Berita Manggarai Timur

Tolak Jual Pertamax Karena Dianggap Mahal, PPI Sambi Rampas Segel SPBU Pota 2 Jam 

masyarakat harus mendapat bahan bakar berjenis premium atau pertalite oleh SPBU Pota yang lebih ekonomis dari partamax

Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
SPBU Pota di Kecamatan Sambi Rampas. 

Tolak Jual Pertamax Karena Dianggap Mahal, PPI Sambi Rampas Segel SPBU Pota 2 Jam 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, BORONG--Persatuan Pemuda Islam (PPI) di Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, melakukan aksi menyegel SPBU Pota di Kota Kecamatan Sambi Rampas.

Penyegelan itu dilakukan lantaran, PPI kecewa dengan pelayanan SPBU Pota dengan menjual BBM jenis Pertamax yang harganya dianggap mahal.

Namun aksi penyegelan SPBU itu hanya berlangsung sekitar 2 jam lamanya, kemudian dibuka kembali.

Julfirlan, Ketua PPI Sambi Rampas, kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 4 Juli 2021 malam, mengatakan, aksi penyegelan yang dilakukan PPI Sambi Rampas sebagai bentuk kekecewaan karena pihak SPBU Pota menjual BBM jenis Pertamax harganya mahal. 

"sempat disegel hampir 2 jam saja, hanya karena teman-teman pertimbangkan masyarakat juga membutuhkan bahan bakar untuk kebutuhan bertani dan melaut, makanya dibuka kembali.Tadi maunya pemilik SPBU harus hadir baru SPBU dibuka,"jelas Julfirlan.

Julfirlan juga mengatakan, terkait aksi itu, juga dilakukan dialog bersama antara PPI dengan Operator lapangan SPBU Pota, dialog itu dipimpin oleh Kepolisian dari Polsek Sambi Rampas. Namun dalam dialog itu tidak ada titik temu. 

Baca juga: 103 Vial Vaksin Moderna Sudah Tiba di Manggarai Timur, 1030 Nakes Siap Disuntik Tahap III

Dalam rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, Rudi Hartono, Ketua Bidang Advokasi Hukum dan HAM PPI Sambi Rampas, mengatakan, pelayanan SPBU Pota pada 2 tahun terkahir ini sedikit meresahkan masyarakat Sambi Rampas.

Pasalnya masyarakat yang pada umumnya adalah petani dan nelayan yang seharusnya mereka dilayani dengan BBM berjenis premium atau pertalite karena dianggap lebih murah dibandingkan dengan BBM jenis partamax.

Karena itu, Rudi menegaskan sampai kapanpun pihaknya akan selalu menolak kehadiran BBM jenis pertamax untuk dijual di SPBU Pota, dengan alasan Sambi Rampas adalah bukan wilayah industri, tetapi masyarakat sambi rampas adalah petani dan nelayan.

"Seharusnya masyarakat harus mendapat bahan bakar berjenis premium atau pertalite oleh SPBU Pota yang lebih ekonomis dari partamax,"ungkap Rudi.

PPI Sambi Rampas juga melalui bidang Advokasi Hukum dan HAM menginginkan agar pihak SPBU jika ingin melakukan uji coba dengan menghadirkan Partamax tidak boleh memberhentikan pengadaan premium dan pertalite.

Baca juga: Penyandang Disabilitas di Manggarai Timur Dapat Perhatian dari Kemensos RI

"Hari ini memang masyarakat tetap membeli partamax tapi dengan paksaan karena desakan kebutuhan untuk bertani dan nelayan. Masyarakat kita tidak semuanya sanggup membeli partamax untuk kebutuhan bertani dan nelayan kecuali dengan keterpaksaan karena tidak pilihan lain tuturnya,"ungkap Rudi.

Untuk itu PPI Sambi Rampas merekomendasikan 4 poin untuk ditindaklanjuti oleh pihak SPBU Pota yakni pertama, adakan kembali stok penyediaan BBM jenis premium dan pertalite di SPBU Pota.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved