Unwira Kupang
BI NTT Mengajar Mahasiswa Unwira Kupang Kedaulatan Rupiah
Bank Indonesia Perwakilan NTT ( BI NTT) kembali menggelar program BI Mengajar yang kali ini diberikan kepada mahasiswa Unwira Kupang
QRIS sendiri menghubungkan dengan sumber dana yang telah familiar seperti tabungan, kartu debet, yang elektronik dan kartu kredit.
Lexy Alexander Nggelan yang juga dari BI NTT pada kesempatan yang sama menjelaskan rupiah sebagai pemersatu bangsa dengan penggunaan uang rupiah di Indonesia untuk menjaga kedaulatan rupiah di wilayah NKRI.
"Kalau ada uang yang rusak atau robek dapat ditukar di Bank Indonesia atau kas titipan Bank Indonesia bersama bank-bank lainnya," kata dia.
Ia juga menceritakan perjalanan uang dari awal mula pada 1946 hingga dengan saat ini yang dicetak oleh Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). Sejak awal uang yang dicetak juga dengan serinya masing-masing seperti soal budaya, tokoh nasional, hewan-hewan langka dan ikonik Indonesia atau objek wisata lainnya.
Handrianus P. Asa, narasumber lainnya BI NTT menyampaikan tentang keuangan inklusif setelah, itu. Menurutnya institusi keuangan berperan dalam ekonomi masyarakat terlebih setelah krisis ekonomi 2008 yang mana kelompok bawah masyarakat berpendapatan rendah sangat terdampak. Untuk kita perlu diberikan akses terhadap lembaga keuangan dan pengetahuan informasi soal itu dalam keuangan inklusif.
Untuk itu, stabilitas sistem keuangan perlu dijaga demi mendukung perbankan sebagai intermediasi dalam penghimpunan dana dan penyalurannya kepada masyarakat.
Daerah-daerah terluar juga perlu mendapatkan hak akses yang sama dan perlu ada inovasi dari perbankan untuk menjangkau daerah tak terjangkau.
Indonesia dengan perkembangan inklusi telah mencapai 76 persen dengan indikator kepemilikan rekening dan penggunaan produk layanan perbankan.
Untuk akses layanan non keuangan seperti kantor atau bank di Indonesia cukup baik dibandingkan dengan Malaysia, India dan Thailand. Untuk ATM Indonesia juga cukup baik aksesnya meski penggunaannya masih jauh dibandingkan negara lainnya. (*)