Berita Nasional

Golkar Minta KPK Profesional Kader NTT Prihatin Kasus Azis Syamsuddin

Wakil Ketua DPR, Azis Syamsuddin, ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) dalam kasus dugaan korupsi di Lampung Tengah

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/TSARINA MAHARANI
Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2020). 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wakil Ketua DPR, Azis Syamsuddin, ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) dalam kasus dugaan korupsi di Lampung Tengah. Dalam kasus ini, politisi Golkar itu diduga menyuap penyidik KPK, AKP Stepanus Robin Pattuju.

Menyikapi kasus yang menjerat Azis, DPD Golkar NTT, berharap KPK bertindak profesional. Hal itu disampaikan Ketua Satgas Anti Korupsi DPD Golkar NTT, Kasimirus Cesar Bara Bheri SH. "Selain profesional, juga mengedepankan asas praduga tak bersalah. Kita juga ingin proses hukum ini bisa berjalan lancar," kata Cesar kepada Pos Kupang, Senin 27 September 2021.

Cesar menjelaskan, Golkar juga sejak awal turut mendukung pembentukan lembaga KPK. Karena itu, Golkar sangat komitmen dalam pemberantasan kasus korupsi. "Karena itu dengan kasus ini, Partai Golkar juga menghormati proses hukum yang sedang dilakukan," ujarnya.

Terkait upaya pencegahan korupsi, Cesar mengatakan, Golkar NTT mengharapkan semua kader, terutama yang duduk di legislatif agar menjauhkan diri dari hal-hal bersifat korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Baca juga: Ini Harta yang Dimiliki Azis Syamsuddin Selama Jadi Pejabat Negara

"Kami di DPD Partai Golkar NTT ada Satgas Anti Korupsi. Kita ikut melakukan advokasi terhadap penggunaan APBD. Baik di tingkat provinsi, maupun kabupaten dan kota. Semua kader juga diminta ikut berkontribusi dalam upaya pencegahan dan pemberantasan kasus korupsi," katanya.

Menurut Cesar, setiap kader Golkar yang terlibat dalam kasus tindak pidana korupsi sudah berkomitmen, bahwa kasus yang dialami adalah kasus pribadi dan tidak melibatkan partai.

"Jadi Pak Azis juga menyadari hal itu. Sehingga sudah mengundurkan diri dari jabatannya. Kami juga mohon dukungan masyarakat NTT supaya Pak Azis dapat menjalani proses hukum ini dengan baik dan tuntas," ujarnya.

Ketua DPD II Golkar Sumba Barat, Daniel Bili SH, mengatakan secara internal, sebagai kader Golkar, perlu berbenah diri agar persoalan yang terjadi sekarang tidak terulang lagi pada masa mendatang.

Baca juga: Wakil Ketua DPR RI Ditangkap Di Rumahnya, KPK Tak Percaya Alasan Azis Syamsuddin Terpapar Covid-19

"Sebagai pengurus Partai Golkar, kita senantiasa bekerja dengan berlandaskan pada ketentuan yang berlaku. Karena itu, kami mengimbau teman-teman yang duduk di lembaga DPRD Sumba Barat dalam hal melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat, tetap profesional berlandaskan ketentuan perundangan yang berlaku," tegas Daniel.

Ia menjelaskan selain mendukung pemerintah, Golkar dalam semangatnya membangun Sumba Barat dengan cara mengawasi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian pembangunan tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat.

Jika bekerja profesional sesuai tugas dan fungsi yang diemban, ia optimistis para wakil rakyat Sumba Barat asal Golkar, mampu membentengi diri dari tindakan korupsi. Dalam kasus Azis Syamsudin, ia berharap KPK tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah.

"Sebagai pengurus partai, kita menghormati proses hukum yang sedang berlangsung dengan mengedepankan azas praduga tidak bersalah," ucapnya.

Ketua DPD Golkar Sikka, Gorgonius Nago Bapa atau sering disapa Us Bapa, mengaku prihatin dengan kasus yang menjerat Azis Syamsudin. Pasalnya, selama ini Kader Golkar tidak lagi terlibat dalam persoalan hukum.

Cari Pengganti

Kejadian yang menimpa Wakil Ketua DPR itu menurutnya harus menjadi pelajaran bagi semua kader Golkar. Baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun pusat agar ke depan, jangan ada lagi kader yang terlibat persoalan hukum.

"Semua kader yang duduk di kursi legislatif dan eksekutif, harus kerja sesuai aturan agar tidak terkena persoalan hukum. Terus terang kami prihatin atas kejadian ini. Ini jadi pembelajaran bagi semua," ujar Us Bapa yang juga Wakil Ketua DPRD Sikka ini.

Partai Golkar menyatakan sudah menyiapkan sosok pengganti Azis Syamsudin yang akan menjabat sebagai Wakil Ketua DPR. Pergantian ini dilakukan karena Azis ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh KPK.

Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto, disebut telah mengantongi nama calon Wakil Ketua DPR pengganti Azis. Airlangga akan mengumumkan nama pengganti Azis hari ini, Selasa (28/9). Azis telah mengundurkan diri dari Wakil Ketua DPR sebelum penangkapan KPK, Jumat (24/9).

Surat pengunduran dirinya disampaikan ke Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Sesuai UU MD3, pengganti Azis sebagai wakil ketua DPR akan diambil dari anggota DPR Fraksi Golkar.
Nama Wakil Ketua Komisi III DPR, Adies Kadir, digadang-gadang akan menggantikan posisi Azis.

Menanggapi isu tersebut, Adies Kadir mengaku tak mengetahui dirinya akan ditunjuk Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai pimpinan legislatif.

Sebab itu merupakan wewenangnya dalam menunjuk kader sebagai Wakil Ketua DPR. "Semua itu menjadi hak prerogratif Pak Ketua Umum. Kemungkinan diumumkan besok (hari ini. red) sore," kata Adies.

Ia menilai, saat ini ada dua sosok yang dinilai pantas ditunjuk menjadi Wakil Ketua DPR. Mereka adalah Ketua Fraksi Golkar, Kahar Muzakir dan Sekjen Golkar, Lodewijk F Paulus. "Ada senior seperti Pak Kahar dan Pak Lodewijk yang lebih pas untuk duduk di posisi tersebut," ujarnya.

Ia mengaku masih menikmati jabatannya sebagai pimpinan Komisi III DPR. Oleh sebab itu, dirinya tak akan kasak-kusuk untuk mendapatkan jabatan Wakil Ketua DPR.

"Kalau saya pribadi lebih enjoy tetap di Wakil Ketua Komisi III saja. Biarkan rekan lain yang duduk di sana," katanya.

Cerita Penyidik

Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Semarang, AKP Agus Supriyadi, menjadi saksi dalam kasus suap bekas penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju.

Dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Agus menceritakan tentang awal mula mengenalkan Robin dengan Azis Syamsuddin yang saat itu menjabat Wakil Ketua DPR.

Robin merupakan adik kelas Agus di Akademi Kepolisian. Pada Februari 2020, Agus yang saat itu menjabat Direktorat Cyber Crime Polda Jawa Tengah, mengajak Robin bertemu Azis. Oleh Agus, Azis disebut sebagai saudara.

"Oh iya (saudaranya itu maksudnya) Pak Azis. Nanti ketemu. Pak Robin gak menolak," kata Agus dalam keterangannya, Senin.

Agus mengajak Robin Pattuju karena sebelumnya Azis pernah bertanya apakah memiliki kenalan penyidik KPK. Agus berkenalan dengan Azis pertama kali saat bertugas di Papua. Keduanya kerap berkomunikasi sejak saat itu.

"Beliau sempat menanyakan pada Februari 2020, apakah ada teman di KPK? Terus membahas hal lain termasuk keluarga saya. Saya bilang ada (teman di KPK)," kata Agus.

Agus lantas menghubungi dua penyidik yang merupakan teman satu angkatannya di Akpol. Namun kedua penyidik itu menolak ajakan Agus dengan alasan sibuk. Pilihan Agus kemudian jatuh pada Robin yang saat itu belum lama bertugas di KPK. Ia mengaku tiga kali mengantar Robin bertemu Azis.

"Dikenalkan pertama itu pada Februari 2020. Pertama bertemu di Denpasar Raya (rumah Azis), kedua di Hang Tuah," kata Agus.

Agus mengaku pertemuan dengan Azis hampir selalu berlangsung singkat, sekitar 5-10 menit. Namun dalam momen itu, politikus Golkar itu memang meminta nomor kontak dari Robin. Agus mengaku tak tahu menahu ihwal percakapan antara Robin dan Azis pasca pertemuan itu.

Agus juga hadir saat Robin dan Azis bertemu di Guci, Tegal, Jawa Tengah pada April 2020. Saat itu, ia mengatakan mengajak Robin bertemu Azis yang tengah liburan di sana. Namun Agus kembali membantah mengetahui isi pertemuan di antara Azis dan Robin.

Ia hanya mengaku tahu pertemuan Azis dan Robin pada pagi hari di restoran setempat. Saat itu ada tiga anggota DPRD yang ikut mendampingi Azis.

"Mereka hanya tanya pekerjaan saya dan mengenalkan saya ke DPRD setempat. Cuma saya tak tahu anggotanya siapa," kata Agus saat menceritakan proses perkenalan Robin Pattuju dengan Azis Syamsuddin. (yel/pet/ris/tribunnews.com)

Baca Berita Nasional Lainnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved