KKB Papua

KKB Papua Makin Beringas, Dua Pekerja Jembatan Ditembak Mati Lalu Dibakar Bersama Mobil, MENGERIKAN!

Peristiwa mengerikan kembali terjadi di Papua. Dua orang pekerja dalam proyek pembangunan jembatan di Sungai Brazza, ditembak mati oleh KKB Papua.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Seorang pelajar tingkat SMA bernama Ali Mom (16) tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Wuloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis 15 April 2021. Jenazah korban diusung warga dan prajurit TNI sebagaimana tampak dalam gambar. (Puspen Mabes TNI) 

POS-KUPANG.COM – Peristiwa mengerikan kembali terjadi di Papua. Dua orang pekerja dalam proyek pembangunan jembatan di Sungai Brazza, ditembak mati oleh KKB Papua.

Peristiwa kelam itu terjadi di Kampung Kribun, Distrik Dekat, Kabupaten Yahukimo, Papua  pada Minggu  22 Agustus 2021.

Mirisnya, adalah kedua pekerja pembangunan jembatan itu tak hanya ditembak mati, tetapi juga dibakar bersama mobil operasional yang biasa digunakan para pekerja.

"Diduga setelah dibunuh, kedua korban dibakar bersama mobil yang dikendarainya oleh KKB."

Hal ini diungkapkan oleh Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, di Jayapura, Senin 23 Agustus 2021.

Baca juga: Rombongan Brimob Terlibat Baku Tembak dengan KKB Papua Saat Evakuasi Pekerja Jembatan

Kedua korban tersebut, masing-masing teridentifikasi bernama Rionaldo Raturoma dan Dedi Imam Pamungkas.

Fakhiri memastikan bahwa pihaknya telah menerjunkan Direskrimum Polda Papua Kombes Faisal Ramadhani untuk memeriksa lokasi kejadian.

Kapolda Fakhiri menduga pelaku penembakan itu adalah KKB Papua pimpinan Tendius Gwijangge.

Pasalnya, dalam satu minggu terakhir, kelompik ini  aktif melancarkan sejumlah aksi di Dekai.

"Kalau itu berkaitan ke sana, kemungkinan itu ada, karena kita belum secara detail melakukan penyelidikan. Saya biarkan teman-teman dari Polda, Polres, dan Nemangkawi ke sana dan Pak Dirkrimum sudah sampai di sana," ungkap Kapolda Fakhiri.

Dari lokasi kejadian, polisi menemukan barang bukti berupa satu buah anak panah, satu unit ponsel, dan satu unit mobil Hilux Double Cabin dalam kondisi hangus terbakar.

Fakhiri memastikan belum akan ada pengiriman pasukan pasca insiden tersebut karena sudah ada dua pleton Brimob dan tim Penegakan Hukum (Gakum) Satgas Nemangkawi di Dekai.

Untuk diketahui, secara umum, kondisi keamanan di Papua relatif  kondusif. Hanya saja di beberapa tempat situasinya amat rawan.

Baca juga: KKB Papua Tak Menyerah, Panglima TNI Terjunkan Pasukan Setan, Kemampuannya Terbukti Tumpas GAM Aceh

Wilayah yang umumnya rawan dari intimidasi dan provokasi kelompok separatis tersebut berada di area pegunungan Papua.

Di daerah-daerah tersebut sangat rawan akibat aksi angota kelompok kriminal selalu yang melancarkan aksi gerilyanya.

Kepala Satgas Nemangkawi, Kombes Faisal Ramadhani, menyebutkan, saat ini cukup banyak KKB Papua yang bergerak dalam jumlah kecil.

Sedangkan KKB Papua yang beranggotakan banyak orang,  terdata ada lima kelompok. Mereka tersebar di wilayah yang berbeda-beda.

Wilayah yang dimaksud, adalah Kabupaten Puncak, Kabupaten Nduga, Kabupaten Paniai, Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Mimika.

"Kelompok besar itu ada kelompoknya Lekagak Telenggen di Yambi (Kabupaten Puncak). Setelah penindakan 2018, dia bergeser ke Ilaga," ujar Faisal, kepada Kompas.com, Rabu 18 Agustus 2021.

Dari kelompok Lekagak Telenggen, ungkap Faisal, terdapat beberapa kelompok sempalan. Setidaknya ada dua kelompok sempalan Lekagak yang kini aktif melakukan aksi bersenjata.

"Kelompok ini kemudian anggotanya terpencar. Ada kelompok Lerimayu Telenggen. Ada lagi kelompok Numbuk Telenggen yang sekarang ada di Ilaga," kata dia.

Setelah itu, di Paniai, ada KKB pimpinan Demianus Magai Yogi.

Kelompok ini sudah lama vakum melakukan aksi kriminal, namun tetap aktif.

Baca juga: Masih Sangat Mudah, Ini Pemimpin KKB Papua yang Dikenal Paling Berbahaya

"Kelompoknya Damianus Magai Yogi, dia masih aktif, dalam tiga tahun ini keberadaannya jelas, tapi dia tidak melakukan aksi," ungkap Faisal.

Dari sisi keanggotaan dan persenjataan, Faisal menyebut, kelompok Damianus Magai Yogi masih membahayakan, hanya saja pergerakannya masih terus terpantau aparat keamanan.

Namun, kelompok ini secara aktif berkomunikasi dengan KKB di Intan Jaya.

"Mereka punya persenjataan dan anggota, hanya mereka tidak melakukan aksi. Kelompok Paniai aktif berkoordinasi dengan kelompok Intan Jaya, itu karena jaraknya dekat," kata dia.

Sedangkan KKB Intan Jaya sendiri berada di bawah komando Sabinus Waker.

Kelompok tersebut pada 2020 sangat aktif melakukan aksi dan cukup banyak menyebabkan jatuhnya korban jiwa, baik dari aparat keamanan maupun warga sipil.

"Kelompok Intan Jaya ini sebenarnya ada beberapa kelompok, yang aktif itu kelompoknya Karel Tipagau, lalu Kelompok Sabinus Waker sebagai kelompok besarnya," ujar Faisal.

Kemudian, di Nduga ada KKB pimpinan Egianus Kogoya yang pernah melakukan aksi pembunuhan terhadap 17 pekerja PT Istaka Karya.

Baca juga: Sedang Hadapi KKB Papua, Polda Papua Kini Harus Mengurus Kasus Teror terhadap Wartawan

Faisal menilai, kelompok Egianus selain melakukan aksi kekerasan bersenjata juga sering melakukan propaganda di media sosial.

Hal tersebut bisa dilakukan karena mereka memiliki aktor intelektual yang tidak pernah ikut dalam melakukan aksi kriminal.

"Lalu satu lagi kelompok yang aktif sekali adalah kelompok Egianus Kogoya. Di situ ada Penme Kogoya. Kelompok ini punya aktor intelektual, itu Rambo Lokbere, dia yang menghubungkan dengan dunia luar, tapi dia tidak ikut bertempur, kalau Egianus dan Penme yang selalu melakukan aksi bersenjata," tutur Faisal yang saat ini juga menjabat sebagai Direskrimum Polda Papua.

Militansi kelompok Egianus diakuinya sulit dikejar karena mereka benar-benar menguasai kondisi geografis Nduga.

Selain itu, Egianus Kogoya tidak pernah keluar dari Kabupaten Nduga.

"Kelompok ini secara strategi cukup masif, persenjataannya cukup kuat dan militansinya tinggi," kata dia.

Terakhir adalah, KKB di Mimika yang berada di Tembagapura atau di wilayah operasional PT Freeport Indonesia.

Terakhir kali, kelompok yang dipimpin Johony Botak tersebut, aktif melakukan aksi kriminal bersenjata pada 2020.

KKB Papua --
KKB Papua -- "Pasukan" KKB Papua terlihat selalu siaga walau hidup di hutan. Mereka memikul senjata yang siap ditembakkan ke arah TNI Polri, seperti tampak dalam gambar. (Tribunnews.com)

Baca juga: MENEGANGKAN! Sambil Melepas Tembakan, KKB Papua Rampok Uang Warga Lalu Bakar Tiga Rumah di Yahukimo

"Terakhir, itu ada kelompok Tembagapura yang sebetulnya sekarang ini sudah tidak terlalu aktif, bahkan biasanya setiap 17 Agustus mereka selalu melakukan aksi, tetapi sudah dua tahun ini tidak ada aksi," sebut dia.

Kevakuman kelompok tersebut dikarenakan aktor intelektual yang juga sebagai pengatur strategi berhasil dilumpuhkan oleh aparat keamanan.

"Ini karena aktor intelektualnya, Hengki Wanmang kena pada Agustus 2020, setelah itu otomatis pergerakan mereka hampir stagnan," kata dia.

Selain lima kelompok besar yang masih aktif, ada juga beberapa kelompok yang dahulu sangat aktif dan menjadi sasaran utama aparat keamanan, yang kini sudah tidak aktif.

Setidaknya ada dua kelompok yang kini sudah tidak memiliki kekuatan, yaitu Kelompok Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, pimpinan Goliath Tabuni, dan kelompok Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, di bawah komando Purom Okinam Wenda.

Faisal menyatakan, Goliath Tabuni sejak 2018 telah berhasil dipukul mundur dari Tinggi Nambut dan kini terditeksi berada di Distrik Gome, Kabupaten Puncak.

Hanya saja, ia memastikan Goliath sudah tidak aktif dan memilih berkebun.

Baca juga: Amankan Satu Pucuk Senjata, Satgas Nemangkawi Klaim Kuasai Markas KKB Papua Pimpinan Goliat Tabuni

"Goliath Tabuni masih ada, tapi dia sudah tidak aktif. Jadi, penindakan pada Oktober 2018 di Tinggi Nambut, ada 10 pasukannya kami lumpuhkan, dia lari dari Tinggi Nambut ke Gome itu dia benar-benar lari, sekarang dia berkebun saja," tutur Faisal.

Sedangkan untuk Purom Wenda, Faisal menyebut, yang bersangkutan masih berada di Kuyawage dengan kekuatan minim.

Keberhasilan aparat menangkap panglima operasi kelompok tersebut dianggap benar-benar melumpuhkan kekuatan kelompok Purom Wenda.

Terlebih, salah satu tokoh lain yang ada di kelompok tersebut sudah meninggal dunia.

"Kelompok Purom Wenda terakhir aktif itu Agustus 2019. Setelah kami lakukan penindakan di Balingga sampai markasnya di Kali Mau itu, saat itu cukup banyak yang dilumpuhkan, cukup banyak juga senjata yang berhasil disita, sejak saat itu tidak ada aksi yang dilakukan," kata dia.

"Dulu ada Enden Wanimbo tapi dia meninggal, lalu Oniara Wonda kami tangkap, kelompok ini langsung vakum karena itu penembak utamanya atau panglima operasinya," sambung Faisal.

Berita Lain Terkait KKB Papua

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KKB Diduga Bunuh 2 Pekerja di Yahukimo Papua, Mobil Kedua Korban Turut Dibakar"

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved