Berita Sikka

Taat Prokes, Yudisium Mahasiswa FKIP Unipa Indonesia Secara Virtual

dosen menjadi terbatas dan dibatasi oleh jarak dan signal serta pulsa data atau WIFI. Ujian proposal dan skripsi penuh dengan dinamika

Penulis: Aris Ninu | Editor: Rosalina Woso
FOTO UNIPA INDONESIA/PK
Yudisium mahasiswa FKIP Unipa Indonesia secara virtual, Sabtu, 7 Agustus 2021. 

Taat Prokes, Yudisium Mahasiswa FKIP Unipa Indonesia Secara Virtual

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu

POS-KUPANG.COM, MAUMERE -Taat protokol kesehatan (Prokes) di masa pandemi Covid-19, FKIP Universitas Nusa Nipa (Unipa) Indonesia, Sabtu 7 Agustus 2021 melaksanakan acara yudisium periode Agustus 2021 secara virtual.

Hadir saat yudisium virtual Wakil Rektor III Hermus Hero, S.Ag,M.Pd, Dekan FKIP, Marianus Yufrinalis, S.Fil,M.A, Para Wakil Dekan, Para Kaprodi, Para Dosen dan peserta yudisium. 

Adapun  peserta yudisium berjumlah 156 yang berasal dari  Prodi Fisika 3 peserta , prodi Kimia 17, Prodi Biologi 40, Prodi  Bahasa Inggris 25  dan  Prodi PGSD 71.

Pada yudisium ini peserta  lulusan terbaik diraih Maria Beatrix, S.Pd dengan IPK 3,93 kemudian lulusan tercepat diraih oleh Elisabeth  Vandriana Anggi Buan, S.P.d dengan waktu lulus 3 tahun 10 bulan.

Wakil Rektor III, Hermus Hero, S.Ag,M.Pd  dalam sambutannya mewakili Rektor Unipa Indonesia  menyampaikan selamat berbahagia tentu  kalian merupakan angkatan yang punya kisah sulit dan penuh tantangan di penghujung masa studi.

Masa sulit dengan adanya  wabah virus corona yang mewajibkan semua untuk senantiasa waspada dengan selalu mematuhi protokoler kesehatan yang dianjurkan pemerintah .

Baca juga: Pelaku Cabul di Sikka Videokan Hasil Hubungan Badan dengan Anak Dibawah Umur

"Situasi pandemi ini mengubah pola dinamika studi yang dari keadaaan biasa menjadi luar biasa dari yang tidak biasa menjadi terbiasa dari cara lama didorong untuk menemukan cara baru dan mulai beradaptasi. Kalian mengalami jatuh bangun, bertemu dosen untuk bimbingan proposal dan skripsi menjadi hal yang sulit, komunikasi dengan dosen menjadi terbatas dan dibatasi oleh jarak dan signal serta pulsa data atau WIFI. Ujian proposal dan skripsi penuh dengan dinamika, waktu makin tak dapat diduga dan kondisi terus berubah setiap saat," kata Hermus.

Selama proses studi, paparnya, pasti ada salah paham, hampir putus asa, sakit hati dan rasa kecewa.

"Kalian juga mungkin merasa bersalah dan ingin minta maaf. Jika kalian ingin meminta maaf kami telah terlebih dahulu memaafkanmu, pasti kalian sudah mengalami bagaimana kebersamaan dengan bapak/ibu dosen dan tenaga kependidikan, senyum salam dan sapa telah kita alami bersama, mungkin kami terkadang tak sabar atau tak memberi senyum pada kalian, maknai kelemahan kami itu untuk mengubah dirimu menjadi lebih baik," ujar Hermus.

Dekan FKIP,  Marianus Yufrinalis, S.Fil,M.A, menyampaikan  profisiat kepada peserta yudisium untuk teruslah belajar, di manapun, kapanpun dan dari siapapun, serta bagaimanapun situasinya. Belajar tidak identik dengan harus sekolah, dari kehidupan nyatapun harus bisa belajar.

Baca juga: Pemprov NTT Minta Pemkab Sikka Perketat Pasien Isoman

Dekan Marianus menghimau, teruslah berkarya. Sebagai manusia sudah dianugerahi keunggulan dan potensi yang luar biasa, berkaryalah dengan potensi dan keunggulan yang kita miliki itu. Sekecil apapun karya kita, adalah lebih baik disebar, daripada hanya sekedar diam tak bergerak dengan potensi yang dimiliki.

Menurutnya, jadilah pribadi yang mampu menebar manfaat untuk orang banyak, karena sebaik-baiknya manusia, adalah yang bermanfaat untuk  orang lain. Apapun profesinya, mendidiklah dimanapun dan di lingkungan manapun Anda berkarya.

"Dalam dua tahun terakhir kita telah “berperang” melawan pandemi. Dalam dua tahun itu pula kita telah begitu paham dan familiar dengan penggunaan teknologi pembelajaran online," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved