KKB Papua
Menguak Senat Soll, Mantan Prajurit TNI yang Bergabung dengan KKB Papua Bikin Rusuh Hingga Membunuh
Diduga frustasi karena dipecat dari TNI, Senat Soll pun bergabung dengan KKB Papua. Siapa Senat Soll sebenarnya?
POS-KUPANG.COM - Mantan prajurit TNI, Senot Soll bergabung dengan KKB Papua membuat rusuh dan ketakutan warga Papua.
Senat Soll merupakan satu di antara tokoh-tokoh yang paling dicari saat ini.
Pasalnya, Senat diidentifikasi sebagai orang yang dituduh terlibat dalam serangkaian teror pembunuhan di Dekai Papua.
KKB juga yang bikin teror Dekai pada Agustus 2020 hingga tewasnya Hendry Jovinski yang merupakan Staf KPUD Yahukimo.
Meski belum memiliki pemimpin, Satgas Nemangkawi mengatakan KKB di Yahukimo memiliki tokoh yang berpengaruh tesebut.
Kepala Satuan Tugas Penegakan Hukum Nemangkawi, Kombes Faisal Ramadhani, mengatakan mereka memiliki tokoh-tokoh saja, tidak ada pimpinan. Dimana ada Tenius Gwijangge, Temianus Magayang dan Senat Soll.
Baca juga: Tembagapura Papua Genting, TNI Polri Selidiki Bunyi Letusan yang Diduga dari KKB Papua
"Dalam 1-2 tahun ini mereka bergabung," kata Faisal.
Siapa Senat Soll?
Dilansir dari Tribun-Medancom, Senat Soll adalah pecatan anggota TNI pada 2018 lantaran terlibat jual beli amunisi senjata api di Kabupaten Mimika.
Dia membelok dan bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata ( KKB ) Papua.
Merujuk pada Direktori Putusan pada Pengadilan Militer III-19 Jayapura, Senaf Soll diadili secara in Absensia alias tanpa kehadiran terdakwa.
Putusan terhadap dirinya dibacakan pada Rabu, 26 Juni 2019. Saat itu, Senat Soll tercatat sebagai prajurit TNI AD yang berdinas di Yonif 754/ENK dengan pangkat terakhir Prada.
Baca juga: Ternyata Ada Anggota KKB Papua yang Mantan TNI, Mereka Sangat Terlatih
Dia kemudian dinyatakan bersalah dan dipecat dari dinas militer karena terbukti melakukan tindak pidana Desersi dalam waktu damai.
Senat dalam hal ini melakukan ketidakhadiran dinas tanpa izin dalam waktu lebih dari 30 hari secara berturut-turut.
Hal itu diduga dilakukannya saat hendak ditangkap pada 10 September 2018 karena terlibat penjualan amunisi ke masyarakat.
Dia tak kooperatif dan malah melarikan diri ke hutan.
Diduga kuat dalang pembunuhan staf KPUD Yahukimo
Pada Agustus 2020 Senat diduga kuat sebagai dalang dari pembunuhan staf Komisi Pemilihan Umum, Kabupaten Yahukimo, Hendry Jovinski.
Baca juga: KKB Papua Terbelah, ‘Kakak’ Sang Panglima Egianus Kogoya Dihabisi, Satu Keluarga Ditembak Mati
Setelah kejadian tersebut, polisi menerbitkan status daftar pencarian orang terhadap pelaku atas nama Ananias Yalak alias Senat Soll yang hingga saat ini belum tertangkap.
Menurut Kapolda Papua saat itu, Inspektur Jenderal ( sekarang Komisaris Jenderal ) Paulus Waterpauw, ada dugaan mantan anggota TNI tersebut membunuh korban karena frustrasi terhadap pemecatannya.
"Saya telah memerintahkan Dir Reskrimum, Dansat Brimob dan Wadir Intelkam Polda Papua untuk melalukan backup penanganan kasus agar segera terungkap dan pelakunya dapat kita amankan," kata Paulus, Selasa pada 25 Agustus 2020.
Saat kejadian korban Henry naik motor bersama rekannya yang juga pegawai KPU Yahukimo, Kenan Mohi ( 38 ). Mereka berdua lalu dihadang orang tak dikenal dan dimintai KTP saat melintas di dekat jembatan
Ketika akan menyerahkan KTP, Henry langsung ditikam dari belakang menggunakan senjata tajam.
Setelah itu pelaku kabur ke hutan.
Baca juga: KKB Papua Makin Beringas, Dua Pekerja Jembatan Ditembak Mati Lalu Dibakar Bersama Mobil, MENGERIKAN!
Sebulan setelah kasus tersebut, polisi berhasil mengamankan terduga pelaku bernama Arief Sonyap alias Koroway.
Ariel diamankan saat acara bakti sosial di Sekretariat Komite Nasional Papua Barat ( KNPB ).
Tak hanya dalam kasus itu saja. Senat dan Ariel, keduanya sempat berkomplot dalam kasus pembakaran ATM di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada 30 November 2019.
Disebutkan bahwa Senat Soll yang telah berstatus sebagai buron itu mengajak terdakwa Ariel Sonyap alias Koroway untuk membakar bank.
Polda Papua juga masih mengusut dugaan keterlibatan kelompok Senat Soll dalam kasus yang menewaskan dua anggota TNI Yonif Linud 432 Kostrad di Dekai.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyatakan pengejaran diintensifkan karena selain menewaskan dua prajurit TNI, kelompok Senat Soll juga membawa kabur dua pucuk senjata api organik beserta amunisinya.
Baca juga: Rombongan Brimob Terlibat Baku Tembak dengan KKB Papua Saat Evakuasi Pekerja Jembatan
Peta Kekuatan KKB di Yahukimo
Sementara itu Kepala Satuan Tugas ( Satgas ) Penegakan Hukum ( Gakum ) Nemangkawi, Kombes Faisal Ramadhani mengatakan sudah membaca peta kekuatan KKB di Kabupaten Yahukimo, Papua.
Menurutnya kelompok mereka terdiri dari 30 orang dan sudah bercampur dengan masyarakat sekitar. Termasuk mereka yang datang dari Kabupaten Nduga.
"Kalau hitungan saya di sini kira-kira sekitar 30 orang. Mereka sudah bercampur," ujar Faisal.
Faisal juga menjelaskan berdasarkan kontak senjata pada Senin 23 Agustus 2021, ia menilai jika para penembak KKB sudah terlatih.
"Kemarin ( saat Satgas Nemangkawi ) ditembaki itu kan tembakannya ngumpul, cuma karena kami pakai mobil armor jadi tidak tembus. Tembakannya ngumpul artinya senjata terbidik semua dan yang gunakan sangat terlatih," kata dia.
Baca juga: Masih Sangat Mudah, Ini Pemimpin KKB Papua yang Dikenal Paling Berbahaya
Dari enam pucuk senjata api yang dipegang KKB Yahukimo, dua di antaranya adalah senjata jenis SS2 hasil rampasan anggota TNI pada 18 Mei 2021.
Sebelumnya menyerang dua warga sipil Papua yang bekerja membangun jembatan di Sungai Brazza, Kampung Kribun, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua.
Kasatgas Humas Nemangkawi, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal menyatakan kedua korban meninggal dunia akibat penyerangan tersebut.
"Benar bahwa telah terjadi pembantaian dua orang sipil pekerja PT Indopapua di jembatan Kali Brasa," kata Ahmad kepada wartawan, Senin 23 Agustus 2021.
Ia menuturkan kelompok KKB Papua yang diduga bertanggungjawab atas penyerangan ini adalah KKB Pimpinan Tendius Gwijangge.
"Dari keterangan olah TKP, diduga pelaku pembantaian tersebut adalah KKB Wilayah Yahukimo pimpinan Tendius Gwijangge," ujar dia.
Lebih lanjut, ia menambahkan kedua korban meninggal diidentifikasi saksi mata sebagai Rionaldo Ratu Roma dan Dedi Imam Pamungkas.
Saat ini kedua jenazah sedang diperiksa secara medis di RSUD Dekai.
Ia memastikan, aparat tidak akan tinggal diam atas penyerangan tersebut.
"Aparat tidak akan tinggal diam dan mengusut tuntas sesuai prosedur hukum pelaku pembantaian pekerja PT Indopapua ini. Kepada warga masyarakat yang memiliki info seputar KKB Wilayah Yahukimo pimpinan Tendius Gwijangge agar tidak segan melapor ke kepolisian terdekat," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Mantan Prajurit TNI Diduga Frustrasi Dipecat, Pernah Jual Senjata, Tokoh KKB Papua Paling Dicari