Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 18 September 2021: Siapa Bertelinga Hendaklah Ia Mendengar

Dengan banyak mendengar, bicara sedikit, tapi ada harapan bahwa banyak eksen di lapangan sesuai apa yang disampaikan.

Editor: Agustinus Sape
Dok Pribadi
RD Ambros Ladjar 

Renungan Harian Katolik Sabtu 18 September 2021: Siapa Bertelinga Hendaklah Ia Mendengar (1 Tim 6: 13 - 16; Lk 8: 4-15)

Oleh: RD. Ambros Ladjar

POS-KUPANG.COM -Tuhan sudah menciptakan kita lengkap dengan semua indra.

Kita punya dua telinga agar bisa banyak mendengar. Sedangkan mulut hanya satu agar bicara seperlunya dan tak boleh lebih dari itu.

Dengan banyak mendengar, bicara sedikit, tapi ada harapan bahwa banyak eksen di lapangan sesuai apa yang disampaikan.

Jelas kata Santo Yakobus: hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya menjadi pendengar (Yak 1,22).

Yesus justru memuji sikap orang yang melakukan pesan-Nya. Berbahagailah mereka yang mendengarkan firman dan memeliharanya (Lk 11,28).

Tugas utama gereja setelah Kristus adalah menaburkan benih Sabda Allah. Inilah amanat Yesus yang kembali mengingatkan rasul Paulus akan tugasnya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 17 September 2021: Berkeliling dan Berbuat Baik

Kepada Timoteus, rasul Paulus berpesan agar dia memberi kesaksian tentang iman akan pembaptisan.

Konsekuensi lanjutnya juga dia harus tetap hidup sambil tetap berpegang teguh pada iman itu.

Memang kenyataan bahwa ia sendiri akan tetap berhadapan dengan kekejaman dunia serta penganiayaan.

Namun jika mengikuti nasihat ini, maka ia akan menyongsong Kristus saat Ia datang lagi.

Orang harus bertanding dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.

Dari sudut pandangnya, penginjil Matius dan Markus agak berbeda dengan Lukas.

Cerita tentang penabur menitikberatkan sisi negatif para pendengarnya. Benih itu jatuh di tepi jalan. Jelas sulit tumbuh kalau sudah padat tanahnya.

Selain itu, tanah yang berbatu wadas dan tanah di mana tunbuh semak duri.

Kesulitan ketiga jenis tanah serupa memungkinkan benih itu sulit bertumbuh.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 15 September 2021, Pesta SP Maria Berdukacita: Ibu yang Memendam Duka

Atas kenyataan itu, orang tak boleh patah arang lalu mundur. Maju terus pantang mundur dalam setiap usaha.

Tahukah Anda bahwa kita cumalah sarana di tangan Tuhan? Kita dipakai Tuhan untuk mengusahakan hidup berarti bagi orang lain.

Sabda Allah akhirnya seperti aliran air yang berusaha cari dan menemukan jalannya. Sabda yang hidup di hati manusia dapat menghasilkan buah-buah kebaikan.

Salam sehat di akhir pekan untuk semuanya. Tetap taat menjalankan Prokes. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga kita masing-masing dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita hidup. Amin.*

Teks Lengkap Bacaan 18 September 2021:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan I : 1 Timotius 6:13-16

Taatilah perintah ini tanpa cacat sampai saat kedatangan Tuhan

Saudara terkasih, di hadapan Allah yang menghidupkan segala sesuatu dan di hadapan Yesus Kristus yang memberi kesaksian yang benar di hadapan Ponsius Pilatus, aku memperingatkan engkau, "Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Saat itu akan ditentukan oleh Penguasa satu-satunya yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan diatas segala tuan.

Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada kematian, dan bersemayam dalam cahaya yang tak terhampiri.

Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang manusia pun dapat melihat Dia.

Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal. Amin.

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan : 100:2.3.4.5

Refr.: Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu

  • Beribadatlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
  • Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
  • Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!
  • Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bacaan Injil: Lukas 8:4-15

Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan

Banyak orang datang berbondong-bondong dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, "Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih.

Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis.

Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air.

Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama.

Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat." Sesudah itu Yesus berseru, "Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar."

Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu.

Yesus menjawab, "Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar mereka tidak mengerti.

Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah Sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.

Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.

Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang.

Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Renungan harian katolik lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved