Berita Kota Kupang
Kota Kupang Alami Kekeringan Hingga November, 5.000 KK Butuh Air Bersih
Tugas Pokker adalah melakukan kajian dan menganalisis data dan informasi guna memberi rekomendasi kepada Pemerintah
Dia menerangkan, daerah itu antara lain Kabupaten Sabu Raijua, Sumba Timur, Sikka dan Kota Kupang. Khusus Kabupaten Sabu Raijua, Ambrosius menyebut pemkab telah menetapkan siaga darurat dan sedang melakukan pendistribusian air bersih.
Sementara tiga daerah lain saat ini masih melakukan persiapan pendistribusian air bersih. BPBD provinsi, kata ambrosius, telah membentuk kelompok kerja untuk menganalisis dalam penanggulangan kekeringan.
"BPBD sudah membentuk Kelompok Kerja Penanganan Kekeringan (Pokker) yang terdiri dari lintas Perangkat Daerah juga akademisi. Tugas Pokker adalah melakukan kajian dan menganalisis data dan informasi guna memberi rekomendasi kepada Pemerintah dalam rangka menetapkan kebijakan penanganan kekeringan," jelasnya.
Ia berkata Pokker ini dibentuk pada tanggal 31 Agustus 2021 lalu melalui rapat antar sektoral di NTT. Untuk itu dia meminta BPBD di daerah dan Kota untuk bisa memasukan data pendukung dan laporan agar dianalisis.
Baca juga: Enam Bunda PAUD Kota Kupang Dikukuhkan, Begini Suasananya
Ambrosius mengatakan, dari hasil analisis jika ditemukan BPBD daerah tidak bisa menangani, maka BPBD provinsi akan mengambil langkah antisipasi. Meski begitu, BPBD provinsi baru bisa mengambil kebijakan lebih jauh bila daerah telah menetapkan status.
"Maka provinsi juga akan mengambil langkah untuk penetapan tanggap darurat di provinsi. Dari penetapan ini baru bisa dimungkinkan penggunaan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT)," katanya.
Kekeringan ini bisa berlangsung hingga bulan Oktober pada minggu kedua. Hal ini disesuaikan dengan prakiraan BMKG yang menyebutkan musim hujan baru akan terjadi di bulan November.
Pemerintah provinsi, kata Ambrosius, telah mengeluarkan surat edaran ke BPBD di daerah agar bisa memanfaatkan dan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk penanganan kekeringan di wilayah dan bisa berbagi peran.
BPBD mengingatkan, Pemda untuk tetap memperhatikan rilis dari BMKG terkait dengan kekeringan. BPBD daerah juga diminta untuk mendata luas lahan, jumlah jiwa, jumlah kepala keluarga terdampak untuk menetapkan langkah penanganan kekeringan.
Baca juga: Hay Drink Berbahan Kelor Dilaunching di Kota Kupang
Selain itu, dia menghimbau masyarakat untuk mulai menghemat air bersih. Dan para petani juga dihimbau untuk menanam tanaman yang tidak boros air. Pada musim hujan, Ambrosius, berharap adanya bak penampung air hujan dalam penyiapan ketersediaan air.
Untuk persiapan bantuan lainnya, BPBD NTT telah menyiapkan bantuan beras, namun penyaluran baru bisa dilakukan tergantung penetapan di daerah. (*)