Breaking News

Berita Kota Kupang

Kolaborasi Balai POM Kupang dan TP PKK Bantu UMKM NTT

Balai POM bekerja sama dengan Dekranasda dan TP PKK Provinsi NTT. Kerja sama Balai POM dengan Dekranasda dan TP PKK  NTT

Editor: Rosalina Woso
Instagram/Julie Sutrisno Laiskodat
Julie Laiskodat 

Kolaborasi Balai POM Kupang dan TP PKK Bantu UMKM NTT

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kupang menggelar talkshow kiat-kita menjadi UMKM obat dan makanan yang berdaya saing di tengah pandemi Covid-19.

Kegiatan ini dilakukan secara virtual di kantor Balai POM Kupang, dengan narasumber Wakil Ketua komisi IX Melki Laka Lena dan narasumber lainnya, Jumat 13 Agustus 2021. 

Selain itu diikuti juga Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTT, Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Satu Pintu (PMPTSP) Kota Kupang, Kantor Pajak Kupang dan stakeholder lainnya.

Kepala Balai POM  Kupang, Tamran Ismail S. Si., MP, mengatakan, Balai POM Kupang melakukan inovasi dengan nama six in one atau enam Inovasi kegiatan yang dijadikan dalam satu paket dalam rangka pendampingan UMKM.

"Jadi secara tugas dan fungsi, semuanya tidak bisa dilakukan oleh Balai POM harus dibantu dengan stakeholders lainnya, misalnya NPWP di Kantor Pajak, NIB harus di Penanaman Modal dan lainnya. Karena itu, kegiatan ini dilakukan dengan menghadirkan semua stakeholder tersebut agar nantinya pelaku usaha bisa lebih paham," urai Tamran. 

Baca juga: Cek Data Terakhir Cakupan Vaksinasi di Kota Kupang

Dia mengaku, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing produk untuk menghasilkan produk yang aman bermutu dan berkualitas.

Tamran berharap kedepan UMKM khusus obat dan makanan bisa mendapat izin edar  dari Balai POM dalam pengoperasian.

"Data kami, ada 1.500 UMKM di NTT khusus obat dan makanan, baru 10 persen yang mendapatkan izin edar dari Balai POM.  Karena itu kami menggandeng stakeholder, agar bisa membantu pelaku UMKM," ujarnya.

Dikatakan Tamran, talk show Ini merupakan momen awal bagi semua stakeholder untuk bersinergi, nantinya kerja sama akan dituangkan dalam MoU, agar terintegrasi dengan baik.

"Pengalaman kami bawa untuk mengurus izin dan lainnya, sangat menyulitkan bagi masyarakat yang ada di desa karena itu perlu adanya pendampingan secara baik, untuk mempermudah masyarakat mengurus semua izin," ungkapnya.

Baca juga: Satgas dan Tim Patroli di Kota Kupang Kedepankan Persuasif dan Humanis

Narasumber lain yang juga ketua Dekranasda Provinsi NTT, Julie Laiskodat mengatakan, kegiatan talkshow ini digelar Balai POM bekerja sama dengan Dekranasda dan TP PKK Provinsi NTT.

Kerja sama Balai POM dengan Dekranasda dan TP PKK  NTT sendiri, sudah berjalan sejak tahun 2019.

Julie Laiskodat menjelaskan, TP PKK mempunyai jaringan sampai di tingkat dasawisma atau RT.  Disisi lain, keinginan untuk membangun UKM di NTT sangat besar, tetapi masih dinilai kurang dalam segi ilmu dan fasilitas.

"Karena itu, momen dan kerja sama ini sangat tepat, terutama dalam obat dan makanan, yang sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat luas terutama pelaku UKM," paparnya.

Julie menilai, masyarakat di desa atau pedalaman memiliki pengetahuan yang kurang terkait dengan obat-obatan tradisional.

Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19, 42 % Konsumen Tunggak Pembayaran Iuran Air di PDAM Kota Kupang

Dengan kerja sama yang terjalin sejak tahun 2019 ini, diharapkan bisa memberi informasi ke masyarakat terutama masyarakat di desa terkait dengan obat-obatan.

"Selain itu, di tengah masa pandemi ini, kita juga perlu memaknai dengan pembenahan diri, dan berupaya untuk mencari potensi potensi di daerah. Tidak mungkin juga kita pergi ke semua daerah di NTT, karena itu kita membutuhkan bantuan dari masing-masing UMKM, untuk menginformasikan kepada kami,  potensi apa saja yang ada di masing-masing daerah," kata Julie.

Menurut Julie, potensi di provinsi NTT sangat banyak untuk dikembangkan seperti kopi, madu, gula semut,  kelor dan lainnya.

Untuk itu, sangat dibutuhkan informasi dari UMKM tentang potensi di masing-masing daerah agar PKK dan Dekranasda bisa membantu  mempromosikan dan memasarkan produk itu.

Proses pemasaran juga harus dilihat dari sisi persediaan produk di UMKM. Hal itu untuk memastikan ketersediaan produk ketika permintan juga melonjak.

Baca juga: Pantau Lalu-lintas Dishub Kota Kupang Pasang 10 CCTV

"Tantangan ini yang harus kita atasi dan jawab bersama agar UMKM bisa bangkit di tengah pandemi ini. Ada hal menarik  dimana salah satu daerah di NTT bisa memproduksi kecap manis yang terbuat dari air lontar, dan memang kami berupaya untuk memperbaiki kemasannya agar lebih menjual," jelasnya.

Produk lainnya, lanjut Julie, adalah produksi sedotan yang terbuat dari rumput dari Kabupaten Alor. Produk tersebut membantu mengurangi sampah di wilayah tersebut. Disebutkannya UMKM ini sedang didampingi Dekranasda.

Ia menyebut Dekranasda juga hadir untuk membantu kepengurusan izin dan juga uji kelayakan di Balai POM. Apalagi Balai POM juga memberikan kemudahan dengan pendampingan dan bantuan bagi pelaku UMKM termasuk biaya. (*)

Berita Kota Kupang Terkini

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved