Lawan Covid19
Ini Alasan Tenaga Kesehatan Dapatkan Booster Vaksin Lebih Dulu, Dokter Reisa Ungkap Faktanya
Dokter Reisa mengatakan penambahan dosis vaksin ketiga di Indonesia baru hanya diberikan kepada tenaga kesehatan.
Ini Alasan Tenaga Kesehatan Dapatkan Booster Vaksin Terlebih Dahulu, Dokter Reisa Ungkap Faktanya
POS-KUPANG.COM - Setelah pemberlakuan vaksin pertama dan kedua, saat ini dosis vaksin ketiga juga akan diberikan.
Tetapi pemberian dosis vaksin ketiga ini akan diberikan kepada tenaga kesehatan terlebih dahulu.
Hal bukan tanpa alasan atau ada keistimewaan.
Tetapi tenaga kesehatan perlu mendapatkan booster vaksin karena peningkatan kasus Covid-19 di bulan Juni dan Juli, sehingga perlu segera dilakukan perlindungan sesegera mungkin dengan vaksin tambahan.
Selain itu tenaga kesehatan adalah gatda terdepan penanganan coivd19 ini sehingga.
Hal ini juga ditegaskan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr Reisa Brotoasmoro.
Dokter Reisa Brotoasmoro mengatakan penambahan dosis vaksin ketiga atau biasa disebut booster vaksin di Indonesia baru hanya diberikan kepada tenaga kesehatan.
Ia mengatakan Indonesia masih harus mengejar target vaksinasi untuk memastikan penyebaran vaksin dapat dinikmati berbagai kalangan rakyat Indonesia.
Misalnya saja vaksinasi untuk warga lanjut usia ( lansia ) yang ternyata masih ada 80 persen dari 21,5 juta lansia yang belum divaksin.
“Masih 80 persen kaum lansia yang belum divaksin, artinya masih lebih dari 17 juta orang tua yang belum divaksin. Dan masih ada ratusan juta orang yang belum divaksin,” kata Reisa saat memberi siaran pers PPKM, Jumat 23 Juli 2021.
Dokter Reisa mengatakan Indonesia masih harus mengejar kekebalan kelompok atau herd immunity untuk melindungi seluruh lapisan rakyat Indonesia.
Sehingga booster baru akan diberikan kepada tenaga kesehatan.
Tenaga Kesehatan perlu mendapatkan booster vaksin karena peningkatan kasus Covid-19 di bulan Juni dan Juli, sehingga perlu segera dilakukan perlindungan sesegera mungkin dengan vaksin tambahan.
Sekiranya ada 560.000 kasus aktif di Indonesia saat ini, itu setara dengan setengah penduduk kota Jakarta Pusat.