Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu, 22 Agustus 2021: Setia Itu Mahal
Kesetiaan memiliki harga yang amat mahal dalam membangun relasi yang intim antar pihak. Hidup saling setia didasarkan pada unsur saling percaya.
Renungan Harian Katolik Minggu, 22 Agustus 2021: Setia Itu Mahal (Yos 24:1-2a.15-17; Ef 5:21-32; Yoh 6:60-69)
Oleh: RD. Eman Kiik Mau
POS-KUPANG.COM - Kesetiaan memiliki harga yang amat mahal dalam membangun sebuah relasi yang intim antar pihak. Hidup saling setia biasanya didasarkan pada unsur saling percaya.
Nabi Yosua dalam bacaan pertama hari ini mengumpulkan semua suku Israel dan menanyakan komitmen mereka untuk membangun kesetiaan hidup di hadapan Tuhan.
Orang Israel ditempatkan pada 2 pilihan yakni beribadah pada Tuhan yang telah membawa mereka keluar tanah Mesir ataukah beribadah kepada dewa orang Amori.
Atas pertanyaan ini, orang Israel dalam satu suara menjawab bahwa mereka akan selalu beribadah kepada Allah yang telah membebaskan mereka dari tanah perbudakan. Mereka percaya kepada kuasa Tuhan yang telah menyelamatkan mereka dan membimbing mereka untuk hidup sebagai orang merdeka di tanah yang dijanjikan Tuhan bagi mereka semua.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 22 Agustus 2021, Minggu Biasa XXI: Momen Pemurnian Iman
Makna hidup yang seperti ini juga digagas oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus yang menjelaskan tentang relasi kesetiaan yang mesti dibangun oleh pasangan suami istri. Suami harus mengasihi istrinya dan istri harus menghormati suaminya.
Relasi kasih yang seperti ini sesungguhnya dibangun dengan mencontohi relasi kasih Yesus yang dalam kesetiaan-Nya rela mengorbankan diri-Nya demi keselamatan semua manusia, berpuncak pada sebuah keselamatan hidup dan kebahagiaan yang abadi.
Maka hidup untuk saling setia satu sama lain haruslah bermuara pada satu kebaikan bersama.
Untuk menjadi setia, kita akan selalu dihadapkan dengan aneka macam tantangan yang tak mudah. Akan tetapi, ketika kita mampu membangun kesetiaan kita di hadapan Tuhan, maka kita akan bertahan dalam tiap tantangan dan cobaan hidup yang dialami.
Kita harus berani berujar seperti Rasul Petrus, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah Sabda hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."
Baca juga: Renungan Harian Katolik, Kamis 19 Aguatus 2021: Undangan Tuhan
Kepercayaan antar satu sama lain telah menjadi modal dasar untuk membangun kesetiaan di dalam hidup.
Iman perlu dihayati dalam kebebasan putra-putri Allah, Mempelai Kristus. Agama terpaksa, iman terpaksa, seringkali lebih merusak dari orang Atheist, karena putar baliknya dobel, beriman yang nyatanya tak beriman, tak beriman tapi seolah-olah beriman.
Kalau hal ini terjadi maka kita ada dalam krisis yang besar, ramai-ramai tinggalkan Yesus dan bubar sebagai Gereja.
Semoga rahmat Tuhan, Roh Kudus bekerja ekstra keras, sehingga masih bisa terdengar suara iman, "Tuhan, kepada siapa kami akan pergi? Pada-Mu Sabda Hidup yang kekal." Amin.*
Teks Lengkap Bacaan Minggu Biasa XXI Minggu 22 Agustus 2021

BACAAN I (Yosua 24:1-2a.15-17.18b)
"Kami akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita"
Menjelang wafatnya, Yosua mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem. Dipanggilnya para tua-tua, para kepala, para hakimnya dan para pengatur pasukan Israel. Mereka berdiri di hadapan Allah.
Maka berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu, "Jika kamu menganggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah: Kepada dewa-dewa yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang Sungai Efrat, atau kepada dewa orang Amori yang negerinya kamu diami ini? Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!"
Maka bangsa itu menjawab, "Jauhlah dari pada kami meninggalkan Tuhan untuk beribadah kepada allah lain! Sebab Tuhan, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan; Dialah yang telah melakukan tanda-tanda mukjizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui. Kami pun akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita."
L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN (PS 857; Mzm 34:2-3.16-17.18-19.20-21.22-23)
Ulangan:
KECAPLAH BETAPA SEDAPNYA TUHAN, KECAPLAH BETAPA SEDAPNYA TUHAN
Mazmur:
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati, mendengarnya dan bersuka cita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat, untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
BACAAN II (Ef 5:21-32)
"Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat"
L. Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:
Saudara-saudara, hendaklah kamu saling merendahkan diri dalam takut kepada Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu, seolah-olah kepada Tuhan. Sebab suami adalah kepala isteri, sebagaimana Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian pulalah isteri hendaknya tunduk kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri bagi jemaat untuk menguduskannya, setelah menyucikannya dengan air dan firman.
Maksudnya ialah supaya dengan demikian Kristus menempatkan jemaat di hadapan-Nya dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi kudus dan tidak bercela.
Demikian pula suami harus mengasihi isterinya seperti tubuhnya sendiri, maka yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri.
Sebaliknya ia merawat dan mengasuhnya, seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Karena itu, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Rahasia ini sungguh besar! Yang kumaksudkan ialah hubungan Kristus dengan jemaat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
BAIT PENGANTAR INJIL (PS 956)
Ulangan. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:63b.68b)
Sabda-Mu ya Tuhan, adalah roh dan hidup. Sabda-Mu adalah hidup yang kekal.
BACAAN INJIL (Yoh 6:60-69)
"Tuhan kepada siapakah kami akan pergi? Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal"
P. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
P. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
U. Dimuliakanlah Tuhan.
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”
Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.”
Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”
Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
P: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus