Timor Leste
Dijajah Portugal & Diinvasi Indonesia, Ternyata Negara Timor Leste Punya 2 Bahasa Resmi, Apa Saja?
Jika ditilik lebih dalam setelah dijajah portugal dan diinvasi Indonesia bahasa resmi apakah yang digunakan negara Timor Leste.
Penulis: Maria Enotoda | Editor: maria anitoda
Dijajah Portugal & Diinvasi Indonesia, Ternyata Negara Timor Leste Punya 2 Bahasa Resmi, Apa Saja?
POS-KUPANG.COM- Tahukah kamu negara Timor Leste?
Pasti tahu dong. Sejarahnya yang panjang hingga terbentuk negara ini benar-benar membekas di benak masyarakat Timor leste, Indonesia dan bahkan dunia.
Berawal dijajah oleh Portugal, Timor leste diinvasi Indonesia dan akhirnya terbentuklah negara Timor Leste yang berdaulat dan diakui dunia oleh PBB.
Tapi jika ditilik lebih dalam setelah dijajah portugal dan diinvasi Indonesia bahasa resmi apakah yang digunakan negara Timor Leste.
Baca juga: Kisah Gadis Nebraska Berdarah Indonesia Mia Azizah Mengajar di Timor Leste Usai Raih Fulbright
Apakah itu bahasa Portugal atau bahasa Indonesia?
Sejak kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002, setelah sejak tahun 1999 di bawah pemerintahan transisi PBB, berdasarkan konstitusi Timor Leste memiliki 2 bahasa resmi yaitu Bahasa Tetun dan Bahasa Portugis.
Selain itu dalam konstitusi disebutkan pula bahwa Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dijadikan bahasa kerja.
Dalam praktik keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis sebagai bahasa ucap.
Baca juga: Bukan Xanana Gusmao, Presiden Timor Leste Ini Pernah Kritis Akibat Percobaan Pembunuhan, Siapa?
Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis. Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir.
Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan ilmiah.
Dikutip dari Wikipedia, selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede, dan Wetarese.
Di bawah pemerintahan Presiden Suharto, penggunaan bahasa Portugis dilarang.
Baca juga: Begini Sejarah Terbentuknya Negara Timor Leste, Lengkap dengan Daftar Kota di Bumi Lorosae
Saat ini bahasa Portugis di Timor Leste diajarkan dan dipromosikan secara luas dengan bantuan dari Brasil dan Portugal.
Menurut Laporan Pembangunan PBB 2006, hanya kurang dari 5% dari penduduk Timor berbicara bahasa Portugis secara fasih.
Meskipun demikian, validitas laporan ini dipertanyakan oleh para anggota institut linguistik nasional Timor, yang mempertahankan pendapat bahwa bahasa Portugis diucapkan hingga 25% dari penduduk Timor.
Seiring dengan bahasa lokal lainnya, bahasa Tetum merupakan bahasa yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi, sementara itu bahasa Indonesia masih banyak digunakan di media dan sekolah dari SMA hingga perguruan tinggi.
Baca juga: Perbandingan Jumlah Warga yang Divaksinasi Antara Timor Leste, Australia dan Indonesia
Sebagian besar kata dalam bahasa Tetum berasal dari bahasa Portugis, tetapi juga terdapat kata-kata serapan dari bahasa Indonesia, contohnya adalah notasi bilangan.
Politik
Kepala Negara Republik Timor Leste adalah seorang presiden, yang dipilih secara langsung dengan masa bakti selama 5 tahun.
Meskipun fungsinya hanya seremonial saja, ia juga memiliki hak veto undang-undang.
Perdana Menteri dipilih dari pemilihan multi partai dan diangkat/ditunjuk dari partai mayoritas sebuah koalisi mayoritas.
Baca juga: Pria Timor Leste Ini Ingin Jadi WNI, Nekat Masuk ke NTT Lewat Jalan Tikus, Kisahnya Bikin Haru, Apa?
Sebagai kepala pemerintahan, Perdana Menteri mengepalai Dewan Menteri atau Kabinet dalam Kabinet Pemerintahan.
Parlemen Timor Leste hanya terdiri dari satu kamar saja dan disebut Parlamento Nacional.
Anggotanya dipilih untuk masa jabatan selama lima tahun. Jumlah kursi di parlemen antara 52 dan 65 tetapi saat ini berjumlah 65.
Undang-Undang Dasar Timor Leste didasarkan konstitusi Portugal.
Angkatan Bersenjata Timor Leste adalah FALINTIL-FDTL (F-FDTL), sedangkan angkatan kepolisiannya adalah PNTL (Polícia Nacional Timor-Leste). (*)