Berita Nasional

Gibran Anak Jokowi Sidak Sekolah, Temukan 50 Siswa Ikut Pembelajaran Tatap Muka, Ini Tindakannya

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menemukan sejumlah sekolah di Kota Solo mulai menggelar pembelajaran tatap muka, selagi belum semua pelajar divaksin.

Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Tribun Jateng.com
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka masih melarang pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah selagi belum semua pelajar menerima suntikan vaksin Covid-19. 

Gibran Rakabuming Sidak Sekolah, Temukan 50 Siswa Ikut Pembelajaran Tatap Muka, Ini Tindakannya

POS-KUPANG.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka berusaha mempercepat pelaksanaan vaksinasi untuk warga di kota itu dengan menggelar Bus Vaksinasi.

Hal itu disampaikannya melalui akun Facebook Gibran Rakabuming, Senin 23 Agustus 2021. 

"Ayo Warga Kota Surakarta, jangan lewatkan untuk datangi pelayanan Bus Vaksinasi," tulis putra Jokowi ini.

Menurutnya, Bus Vaksinasi memberikan layanan vaksinasi Covid-19 bagi warga Kota Surakarta berusia 18 tahun ke atas.

Jadwalnya, berlangsung mulai tanggal 24 - 31 Agustus 2021, dengan rincian sebagai berikut.

  • Tanggal  24 - 25 Agustus 2021 bertempat di Kantor Kecamatan Jebres
  • Tanggal 26 - 27 Agustus 2021 bertempat di Kantor Kecamatan Banjarsari
  • Tanggal 30 - 31 Agustus 2021 bertempat di Kantor Kecamatan Laweyan

Meskipun mengadakan Bus Vaksinasi, Gibran menegaskan bahwa pelayanan vaksinasi di Puskesmas dan Rumah Sakit tetap berjalan.

Dia pun tidak lupa mengingatkan warga untuk tetap mematuhi Protokol Kesehatan dengan menerapkan 5 M:

1. Memakai masker

2. Menjaga jarak

3. Mencuci tangan pakai sabun

4. Menghindari kerumunan

5. Membatasi mobilitas

Sebelumnya Gibran menyinggung vaksinasi untuk para pelajar. Menurut dia, vaksinasi untuk pelajar akan dilakukan secepatnya.

Menurut dia, vaksinasi merupakan syarat digelarnya pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah.

Selagi para pelajar belum menerima vaksinasi Covid-19, maka pembelajaran dilaksanakan dalam jaringan (daring).

Berkaitan dengan larangan KBM tatap muda ini, beredar sebuah video yang merekam Gibran Rakabuming melakukan sidak di sekolah-sekolah di Kota Solo, Selasa 24 Agustus 2021.

Video itu memperlihatkan Gibran Rakabuming melakukan inspeksi mendadak di SMP Al-Irsyad Solo.

Alhasil, Gibran menemukan siswa di sekolah tersebut sedang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM)

Gibran pun langsung menyuruh semua siswa dan guru di sekolah tersebut pulang ke rumah masing-masing.

Namun, sebelum pulang mereka semua diwajibkan menjalani tes swab. Ada 50 pelajar dan 29 guru/pegawai yang menjalani tes swab di sekolah tersebut.

Untuk melayani swab bagi para guru dan siswa tersebut, sang Wali Kota langsung memerintahkan Dinas Kesehatan Solo untuk mengerahkan tenaga kesehatan ke SMP Al Irsyad Solo.

Kepala Dinas Pendidikan Solo, Etty Retnowati yang juga mendatangi lokasi membenarkan adanya kegiatan tatap muka di sekolah tersebut. Menurutnya, kegiatan itu tanpa ada izin dari Pemkot Solo.

"Ini tadi sudah saya konfirmasi, katanya hanya 50 siswa, hanya untuk mengecek hafalan Alquran. Memang tanpa koordinasi dengan pemkot, sudah kami tegur," ujar Etty di SMP Al-Irsyad Solo, Selasa 24 Agustus 2021, dilansir detik.com.

Kepala SMP Al-Irsyad Solo, Arif Budi Santoso, mengatakan pihaknya menggelar pembelajaran tatap muka hanya untuk mengecek hafalan Alquran.

Dia mengaku memiliki kendala jika hanya mengecek hafalan melalui daring. Itu sebabnya pada hari ini sebanyak 50 siswa kelas VII dan VIII datang ke sekolah.

"Hanya hari ini, untuk mengecek hafalan anak-anak. Kalau lewat daring kurang validitasnya," kata Arif saat dijumpai di SMP Al-Irsyad Solo, Selasa 24 Agustus 2021.

Arif juga mengakui dirinya belum berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk mengadakan kegiatan hari ini. Dia menegaskan akan mengikuti prosedur tes swab dan akan menghentikan kegiatan.

"Jelas kami hentikan, setelah swab kami suruh pulang. Iya belum koordinasi dengan dinas pendidikan, kita ikuti aturannya," ujar dia.

Menurutnya, selama pandemi SMP Al-Irsyad belum pernah mengadakan PTM. Kegiatan hari ini dilakukan juga merupakan dorongan dari orang tua murid.

"Selama ini selalu daring, baru kali ini tatap muka. Banyak orang tua yang meminta tatap muka," kata Arif.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Solo, Etty Retnowati, mengatakan selama pandemi memang ditemukan beberapa pelanggaran serupa di sekolah lain.

Dirinya selama ini hanya memberikan teguran untuk menghentikan kegiatan PTM selama belum mendapatkan izin.

"Ada beberapa pelanggaran yang kita temukan, ada dari TK, SD, tapi semuanya swasta. Hanya kita minta menghentikan kegiatan dan kita tegur untuk mengikuti aturan," kata Etty.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan pihaknya masih melarang pembelajaran tatap muka (PTM) untuk melindungi siswa agar tak terpapar corona, karena belum seluruhnya mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

"Saya memahami kesulitan siswa dan keluhan orang tua. Kita kejar vaksinasinya dulu, itu tugas saya. Tapi untuk masalah kesehatan, itu saya memang saklek (tegas)," ujar Gibran seusai mengikuti rapat koordinasi penanggulangan Covid-19 di Gedung Manganti Praja, Balai Kota Solo, Senin 23 Agustus 2021.

Gibran mengaku, selain SMK Batik 2, ada sekolah lain yang juga berencana menggelar PTM. Meski enggan menyebutkan nama sekolah itu, ia memastikan mereka telah membatalkan rencananya.

"Ada (sekolah lain). Tapi sudah saya selesaikan. Sekarang PR-nya saya untuk mempercepat vaksinasi murid-murid sekolah, tanggung jawabku," tandasnya.

Gibran berjanji jika situasi membaik dan para siswa sudah selesai divaksin, sekolah diperkenankan untuk melakukan simulasi PTM. Meskipun simulasi sudah sering dilakukan sebelumnya, namun sekolah harus tetap mengajukan izin ke dinas terkait.

Hingga Minggu 22 Agustus 2021, capaian vaksinasi di Solo sudah menyentuh angka 80 persen. Gibran menyatakan, pihaknya akan mempercepat agar tercapai 100 persen.

"Makanya kita kejar lagi vaksinasi. Saya tahu kok, apalagi untuk SMK yang mengharuskan untuk praktik, pasti kesulitan kalau harus melalui aplikasi zoom atau yang lain. Ini tugas saya, tanggung jawab saya untuk mempercepat vaksinasi," katanya.

Terkait SMK Batik 2 yang berencana menggelar PTM, Gibran mengaku tidak bisa memberikan sanksi. Alasannya, SMK sederajat menjadi kewenangan pemerintah provinsi.

Selain itu, pihak sekolah juga sudah meminta maaf. "Tadi saya sudah menerima suratnya. Surat permohonan maaf, dan sudah dibatalkan. Itu kan dibatalkan karena ketahuan. Saya nggak tahu kalau nggak ketahuan gimana," katanya.

Untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa serupa, putra Presiden Joko Widodo itu mengaku sudah meminta Dinas Pendidikan, camat, dan lurah untuk melakukan pengecekan ke sekolah-sekolah. 

Sebagian berita ini telah tayang di detik.com/merdeka.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved