Kepala SDI Debuklaran-Belu Usaha Tanam Tomat

Kepala SDI Debuklaran, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Emanuel Ati memanfaatkan waktu di luar jam sekolah untuk berkebun

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/TENI JENAHAS
Ketua Poktan Sinar Mentari, Emanuel Ati berbincang-bincang dengan Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin di sela-sela panen perdana tomat, Sabtu 24 Juli 2021. 

Kata Eman, di era pandemi ini, ada kejenuhan di tingkat petani. Gairah bertani juga terlihat menurun karena banyak sekali tantangan seperti keterbatasan modal, alat pertanian, pupuk, obat, pemasaran kurang jelas dan persoalan lainnya. 

Namun, disisi lain, potensi wilayah cukup menjanjikan untuk usaha pertanian dan ada peluang yang bisa didapatkan jika manajemen usaha diurus dengan baik. 

Permasalah ini yang terus dipikirkan Eman dan ia berusaha mencari solusinya. Sebagai seorang guru, Eman tidak hanya bisa memotivasi petani dengan kata-kata belaka tetapi mencoba hidup bersama dengan petani di kebun. Upaya ini ternyata direspon baik petani sehingga akhirnya mereka membentuk kelompok tani tomat. 

Sebagai ketua kelompok, Eman lebih banyak berperan sebagai motivator dan pendamping, mengingat ia juga seorang guru dan menjabat sebagai kepala sekolah. 

"Karena saya guru dan kepala sekolah jadi saya lebih banyak di sekolah. Tapi saya tetap datang ke kebun untuk dampingi anggota", kata guru yang lagi 4,5 tahun pensiun. 

Anggota kelompok Agusto de Parera mengatakan, ia baru pertama kali menekuni usaha tomat setelah bergabung di kelompok tani yang diketuai Emanuel Ati. 

"Saya baru pertama usaha ini setelah gabung di kelompok. Ini pak Eman ketua kelompok", kata Agusto sambil menunjukkan jarinya ke arah ketua kelompok. 

Menurut Agusto, mereka menggarap lahan satu hektare lebih dengan menanam ratusan ribu pohon tomat. Saat ini sudah usia panen dan panen perdana berlangsung beberapa pekan ke depan. Setelah itu panen tahap kedua dan seterusnya. 

Menurut Eman dan Agusto, setelah panen semua, pendapatan dihitung keseluruhannya lalu dikurangi biaya operasional. Keuntungannya akan dibagi rata kepada anggota kelompok. 

Keduanya mengatakan, prediksi pendapatan hasil penjualan tomat tersebut bisa mencapai Rp 100 juta. Keuntungannya lumayan besar dan bila dibagikan kepada lima anggota kelompok, rata-rata mendapat belasan juta per anggota dalam kurun waktu dua bulan. Karena usai panen tomat dua bulan 10 hari. (*)

Berita Kabupaten Belu Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved