Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 2 September 2021: Tuhan Tak Pernah Gagal
Kata Yesus kepada para murid-Nya, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan" (Lukas 5:4).Teks lengkap bacaan.
Kita gagal mungkin karena perencanaan dan perhitungan kita tidaklah jitu. Sangat boleh jadi, lantaran pukat, joran, tali pancing, mata kail, dan umpan atau pelet yang kita pakai tidaklah tepat.
Barangkali waktu kita menangkap bukanlah saatnya ikan mencari makan; atau tempat di mana kita menangkap bukanlah sarang atau rumpon ikan berada. Atau, seperti kata orang, kita memang belum beruntung alias dewi fortuna belumlah berada di pihak kita.
Apa yang terjadi pada diri kita tak boleh diterapkan pada Tuhan. Sekali Ia berencana dan melakukan sesuatu, rencana-Nya akan terus berlangsung menuju perwujudannya.
Bagi Tuhan ada kepastian, titik awal dan titik akhir. Ia tahu kapan menabur, kapan bertumbuh, berbuah, dan kapan memanen.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 29 Agustus 2021: Hati-hati Jaga Hati
Maka, kata-kata suruhan-Nya, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan," seakan menyuruh kita untuk menyelami lebih dalam diri-Nya, tentang siapakah Dia, terlebih di saat kita mengalami kegagalan apa pun dalam hidup.
Kata-kata suruhan-Nya tak sekedar berkaitan dengan soal rezeki untuk hidup. Soalnya, di saat kita mengikuti suruhan-Nya dan memperoleh hasil melimpah, Tuhan justru berkata, "Jangan takut, mulai dari sekarang kamu akan menjadi penjala manusia" (Luk 5:10).
Ternyata ada hubungan antara kata-kata suruhan, peneguhan dengan maksud dan nilai lain yang spiritual.
Kata 'ikan' dalam Bahasa Yunani ( ICHTHUS) digunakan sebagai singkatan untuk kata Iesous CHristos, Theou Uios, Soter yang berarti Yesus Kristus, Putra Allah, Sang Penyelamat. Ichtus pun menjadi tanda/simbol untuk orang kristen.
Kalau begitu, kita memang harus terus berusaha, bekerja, berkarya dan tak putus asa. Terus mencari cara, jalan dan kreatif. Tapi sebenarnya kita tak sekedar bekerja untuk sesuatu rezeki semata, melainkan untuk sesuatu yang lebih dalam.
Kita tak bekerja sebatas untuk mendapatkan materi, untuk hidup, untuk sesuap nasi, untuk bayar kost/kontrakan, untuk beli susu anak, untuk membangun rumah, untuk liburan ke Raja Empat, untuk ziarah ke Tanah Suci, dsb.
Baca juga: Renungan Harian Katolik 29 Agustus 2021:Percuma Mereka Beribadah kepada-Ku, Padahal Hatinya Jauh
Tapi kita juga berkarya untuk sesuatu yang spiritual, untuk menemukan Tuhan; berkarya untuk Tuhan, untuk menggapai dan merangkul semua masuk ke dalam persekutuan bersama Tuhan.
Jala itu merupakan jalinan dan simpul yang mengikateratkan satu sama lain. Ada networking, kesalingterhubungan dalam berkarya bersama, dalam kebersamaan.
Dengan itu pasti ada banyak ikan yang tergapai, terjangkau, terjaring dan kita akan terbuka mata bahwa Tuhan tak pernah gagal.*
Teks Lengkap Bacaan 2 September 2021:

Bacaan I : Kolose 1:9-14