Guru di Ende Mengungsi Pasca Gedung Sekolah Ambruk Akibat Banjir dan Longsor
Shanti Peni, guru di SMKN 7 Moni, Kabupaten Ende terpaksa mengungsi pasca gedung SMKN 7 Moni itu ambruk diterjang banjir dan longsor
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti
POS-KUPANG.COM, ENDE - Shanti Peni, guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 7 Moni, Kabupaten Ende terpaksa mengungsi pasca gedung SMKN 7 Moni itu ambruk diterjang banjir dan longsor, Minggu 1 Agustus 2021.
Shanti bersama suami dan satu anaknya selama ini, sebelum terjadi banjir dan longsor, tinggal di kos - kossan samping SMKN 7 Moni.
Mereka kini mengungsi ke rumah sanak keluarga. Sebelum mengungsi Shanti sempat ke sekolah untuk mencabut kabel - kebel listrik yang terhubung dengan puluhan komputer di ruang lab komputer yang juga ambruk.
"Saya sempat cabut dulu kabel - kabelnya, hanya ada unit komputer yang tidak sempat saya cabut karena takut tertimbun atap gedung sekolah," ujarnya.
Baca juga: Ibu Asal Kabupaten Ende Ini Menitikkan Air Mata Saat Terima Bantuan Beras PPKM
Shanti menerangkan, sejak kemarin hingga hari ini terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir dan longsor di tebing belakang hingga membuat gedung SMKN 7 Moni ambruk.
Dia menguraikan kejadiannya pagi tadi sekitar pukul 06.00 Wita. "Kami dengar suara besar, ternyata sekolah ambruk," ungkapnya.
Shanti bersama keluarga memilih mengungsi karena letak kos - kossannya sangat dekat dengan tebing yang longsor dan dekat dengan gedung sekolah yang ambruk.
"Kami ada lima guru yang tinggal di kos - kossan samping sekolah. Hanya saya yang mengungsi karena kos yang saya dan keluarga tinggal itu paling dekat bukit," ungkapnya.
Baca juga: PKM Universitas Flores Gelar Kegiatan di Desa Wolotopo Timur Kabupaten Ende
Shanti mengatakan ia dan keluarga tidak berani terus berada di kos, apalagi hingga saat ini belum ada penangangan longsor dan banjir tersebut.
Sebelumnya diberitakan POS-KUPANG.COM, Gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 7 Moni Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) ambruk, Minggu 1 Agustus 2021.
Gedung sekolah tersebut ambruk akibat diterjang banjir dan longsor. Banjir dan longsor dipicu hujan lebat yang mengguyur wilayah Moni sejak kemarin, 31 Juli 2021.
Kepala Desa Detuena, desa setempat, Rafael Rangga, kepada POS-KUPANG.COM, mengatakan hingga saat ini belum ada penanganan pasca ambruk, lantaran hujan masih terus mengguyur.
"Hingga saat ini, detik ini masih hujan, belum ada penanganan apa - apa," ujarnya saatnya dihubungi POS-KUPANG.COM, Minggu, 1 Agustus 2021 siang.
Menurutnya, dekat bangunan sekolah SMK 7 Moni, ada tebing tiga trap yang belum diratakan atau belum diberi tembok penyokong. Dia menyebut, material longsor berupa tanah, batu dan kayu dari tebing tersebut.