KABAR GEMBIRA, Uji Coba Vaksin HIV Sudah Dilakukan, Penantian Panjang Penderita Akhirnya Terjawab
Sebuah kabar gembira muncul di dunia medis. Kabar gembira ini datang hampir bersamaan dengan munculnya vaksin covid-19 di dunia.
POS-KUPANG.COM – Sebuah kabar gembira muncul di dunia medis. Kabar gembira ini datang hampir bersamaan dengan munculnya vaksin covid-19 di dunia.
Waktunya tak terpaut jauh dari penemuan vaksin AstraZeneca yang kini telah diproduksi secara massal dan dipergunakan di seluruh dunia.
Kabar gembira itu menyebutkan bahwa para peneliti di Inggris telah memberikan dosis pertama dari vaksin HIV kepada sejumlah orang.
Para peneliti di Universitas Oxford Inggris itu memberikan dosis pertama dari Vaksin HIV itu sebagai bagian dari uji klinis fase satu.
Baca juga: KPA Minta DPRD Belu Perjuangkan Anggaran Penanganan HIV-AIDS
Dan, peluncuran vaksin HIV sebagai tahab uji klinis tersebut telah dilakukan pertama kali pada Senin kemarin,
Percobaan yang disebut HIV-CORE 0052 itu bertujuan untuk mengevaluasi keamanan, tolerabilitas, dan imunogenisitas dari vaksin HIVconsvX.
"Ini merupakan bagian dari European Aids Vaccine Initiative, yang didanai oleh Komisi Eropa," kata univesitas tersebut.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa 6 Juli 2021, vaksin ini dikenal sebagai 'mosaik', yang berarti dapat menargetkan berbagai varian HIV-1.
Baca juga: Gejala Penyakit Menular Seksual Waspadai PMS Bisa Sebakan Kemandulan hingga Rentan Tertular HIV/AIDS
Vaksin ini juga berpotensi menjadi vaksin yang cocok untuk digunakan di seluruh dunia.
Selanjutnya para peneliti tersebut akan memberikan dua dosis vaksin dalam rentang waktu empat minggu kepada 13 orang dewasa HIV-negatif yang sehat.
Dua dosis vaksin tersebut diberikan kepada mereka yang berusia antara 18 hingga 65 tahun, dan yang tidak dianggap berisiko terinfeksi virus tersebut.
Peneliti utama uji coba tersebut merupakan seorang Profesor Imunologi Vaksin di Institut Jenner Universitas Oxford, bernama Tomas Hanke.
Baca juga: Bethesda Yakkum Support Pemda Belu Atasi HIV-AIDS
Dari hasil uji coba itulah Tomas Hanke mengatakan bahwa vaksin HIV yang efektif, sesungguhnya telah sulit dipahami dalam tenggat waktu 40 tahun terakhir.
Dengan demikian, kata Tomas Hanke, uji coba klinis tersebut merupakan yang pertama dari berbagai usaha yang telah dilakukan selama ini.
"Percobaan ini adalah yang pertama dari serangkaian evaluasi strategi vaksin baru pada orang HIV-negatif.”
“Artinya, vaksin baru ini merupakan pencegahan sekaligus pada orang yang hidup dengan HIV, merupakan tahap menuju penyembuhan," kata Hanke.
Baca juga: Bethesda Yakkum Lakukan Berbagai Program Penanggulangan HIV-AIDS di Belu
Penelitian Oxford ini bekerja dengan merangsang respons kekebalan tubuh melalui sel T yang membunuh patogen tertentu.
Tidak seperti kebanyakan kandidat vaksin HIV lainnya yang menginduksi antibodi yang dibuat oleh sel B untuk melawan virus.
Perlu diketahui, HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat berkembang menjadi AIDS yang mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.
Pada tahun 2014, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengumumkan target 'jalur cepat' untuk mengurangi jumlah orang yang baru terinfeksi virus menjadi 500.000 pada tahun 2020.
Baca juga: Ibu RT di Sikka Masih Mendominasi Terkena HIV AIDS di Sikka, Ini Jumlahnya
Namun, pada tahun lalu kasus HIV melonjak menjadi sekitar 1,5 juta kasus baru.
Tim peneliti Oxford pun berharap dapat melaporkan hasil penelitian ini pada April tahun depan.
Selain itu, ada pula rencana untuk memulai uji coba serupa di Eropa, Afrika, dan Amerika Serikat (AS).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Uji Coba Vaksin HIV Diluncurkan di Universitas Oxford Untuk Akhiri 'Penantian 40 tahun'