Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 27 Juli 2021: Pancaran Cahaya Kebenaran dan Ketulusan
Kasih setia Allah terhadap manusia tidak terbatas. Kekal abadi kasih setia-Nya.
Renungan Harian Katolik Selasa 27 Juli 2021: Pancaran Cahaya Kebenaran dan Ketulusan (Matius 13 : 36-43)
Oleh: RD. Maxi Un Bria
POS-KUPANG.COM - Kasih setia Allah terhadap manusia tidak terbatas. Kekal abadi kasih setia-Nya. Meskipun manusia sering berkeras hati dan jatuh dalam dosa, namun Allah tetap mengasihinya.
Kasih Allah seperti matahari yang selalu bersinar untuk semua orang. Karena sesungguhnya kebahagiaan dan keselamatan manusia adalah kehendak-Nya yang terutama.
Dalam ziarah menuju tanah terjanji, Musa pemimpin Israel berlutut ke tanah lalu sujud menyembah seraya berkata, "Jikalau aku mendapat kasih karunia di hadirat-Mu Ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekalipun kami sering keras kepala, tetapi kiranya dosa kami diampuni dan ambillah kami menjadi milik-Mu."
Musa menyadari tidak semua orang Isrel mendengarkan Firman Tuhan. Ia tahu bahwa perwujudan sepuluh perintah Allah oleh bangsa Israel memang membutuhkan serangkaian proses dan waktu mulai dari pemahaman dan perubahan perilaku sebagai pernyataan peradaban kasih dan iman kepada Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 26 Juli 2021, Pesta Santo Yakim dan Santa Anna: Bijaksana
Rabindranath Tagore, penyair asal India menulis, “Adab adalah keindahan perilaku. Ia memerlukan kesabaran, kendali diri dan suatu lingkungan yang harmonis untuk kesempurnaannya. Karena adab sejati adalah suatu penciptaan, seperti lukisan, seperti musik. Ia adalah pembauran selaras dari suara, isyarat dengan gerakan, kata-kata dengan tindakan dalam mana berbagai pembauran itu diekspresikan” (Creative unity, 2002:1).
Pembauran pertumbuhan antara gandum dan lalang pada ladang yang sama, membutuhkan kejelian manusia dalam memperhatikan dan membedakannya. Yesus menghendaki agar para murid dan segenap umat beriman berwaspada membedakan apa yang benar dan salah, dan apa yang baik dan jahat dalam realitas kehidupan ini.
Kejernihan dan kepekaan hati nurani dalam membaca realitas sangat dituntut. Karena Anak Manusia selalu menaburkan benih gandum yang baik dalam hati insan beriman, tetapi tidaklah demikian bagi Iblis. Ia akan selalu mencari kesempatan yang tepat untuk menaburkan benih lalang-benih kejahatan.
Karena itu, kita hanya diminta untuk bersikap tegas dan kritis terhadap diri agar mampu memilih dan merawat benih-benih kebaikan dalam hidup. Karena semua kebaikan yang ditaburkan kini, pada waktu yang indah akan menuai kebahagiaan dan keselamatan abadi. Sabda Yesus, “Orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa.“
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Juli 2021: Lalang
Orang benar yang terbuka mendengarkan Sabda Tuhan dan melaksanakannya dalam hidup, dirahmati untuk memancarkan ketulusan dan sukacita sepanjang hidup. Kehadiran mereka memantulkan aura damai sejahtera, keceriaan, optimisme dan harmonitas.
Marilah berjuang melawan Covid-19 dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Menegaskan peradaban kasih dan iman dengan peduli kebaikan dan keselamatan bersama. Salve.*