Berita Nasional

Pujian Partai Koalisi terhadap Jokowi Diruntuhkan Wanita Ini, "Berbeda dengan Fakta di Lapangan"

Apresiasi sejumlah partai politik (parpol koalisi) pendukung Jokowi dalam penanganan Covid-19 dan ekonomi nasional diruntuhkan oleh Netty Prasetiyani

Editor: Agustinus Sape
CNN Indonesia/youtube sekretariat presiden
Ketua DPP PKS, Netty Prasetiyani dan Presiden Jokowi. 

Menurut Surya Paloh, persoalannya terletak pada bagaimana membangun kesadaran dan disiplin masyarakat dalam memutus rantai penularan Covid-19.

Ketum PKB Muhaimin Iskandar juga turut memuji. Berdasarkan pengamatannya di daerah-daerah soal vaksinasi, bisa dijalankan dengan efektif ketika semua komponen bangsa terlibat untuk mendorong dan mengupayakan vaksin. "Itu luar biasa pak," kata Muhaimin.

Sementara Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, yang baru bergabung pertama kali dalam pertemuan parpol koalisi tidak mau banyak omong. Tetapi intinya dia turut mendukung berbagai kebijakan yang telah diambil pemerintah.

Berbeda dengan kenyataan di lapangan

Ketua DPP PKS, Netty Prasetiyani mengatakan pujian yang dilayangkan para petinggi partai koalisi pendukung pemerintah terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanganan pandemi virus corona (Covid-19) kontras atau berbeda dengan fakta di lapangan.

Netty menyebut masih banyak rakyat yang gelisah, susah, dan tidak tahu harus berbuat apa di tengah pandemi virus corona ini.

Selain itu, jumlah pengangguran dan pekerja yang dipecat juga meningkat.

"Pujian oleh tokoh-tokoh politik kontras dengan fakta di lapangan," kata Netty kepada CNNIndonesia.com, Senin 30 Agustus 2021.

Netty meminta Jokowi tak terlena dengan pujian yang disampaikan parpol koalisi pendukung pemerintah bahwa penanganan pandemi Covid-19 sudah berada di jalur yang tepat.

Menurutnya, seluruh indikator penanganan pandemi Covid-19 harus dianalisa lebih dahulu. Netty berpendapat, pujian dari parpol koalisi pemerintah bisa mengaburkan kondisi pandemi Covid-19 yang sebenarnya di Indonesia.

"Bahaya jika pemerintah sampai terlena dengan pujian yang tidak berdasarkan data valid. Ini bisa mengaburkan kondisi sebenarnya," ujarnya.

Netty berpendapat Indonesia masih berada dalam masa krisis pandemi Covid-19, meskipun penambahan kasus harian Covid-19 telah turun dalam beberapa hari terakhir.

Menurutnya, kondisi krisis itu bisa dilihat dari angka positivity rate yang masih di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga proses distribusi vaksin yang belum merata dan tepat sasaran.

"Distribusi vaksin belum merata dan target harian vaksinasi sering meleset. Bahkan terjadi kasus salah sasaran penggunaan booster vaksin untuk nakes oleh sejumlah pejabat dan kelompok lain yang tidak berhak," kata anggota Komisi IX DPR itu.

Di sisi lain, Netty mempertanyakan pemerintah yang gencar menghapus mural atau coretan dinding berisi keresahan masyarakat terkait penanganan pandemi Covid-19.

Ia heran dengan tindakan pemerintah yang menghapus mural keresahan publik, namun mempublikasikan pujian dari parpol koalisi pendukung pemerintah secara masif.

"Pertanyaannya, kenapa kritik mural rakyat dihapus, tapi puja-puji yang minim data itu justru dipublikasikan luas di media," ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved