Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 14 September 2021, Pesta Salib Suci: Memandang Dia
Ketika kita memandang Dia, kita akan merasakan luapan kasih Bapa yang Dia perlihatkan kepada kita. Renungan harian katolik 14 September 2021
Renungan Harian Katolik Selasa 14 September 2021, Pesta Salib Suci: Memandang Dia (Yohanes 3:13-17)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Kita diajak untuk melihat Dia yang ditinggikan di salib. Kata-kata-Nya menggema kembali. "Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain dari pada Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:13-15).
Yesus menyebut diri sebagai Dia yang turun dari surga: Anak Manusia. Dia menyatakan bahwa kita akan hidup kalau kita memandang Dia dan percaya kepada-Nya, ketika Dia ditinggikan pada salib.
Kita selalu memandang banyak orang dalam hidup setiap hari. Bahkan nyaris setiap saat ada saja wajah-wajah yang kita pandangi yang ada atau lewat di hadapan kita, atau terlintas dalam bayangan benak kita.
Ada wajah-wajah manusia yang membuat hati bergetar karena pesonanya yang luar biasa. Ada tampang garang dan menakutkan, karena menagih utang yang jatuh tempo atau sebagai luapan kemarahan atas kerja kita yang belum sesuai harapan. Ada raut muka yang masam dan seakan mencibir karena tak suka, iri, cemburu, atau alasan yang kurang jelas.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 13 September 2021: Iman Orang Asing
Barangkali tersempat memandang sesama yang berderai air mata dan merasakan sesak duka yang mendalam karena kepergian orang yang dikasihi untuk selamanya. Atau, mereka yang gelisah di pinggir ranjang kerabatnya yang sakit parah.
Tampak kasat mata istri atau suami yang terduduk membisu karena kecapekan setelah seharian bekerja atau lantaran dililit masalah yang membebani pikiran dan terlebih batinnya. Terpandangi bocah-bocah cilik, buah hati yang terlelap tidur sambil memeluk bantal kumal kesayangannya.
Singkatnya, beragam wajah, tampang dan raut muka yang berseliweran kian berganti muncul di hadapan kita, yang kita pandangi tanpa henti. Kadang di hati kita bersemi bahagia. Tapi tak jarang rasa hati ikut bersedih dalam lara.
Mendengar dan merenungkan kata-kata Yesus, kita tergugah untuk memandang kepada-Nya yang lagi ditinggikan pada salib. Kita sempatkan memandang Dia hari ini, juga besok dan hari-hari ke depannya.
Dalam kesibukan, keterdesakan, penderitaan; pun di saat selagi hati berbunga riang. Kita memandang Dia dengan hati penuh percaya, agar hidup kekal kita dapatkan; agar wajah-wajah yang kita pandangi pun mendapatkannya juga.
Hidup kekal itu adalah hidup ilahi yang dianugerahkan kepada kita sekarang ini. Ini adalah hidup Dia Yang Abadi yang ada dalam diri kita masing-masing, yang mengalir dalam dan melalui diri kita, yang diberikan kepada kita ketika kita dilahirkan dari atas melalui pembaptisan, dan melalui kepercayaan kita kepada Yesus.
Ketika kita memandang Dia dengan penuh kepercayaan, kita menerima hidup yang ada dalam diri-Nya, yaitu relasi kasih-Nya dengan Bapa-Nya, pun arus kasih-Nya yang abadi terarah kepada kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 12 September 2021: Menyangkal Diri dan Memikul Salib
Ketika kita memandang Dia, kita akan merasakan luapan kasih Bapa yang Dia perlihatkan kepada kita. Bahwa "begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal" (Yoh 3:16).
Kita akan mengalami bahwa Bapa "mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia" (Yoh 3:17).