujukan pembangunan sesuai dengan RTRW dan RDTR Kota Kupang. Serta pembangunan itu perwujudan dari water front city. Berbagai fasilitas yang dibangun disebut akan menarik pengunjung datang ke obyek wisata sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

Baca juga: Ekowisata Mangrove di Oesapa Barat, Butuh Dukungan APBD  Kota Kupang

Pembangunan dengan mengusung prinsip pengurangan kumuh, infra for all, pemberdayaan ekonomi masyarakat, kelestarian lingkungan dan kearifan lokal.

Berikut adalah rencana penataan kawasan ekowisata mangrove Oesapa Barat yang salinannya diperoleh POS-KUPANG.COM, Senin 4 Oktober 2021.

1. Cottage

Penataan bagian sisi kiri segmen 2, hutan mangrove eksisting dioptimalkan dengan reboisasi dan penataan yang mengakomodir pembangunan cottage. Dengan begitu, tercipta kesan "Mangrove Rumahku" dan wisatawan yang menginap akan menikmati indahnya pemandangan matahari terbit dan terbenam serta kicauan burung diantara rimbunan pohon mangrove.

Cottage berupa rumah panggung diatas air (Langgam Rote) yang dilengkapi fasilitas hiburan dan restoran lopo berkarakter parametik menjadi pelengkap sensasi aristektur vernakulae NTT.

2. Kolam Bibit Bandeng

Fasilitas berikutnya adalah kolam bandeng yang ditata sebagai koridor menuju cottage mangrove. Dengan mengambil pola radial dan laboratorium pembibitan sebagai titik sentral, kolam ini menjadi salah satu fasilitas ekonomi yang menopang kegiatan pemancingan bandeng disebelahnya.

Baca juga: Beginilah Kondisi Tanggul Penahan Gelombang di Oesapa Barat 

Terdapat 10 petak kolam yang difungsikan sesuai kebutuhan maupun umum bandeng. Pepohonan mangrove tetap dipilih sebagai unsur peneduh kolam sekaligus menjadi pembatas terhadap pemukiman warga yang mengelilinginya.

3. Pusat Edukasi Mangrove

Sebagai sentral dari keseluruhan penataan kawasan segmen 2, fasilitas rekreasi berupa ecowisata mangrove. Fasilitas ini terdiri dari area penerima, Lab edukasi dan pembibitan mangrov, serta jalur wisata mangrov yang tetap mengakomodir bentukan asli jalur eksisting.

Area penerima sedikit ditarik ke arah kolam bendeng akibat keterbatasan lahan tetapi sekaligus menjadi pengikat antara unsur bendeng dan mangrov. Area ini juga sebagai pintu gerbang ke cottage mangrov yang memberi pemandangan ke arah kolam bandeng maupun area pemancingan.

4. Area Pemancingan

Fasilitas kolam pemancingan merupakan fitur unggulan selanjutnya setelah ecowisata mangrov. Dengan mengusung konsep mancing mania, pengunjung dapat memanfaatkan alat pemancingan, jasa pengolahan tangkap maupun mini barbeque yang ada.

Sebagai peneduh, sekeliling kolam akan ditanam pohon waru. Tampilan anjungan pemancingan yang dijajar membentuk setengah lingkaran dan akan menjadi spot selfie maupun latar belakang yang unik bagi penggemar fotografer.

5. RTP Tirosa dan Restoran Bandeng

Salah satu bentuk wajah di seputar segmen Muara pembangunan RTP Tirosa pengurugan daratan yang tidak potensial bagi pertumbuhan mangrov dimaksud untuk memanfaatkan lahan yang kurang cantik ini menjadi lebih menarik.

Konsep ampiteater dimasukan sebagai area bersama dalam kapasitas sedang yang diselingi indahnya taman dan pedesterian (beton berpori).

6. Play Ground

Daya tarik wisata dikawasan mangrov juga ditujukan pada kelompok umur muda dalam hal ini anak-anak. Disediakan area khusus anak-anak untuk bermain difasilitas yang disediakan dengan suasana pasir laut. Tenda-tenda bentuk kreatif dapat menjadi area tunggu bagi orang tua yang ingin tetap mengawasi anak-anaknya saat bermain.

7. RTP Muara ( Sport Area)

Sebagai klimaks linear dari oenataan segmen Muara, dibangun RTP Muara yang menjadi media atraktif kawula muda Kota Kupang. Konsep kegiatan wisata pada area ini adalah pemandangan teluk Kupang dengan fasilitas penunjang berupa jalur Jogging dan sepeda di sisi kali Liliba-Oesapa.

8. RTP Ponduri

Sebagai rangkaian penataan kawasan wisata oesaoa, di segmen 3 direncanakan RTP Ponduri yang bentuknya menyerupai haluan kapal. Ruang terbuka seluas 1,8 hektar ini dilengkapi dengan Pujasera, Kolam Ikan dan air mancur serta taman bunga.

9. Magic Haik

Air mancur di RTP Ponduri memiliki ciri khas bentuk alat timba tradisional (haik/sapait) di Kupang yang mengadopsi prinsip kran ajaib. Ini merupakan perpaduan antara kearifan lokal dan konteks moderen sekaligus menjaga sisi histori nama Oesapa itu sendiri.

10. Jembatan Kawasan

Untuk menghubungkan segmen 2 dan 3 yang dipisahkan oleh lebar kali 30 meter, dibangun sebuah jembatan dengan konstruksi pelengkung sehingga icon baru semakin memperkuat magnet wisata kawasan Oesapa.

Diberitakan sebelumnya, Kelurahan Oesapa Barat, khususnya kawasan sekitar hutan mangrove dan muara bakal menjadi ikon pariwisata baru di Kota Kupang.

Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore, menyampaikan hal ini saat menghadiri ground breaking atau peletakan batu pertama dan sosialisasi kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kota Kupang di lokasi pembangunan, Kelurahan Oesapa Barat, Jumat 17 September 2021.

Proyek bantuan dari Kementerian PUPR melalui program Kotaku ini diyakininya bakal mengubah wajah kawasan tersebut menjadi sebuah destinasi wisata modern seperti yang ada di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Wali Kota mengaku pembangunan ini merupakan hasil dari perjuangan sejak beberapa tahun lalu. Berkat dukungan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah NTT dan jajarannya upaya Pemkot Kupang untuk menata Kota Kupang menjadi kota yang modern mulai terwujud.

Mulai dari pembangunan infrastruktur jalan, lampu jalan, drainase dan trotoar. Ditambahkannya selama beberapa tahun terakhir Kota Kupang mendapat perhatian besar dari Presiden Jokowi melalui Kementerian PUPR. Sejumlah besar dana direktif Presiden ditujukan untuk pembangunan dan penataan Kota Kupang.

Pada kesempatan yang sama Wali Kota juga menyampaikan terima kasih kepada warga Oesapa Barat, para pemilik lahan yang telah rela menghibahkan tanahnya untuk pembangunan tersebut.

Dia optimis penataan ini tidak hanya melahirkan ikon pariwisata baru tetapi juga menciptakan peluang lapangan kerja baru bagi warga di sekitar lokasi, terutama bagi warga yang telah menghibahkan tanahnya.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah NTT, Herman Tobo, mengatakan, pemilihan kawasan Oesapa sebagai kawasan prioritas berkaitan erat dengan konsep penataan ruang Kota Kupang sebagai Water Front City.

Juga pembangunan infrastruktur 4 permukiman untuk menunjang Kawasan Oesapa sebagai Kawasan Strategis Ekonomi dan Pariwisata. Adapun luasan kumuh di kawasan Oesapa ini seluas 16,17 ha.

Pembangunan Skala Kawasan Oesapa Kota Kupang ini menurutnya bertujuan untuk menuntaskan permasalahan kumuh pada 7 indikator kumuh, meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Juga meningkatkan kesempatan dan penyerapan tenaga kerja, mengembangkan livelihood di kawasan sekitar Oesapa Kota Kupang serta mengubah pola hidup dan perilaku masyarakat untuk menata permukiman menjadi lebih bersih, sehat dan lestari.

Dia berharap ke depan Pemerintah Kota Kupang dapat mengelola dan memelihara hasil pembangunan Skala Kawasan Oesapa sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Lurah Oesapa Barat, Christian E. Chamdra, SH yang menyambut Wali Kota menambahkan berkat program penataan kawasan yang sudah dimulai sejak tahun 2018 lalu, kawasan Oesapa Barat tersebut sudah mengalami banyak perubahan.

Sebelumnya kawasan ini masih terhambat sejumlah masalah, diantaranya drainase, sampah, akses jalan yang rusak berat, banjir serta gelombang pasang air laut.

Namun berkat kolaborasi antara Pemerintah Kota Kupang dan Kementerian PUPR perlahan wilayah ini menjadi lebih baik dan nyaman bagi warga. Banyak program dan bantuan yang diberikan di sana, bahkan di tengah pandemi covid 19, Kelurahan Oesapa Barat tetap mendapat perhatian. (*)

Baca Berita Kota Kupang Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved