Pilpres 2024
Ganjar Pranowo Makin Tersudut, Didukung Konstituen Maju Ke Pilpres, Yang Diterima Malah Ancaman PDIP
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kini jadi sorotan. Pasalnya beredar isu segera dilaksanakan deklasari Ganjar Jadi Presiden. Hasto pun ikut bicara
Partai Golkar menggelar konsolidasi dengan fraksi partai berlambang pohon beringin itu serta ormas dan organisasi sayap se-Jawa Tengah di Hotel Alana Solo, Jumat (18/6/2021).
Ketua DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto pada hari ini melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.
Airlangga tiba di Kecamatan Jatinom sekitar pukul 10.00 WIB.
Kala ditanya apakah dirinya akan maju sebagai capres pada 2024 mendatang, Airlangga menjawabnya dengan guyon.
"Ora takon, ojo mikir, nyambut gawe sek (tidak tanya, tidak memikirkan, dan bekerja dahulu)," tuturnya seusai acara pemberian kendaraan pengangkut sampah, Sabtu 19 Juni 2021.
Kartu Pra Kerja
Menko Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto merespon masukan difabel soal pelatihan program Pra Kerja secara optimal.
Sahabat Tuli, misalnya, mereka harus bekerja keras untuk memahami maksud gerak bibir narasumber.
Selain itu, mereka harus mengunduh aplikasi penerjemah.
Baca juga: PILPRES 2024 - Wacana Duet Megawati-Prabowo Kembali Mencuat, Begini Reaksi Gerindra
Itupun masih menghadapi tantangan.
Aplikasi kadang tidak bisa mengikuti kecepatan bicara narasumber.
Akhirnya, membuat pemahaman mereka tersendat-sendat.
Adanya semacam subtitle menjadi salah satu yang diharapkan ada selama pelatihan online.
Menko Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto merespon keluh kesah tersebut.
"Jadi tadi kita melihat luar biasa disabilitas menyesuaikan antara instruksi lisan dengan menerjemahkan menjadi bahasa tulis," kata dia, Jumat (18/6/2021).
"Sehingga ini menjadi suatu catatan bagi program sehingga ke depan ada beberapa program yang kita coba supaya friendly Difabel," tambahnya.
Airlangga mengatakan model ramah Disabilitas saat ini tengah diramu tim Pra Kerja.
"Nanti modelnya akan kita siapkan," ujarnya.
Kisah Penerima
Keterbatasan pendengaran tidak membuat Anisa Kusumawardani berpangku tangan dengan orang di sekitarnya.
Sahabat Tuli asal Magelang tersebut memilih bekerja sebagai pustakawan di SD Negeri Salam 1.
Itu dilakukan sejak lulus kuliah dan sudah berjalan lebih kurang 2 tahun.
Kerja kerasnya itu demi membantu ekonomi keluarga.
Tak berhenti di situ, Anisa kemudian berkeinginan untuk melakukan penghasilan sampingan dengan membuka usaha.
Baca juga: Pilpres 2024, Ngaku Demokrat Sudah Komunikasi dengan PDIP, Andi Arief Sebut Bukan Kubu Hasto, Siapa?
Reseller busana muslim yang tercetus di pikirannya.
Ia kemudian mencari-cari informasi soal modal usaha.
Itu dilakukannya, salah satunya melalui media sosial instagram.
Tahun 2020, didapatinya informasi tentang program Pra Kerja yang dicetuskan Presiden Jokowi.
Dimana para pendaftar mendapat insentif Rp 2,4 juta sebagai modal usaha.
Ikutlah ia mendaftar. Anisa harus menguras keringatnya.
"Saya tertarik ingin menambah pengetahuan dan membangun ekonomi keluarga," kata Anisa kepada TribunSolo.com saat acara dialog Menko Perekonimian Airlangga dengan Penerima Kartu Prakerja di Alila Hotel Solo, Jumat (18/6/2021).
Ia menyisihkan waktunya setelah bekerja untuk mendaftar belum juga masalah jaringan yang kadang ada kadang tenggelam.
Itupun tidak sekali jadi. Tiga kali Anisa harus mendapat penolakan. Namun, itu tidak menggoyahkan niatnya.
Dicobalah pendaftaran pra kerja gelombang ke-empat dan mimpi Anisa untuk mendapat modal usaha tercapai.
Empat pelatihan diikutinya di antaranya, cara berjualan melalui media sosial, cara membuat kopi, cara untuk membuat foto produk, dan tutorial make up dasar.
"Sore hari setelah pulang kerja, saya langsung cari spot internet yang bagus supaya bisa ikut pelatihan," kata Anisa.
Pelatihan itu memberikan tantangan bagi Anisa. Ia harus mencari cara agar dirinya bisa memahami penjelasan pembicara.
"Awalnya agak kebingungan, kemudian menggunakan aplikasi mengubah suara jadi teks supaya bisa memahami," tutur dia.
"Selain itu juga membaca gerak bibir," tambahnya.
Baca juga: Bursa Pilpres 2024, PKS Utamakan Kader Maju, Tak Berminat Usung Anies Baswedan?
Meski begitu, Anisa tetap menghadapi tantangan.
Penjelasan yang terlalu cepat narasumber menjadi satu diantaranya.
"Penjelasan terlalu cepat, aplikasi kadang tidak bisa mengimbangi. Harus lihat prosesnya secara visual," ucapnya.
Bila dirinya kebingungan dengan penjelasan. Anisa memanfaatkan fitur chat yang ada di aplikasi.
"Untuk bisa lebih memahami, biasanya coba untuk praktik sendiri," ujarnya.
Anisa berharap ke depan ada fasilitas subtitle supaya Sahabat Tuli bisa optimal dalam pelatihan.
"Sebenarnya lebih baik ada substitle. Semisal tidak ada penerjemah bahasa isyarat, masih bisa mengikuti dengan melihat langsung di monitor," ucapnya. (*)
Berita Lain Terkait Pilpres 2024
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sikap Ganjar Atas Pendukungnya Deklarasikan Capres, Sampai Ancaman PDIP ke Kader yang Mbalelo