Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 6 Agustus 2021: Menuju Golgotha

Hari ini Gereja merayakan pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nyadi atas Gunung Tabor. Transfigurasi.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik Jumat 6 Agustus 2021, Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya: Menuju Golgotha (Mrk 9:2-10)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Hari ini Gereja merayakan pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nyadi atas Gunung Tabor. Transfigurasi.

Saat Yesus mencapai kulminasi kemulian-Nya. Yesus bertemu dengan Musa dan Elia. Dua nabi besar dalam lintasan sejarah Perjanjian Lama.

Wajah Yesus bercahaya penuh kemuliaan. Puncak spiritualitas hidup Yesus.

Realitas transfigurasi yang dilukiskan Penginjil Markus ini disaksikan tiga murid Yesus yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 6 Agustus 2021, Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya: Wajah

Bagi Petrus, transfigurasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari paparan penderitaan Yesus di Yerusalem yang telah “ditentangnya”, tapi justru ditegur oleh Yesus sebagai “proses pembiusan dari kekuasan setan.”

Yesus hendak menunjukkan bahwa penderitaan dan salib adalah jalan menuju kemuliaan. Transfigurasi merupakan salah satu dari lima peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, selain pembaptisan, penyaliban, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga.

Peristiwa istimewa ini merupakan penyingkapan atas rahasia rencana Allah yang perlahan-lahan membentuk kualitas iman Petrus dan para murid yang lain.

Transfigurasi Yesus di Gunung Tabor merupakan jalan Allah membahasakan jati diri Kristus sebagai Anak Allah yang menjelma menjadi Tuhan dan Juruselamat dunia.

Peristiwa spiritual ini semakin meneguhkan iman para rasul untuk mengenal dan mengikuti Yesus yang menghadirkan Allah Bapa dalam diri-Nya.

Iman para rasul disadarkan melalui perjumpaan Tabor sebelum mereka menyaksikan dan mengalami bagaimana Yesus harus menanggung salib sampai wafat hingga kebangkitan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 3 Agustus 2021: Tuhan Datang

Hal yang menarik dari peristiwa Gunung Tabor adalah permintaan Petrus kepada Yesus untuk mendirikan 3 kemah.

“Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia” (Mrk 9:5).

Rupanya rencana ambisius mendirikan tiga kemah ini merupakan hasrat dari Petrus untuk “mengabadikan” momen mereka mengalami kemuliaan itu. Tampaknya Petrus dan dua murid lain menemukan “zona nyaman” di atas puncak Tabor. Sesuatu yang sangat manusiawi.

Apa yang Yesus lakukan? Yesus mengajak para murid segera meninggalkan Tabor. Peristiwa keselamatan mesti terus dijalankan. Misteri sengsara, penderitaan dan wafat di salib mesti dilalami agar para rasul untuk tiba pada pengertian bahwa kemuliaan Golgota lebih agung dari kemuliaan Tabor.

Para murid diajak meninggalkan Tabor menuju Golgota. Zona nyaman mesti ditinggalkan untuk masuk ke dalam “pertarungan” yang konkret di tengah realitas dunia.

Sebuah ajakan profetik bagi kita: berani tinggalkan zona-zona nyaman sejarah dan memikul salib masuk dalam kenyataan hidup sebagai ruang pemurnian iman.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 5 Agustus 2021: Tetap Cinta Walau Digoda

Kita mesti mengendalikan diri untuk memanjakan hasrat tubuh dalam ruang nyaman dan terlibat dalam ruang-ruang sosial. Saatnya, kita menggarami dan menerangi dunia setelah melalui pengalaman “ada bersama” Yesus.

Pertemuan dengan Yesus dalam pengalaman “Tabor”sejarah hidup hendaknya tidak meninabobokan kita karena mereguk kenikmatan diri privat tapi menjadi energi rohani baru yang terus memompakan keberanian agar masuk ke tengah dunia dan melibatkan diri dan berjuang bersama orang-orang berkehendak baik untuk membaruinya melalui keterlibatan yang kecil dan sederhana.

Saat pandemi ini, mari kita menjadi bagian dari penderitaan sesama yang sedang berada dalam zona derita. Hadir memberi hiburan, mengantar makanan, menyalurkan bantuan dan tidak membangun tembok relasi dengan para korban.

Kita ikut merasakan desah penderitaan dan berpikir bagaimana menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Semua ini menjadi jalan “Golgota” untu mencapai kemuliaan ”Tabor”. *

Renungan harian lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved