Tips sehat
Keputihan, Kencing Nanah, Awas Bisa Jadi Gejala Penyakit PMS, Jangan Dianggap Remeh
Keputihan, Kencing Nanah, Awas Bisa Jadi Gejala Penyakit PMS, Jangan Dianggap Remeh
Sedangkan pada pria, menyerang saluran keluar urine di penis. Penularan dapat terjadi dari luka pada area kelamin.
Penyakt menular seksual ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.
Penyakit trikomoniasis bisa menimbulkan keputihan pada wanita atau malah tidak menimbulkan gejala, sehingga sering kali seseorang secara tidak sadar menularkan penyakit ini ke pasangan seksualnya.
7. Hepatitis B dan hepatitis C
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis, dan dapat mengakibatkan gangguan hati kronis hingga kanker hati.
Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita.
Selain melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai bersama dan transplantasi organ.
8. Tinea cruris
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh jamur ini menyerang kulit di sekitar alat kelamin, paha bagian dalam, dan bokong.
Tinea cruris ditandai dengan ruam merah yang terasa gatal pada kulit yang terinfeksi. Penularannya adalah melalui kontak langsung dengan penderita atau menyentuh benda yang telah terinfeksi.
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus. Virus ini bersifat tidak aktif atau bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala.
Penyebarannya terjadi melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi.
10. Candidiasis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida.
Candidiasis ditandai dengan ruam atau lepuhan yang muncul pada kulit, terutama area lipatan kulit.
Sama seperti infeksi menular seksual lainnya, penularan penyakit ini dapat terjadi melalui hubungan seksual dengan penderita.
Granuloma inguinale atau donovanosis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Klebsiella granulomatis.
Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan dan luka di selangkangan, penis, anus, atau di skrotum.
Tes Penyakit Menular Seksual
Jika mengalami gejala penyakit menular seksual, dokter akan menanyakan perihal hubungan intim dan penyakit yang pernah diderita.
Kemudian, penderita akan menjalani beberapa tes untuk mendeteksi keberadaan virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual.
Tes yang akan dijalani adalah tes darah dan tes urine.
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual.
Dokter juga akan melakukan tes usap untuk mengambil sampel cairan tubuh di sekitar area kelamin.
Sampel ini kemudian akan diperiksa di laboratorium.
Pengobatan Penyakit Menular Seksual
Pengobatan terhadap penyakit menular seksual disesuaikan dengan penyebab infeksi, melalui pemberian obat-obatan berikut ini:
Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan sifilis.
Antibiotik harus tetap dikonsumsi, walaupun gejala yang dirasakan telah membaik. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi kembali terjadi.
Dokter juga akan menganjurkan pasien untuk tidak berhubungan intim hingga masa pengobatan berakhir dan gejala menghilang.
Jenis antibiotik yang diberikan antara lain penisilin, doxycycline, amoxicillin, dan erythromycin.
Selain membunuh bakteri, antibiotik seperti metronidazole dapat membunuh parasit pada penyakit trikomoniasis.
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet yang diminum maupun sediaan yang dimasukkan ke dalam vagina.
Antivirus
Pengobatan dengan obat antivirus hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mengurangi risiko penyebaran.
Jenis obat antivirus yang digunakan untuk menangani herpes genital adalah acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir.
Sementara untuk hepatitis, obat yang diberikan meliputi entecavir, interferon, dan lamivudine.
Antijamur
Untuk penyakit menular seksual yang disebabkan oleh jamur, seperti candidiasis, dokter akan memberikan
krim antijamur yang dioleskan ke vagina, seperti nystatin dan clotrimazole.
Obat antijamur dalam bentuk tablet juga dapat diresepkan oleh dokter, seperti fluconazole dan miconazole.
Komplikasi Penyakit Menular Seksual
Deteksi dan penanganan terhadap penyakit menular seksual perlu dilakukan sejak dini. Jika dibiarkan,
penyakit menular seksual dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:
Peradangan pada mata
Radang sendi
Nyeri panggul
Radang panggul
Infertilitas
Penyakit jantung
Kanker serviks
Kanker anus
Abses anus
Penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Beberapa penyakit menular
seksual, seperti gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis dapat menular dari ibu hamil ke janinnya selama
kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini dapat memicu keguguran dan gangguan kesehatan atau cacat lahir pada bayi.
Mencegah Penyakit Menular Seksual
Langkah utama pencegahan penyakit menular seksual adalah menerapkan perilaku seks yang aman, yaitu
menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan seksual.
Selain itu, ada beberapa tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan, yaitu:
Kenali pasangan seksual masing-masing.
Lakukan vaksinasi, terutama vaksin HPV dan hepatitis B.
Tidak menggunakan NAPZA, terutama dengan berbagi penggunaan jarum suntik.
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, khususnya yang berkaitan dengan organ reproduksi.
Pria bisa melakukan sunat untuk mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual.
Penderita penyakit menular seksual sebaiknya tidak melakukan hubungan seks hingga penyakit dinyatakan sembuh oleh dokter.
Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit kepada pasangan.(*)