KKB Papua
KKB Papua Mulai Terdesak, Muncul Ajakan untuk Berunding Pasca Pembunuhan 4 Anggota TNI di Maybrat
Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sembom mengatakan bahwa aparat keamanan Indonesia melancarkan operasi militer masif di Maybrat usai 4 prajurit TNI tewas.
KKB Papua Mulai Terdesak, Muncul Ajakan untuk Berunding Pasca Pembunuhan 4 Anggota TNI di Maybrat
POS-KUPANG.COM - Setelah mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan empat anggota TNI di di Pos Rayon Militer (Posramil) Kisor, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis 2 September 2021, tampaknya kini mereka mulai terdesak.
Soalnya, usai kasus tersebut aparat TNI setempat melakukan operasi pembersihan KKB Papua dengan melakukan penyekatan wilayah untuk mempersempit ruang gerak pasukan KKB Papua.
Kedernya KKB Papua itu terbaca dari pernyataan manajemen Markas Pusat Komnas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Melalui sebuah video yang beredar, juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sembom mengatakan bahwa aparat keamanan Indonesia melancarkan operasi militer masif di Maybrat usai empat prajurit TNI tewas dalam serangan beberapa hari lalu.
Untuk diketahui empat prajurit tewas tersebut adalah Lettu Inf Dirman asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB); Serda Ambrosius Apri Yudiman dari Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat; Pratu Zul Ansar dari Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat; dan Praka Muhammad Dhirhamsyah dari Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Mereka diserang KKB Papua beranggota sekitar 50 orang pada Kamis 2 September 2021 sekitar pukul 03.00 WIT di Posramil Kisor, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat.
Dalam penyerangan itu para pelaku disebut menggunakan barang tajam, sekadar mengacaukan situasi keamanan di sana.
Baca juga: Diserang KKB Papua, Prajurit Ini Jadi Saksi Hidup Pembantaian Rekan-Rekannya di Posramil Kisor
Padahal selama ini hubungan TNI dengan masyarakat setempat dinilai cukup baik.
Selain empat prajurit tewas, dua prajurit lainnya dilaporkan menderita luka serius terkena bacokan benda tajam oleh anggota KKB Papua.
Dua anggota TNI yang mengalami luka berat adalah Sertu Juliano dan Pratu Ikbal.
Jenazah empat prajurit yang tewas telah dipulangkan ke kampung halaman masing-masing, Jumat 3 September 2021, setelah sempat disemayamkan di Markas Korem 181/PVT di Kota Sorong.
Pelepasan jenazah empat prajurit dilakukan Pangdam XVIII/Kasuarai, Mayjen I Nyoman Cantiasa di Bandara Sorong.
Cantiasa pun menginstruksikan kepada Dankoops Korem 181 untuk mengejar para pelaku demi keamanan Papua Barat, khususnya Maybrat.
Cantiasa pun mengatakan akan bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang berusaha melawan petugas.
Dia juga meminta kepada masyarakat Maybrat untuk tetap tenang karena menjadi tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga keaman di Papua Barat.
"Kepada seluruh masyarakat Maybrat agar tetap tenang karena saya telah bersumpah untuk menjaga keamanan di sini dan melakukan pembinaan," kata Cantiasa.
Baca juga: Geram! Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa Janji Hancurkan KKB Papua yang Serang 4 TNI hingga Gugur
Juru Bicara Komnas TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengklaim serangan yang menewaskan empat anggota TNI tersebut dilakukan oleh pihaknya.
"Panglima Kodap IV Sorong Raya Brigjen Deny Mos dan pasukannya bertanggung jawab atas aksi penyerangan ini dan Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM di bawah Pimpinan Jenderal Goliath Tabuni bertanggung jawab secara komando," kata Sebby melalui keterangan tertulis.
Siap berunding
Meski mengklaim membunuh empat prajurit TNI di Maybrat, kini manajemen Markas Pusat Komnas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) meminta pemerintah Indonesia menghentikan operasi militer di Maybrat, Papua Barat.
Mereka meminta Presiden Joko Widodo membuka diri untuk berunding.
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sembom mengatakan, aparat keamanan Indonesia melancarkan operasi militer masif di Maybrat usai empat prajurit TNI tewas dalam serangan beberapa hari lalu.
"Kami dengan tegas menyampaikan kepada pemerintahan Indonesia di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo agar segera hentikan operasi militer dan kami duduk di meja perundingan," ujar Sebby dalam sebuah rekaman video, Senin 6 September 2021.
Sebby mengatakan, usai operasi militer, pihaknya menerima laporan bahwa pada 4 September 2021 banyak masyarakat terpaksa mengungsi ke hutan-hutan.
Baca juga: 4 Prajurit TNI Tewas Mengenaskan Dibantai KKB Papua, Diserang Saat Tertidur Pulas di Pos Ramil Kisor
"Oleh karena itu kami minta perhatian semua pihak, baik pekerja HAM, gereja, masyarakat dan juga masyarakat internasional, juga PBB..." ucap Sebby.
"Masyarakat sipil menjadi korban, penangkapan sewenang-wenang, pembunuhan di luar prosedur hukum ini sedang terjadi," kata dia menambahkan.
Sebby meminta agar Presiden Jokowi mulai membuka diri untuk berunding membahas status hak-hak politik Papua Barat.
Dugaan Iri dan Tidak Puas
Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa mengungkapkan dugaan penyerangan Posramil Kisor, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan Kabupaten Maybrat, Papua Barat lantaran adanya sakit hati.
Dirinya mengatakan selama ini di wilayah tersebut TNI dekat dengan warga setempat.
Posramil Kisor Maybrat juga merupakan bagian dari pengembangan organisasi Kodam XVIII/Kasuari.
"Pos tersebut sudah berdiri sejak 2019, dan sangat diterima keberadaannya di tengah masyarakat," ujarnya.
Selama ini, kata Pangdam, pembinaan teritorial pun berjalan dengan baik, ada karya bakti, merayakan kemerdekaan RI, hingga aktivitas lainnya bersama warga setempat.
Dalam karya bakti tersebut, para prajurit Posramil Kisor bersama rakyat, bersama-sama membuat lapangan voli, MCK, Gereja, Taman dan bahkan pembinaan.
"Dengan situasi masyarakat yang siap dan antusias untuk membangun, serta dekat dengan TNI. Dan mereka tidak puas, serta iri sehingga melakukan kegiatan seperti ini," ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, wilayah tersebut dipengaruhi oleh kelompok yang bersebrangan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sita 1 Pucuk Senjata
Sementara itu, Pasukan Satgas Yonif Para Raider 501/BY berhasil menyita satu pucuk senjata jenis pistol P1 dari teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Hasil perolehan senjata tersebut terjadi di Kampung Bugapa Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya Papua, Sabtu 4 September 2021.
Dansatgas Yonif Para Raider 501/BY Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya mengatakan, Tim Dalpur yang terlibat dalam operasi di Kampung Bugapa Distrik Sugapa dipimpin langsung oleh Lettu Inf Yulian Nugroho.
Operasi ini, kata dia merupakan tindaklanjut kegiatan dari Operasi Bajra 10 yang digelar untuk mencari dan menyekat pergerakan kelompok KKB yang berada di wilayah Kabupaten Intan Jaya.
"Tim Dalpur berhasil mengamankan satu pucuk pistol P1 milik KKB dan beberapa barang bukti perlengkapan perang lainnya dalam pembersihan yang dilaksanakan pada Sabtu pagi," ujar Arfa dalam keterangan tertulis dikutip Senin 6 Septembe r 2021.
Dijelaskan Arfa, kronologi perburuan KKB yang terjadi di Kampung Bugapa merupakan buah dari kesabaran dalam memperhatikan situasi dan kondisi wilayah melalui patroli dan taktik operasi.
Adapun sasaran dicurigai yaitu sebuah Honai yang terdapat beberapa orang diduga kelompok KKB berada di sana.
Setelah itu, anggota tim Dalpur segera mengatur posisi sesuai dengan perhitungan keadaan di lapangan.
Saat terlihat sekelompok orang KKB lari berhamburan ke jurang dekat Honai anggota tim langsung melaksanakan pengamanan di sekitar Honai.
Setelah melaksanakan pembersihan di dalam Honai dan berhasil mengamankan 1 Pucuk pistol P1 dan perlengkapan perang tradisional lainnya milik KKB yang tertinggal," ujarnya.
“Ini merupakan keberhasilan dari Tim yang diawaki prajurit Bajra Yudha yang terpilih dalam memberikan rasa aman bagi warga dari aksi teror kelompok separatis teroris Papua," tandasnya.
Sumber: kompas.com/tribunnews.com/cnnindonesia.com/okezone.com