Timor Leste

Timor Leste Kenang Para Pejuang FALINTIL di Hari Peringatan Ke-46, Simak Sejarahnya

Pemerintah Konstitusional ke-8 memberikan penghormatan dan ucapan terima kasih kepada seluruh pejuang FALINTIL

Editor: Agustinus Sape
easttimorlawandjusticebulletin.com
Para prajurit Falintil pada saat masih eksis di masa lalu. 

Sejarah Falintil

Melansir Wikipedia, Falintil (atau FALINTIL) awalnya dimulai sebagai sayap militer partai politik FRETILIN dari Timor Timur. Didirikan pada tanggal 20 Agustus 1975,  menanggapi konflik politik FRETILIN dengan Uni Demokratik Timor (UDT).

Nama FALINTIL merupakan singkatan dari nama lengkap dalam Portugis, Forças Armadas da Libertacao Nacional de Timor-Leste. Dalam Indonesia ini diterjemahkan sebagai Angkatan Bersenjata untuk Pembebasan Nasional Timor Timur.

FALINTIL memperoleh sebagian unit militer awal ketika sebagian mantan pasukan garnisun Portugis di wilayah itu beralih kesetiaan kepada FALINTIL pada bulan Agustus 1975, setelah penarikan Portugis.

Pada saat pendudukan Indonesia di Timor Timur pada tahun 1975 FALINTIL terdiri dari 2.500 tentara reguler, 7000 yang memiliki beberapa militer Portugis pelatihan, dan 10.000 yang telah mengikuti kursus instruksi militer singkat, dengan total 20.000.

Komandan pertama FALINTIL adalah Nicolau dos Reis Lobato. Lobato tewas dalam pertempuran dengan pasukan bersenjata Indonesia pada tahun 1978 dan Xanana Gusmão terpilih sebagai penggantinya selama konferensi nasional rahasia di Lacluta, Viqueque pada tahun 1981.

Pertemuan ini juga melihat pembentukan Dewan Revolusioner Perlawanan Nasional (dalam bahasa Portugis Conselho Revolucinario de Resistencia Nacional atau CNNR), yang merupakan langkah pertama dalam menyatukan berbagai gerakan perlawanan faksi di bawah satu organisasi payung.

Perjuangan Perlawanan

Sepanjang tahun 1980-an Gusmão, terkemuka baik FALINTIL dan gerakan perlawanan unifikasi CNNR, mulai menjauhkan diri dari partai FRETILIN dan mulai upaya untuk membuat FALINTIL non-partisan, dan untuk membuatnya sayap perlawanan bersenjata dari gerakan perlawanan terpadu.

Pada 12 Mei 1983 Gusmão menyatakan konvergensi dari semua nasionalis dalam perjuangan mereka melawan pendudukan Indonesia dan oleh April 1984 Gusmão telah memproklamasikan kemerdekaan ideologis FRETILIN dari gerakan perlawanan secara keseluruhan, dan mulai kembali struktur perlawanan bersenjata gerakan .

Pada minggu pertama Juni 1986, pejuang FALINTIL menyerang unit rekayasa Angkatan Darat Indonesia, menewaskan 16 orang tentara TNI.[5] Pada tanggal 31 Agustus 1983, Angkatan Darat Indonesia mulai beroperasi militer di seluruh Viqueqe, sekitar 100 mil dari Dili.

Seorang juru bicara Kedutaan Besar Indonesia di Canberra, mengatakan sekitar 3.200 tentara di empat batalyon, termasuk pasukan khusus, dikerahkan dengan tank dan transportasi pasukan lintas udara.

Pada 5 Mei 1985 Gusmão mengirim Komite Sentral FRETILIN, yang beroperasi di pengasingan, pesan menginformasikan mereka tentang struktur CNNR dan dengan asumsi judul Panglima FALINTIL.

Kemajuan yang signifikan dalam penyatuan gerakan perlawanan terjadi pada bulan Maret 1986 ketika FRETILIN dan UDT setuju untuk penciptaan "konvergensi nasionalis".

Sementara itu, pasukan gerilya FALINTIL terus menyerang pasukan Indonesia. Diplomat di Jakarta kemudian mengakui kehilangan antara 20 dan 35 tentara Indonesia tewas dalam penyergapan FALINTIL pada bulan Juni 1986.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved