Idul Adha
Di Tengah Pandemi Covid-19, Ibnu Khajar Ajak Umat Berqurban Tanpa Batas, Apa Maksudnya? Cermati Ini
Tanpa terasa sudah dua tahun terakhir, suasana Hari Raya Idul Adha senantiasa berlangsung dalam masa pandemi covid-19.
POS-KUPANG.COM – Tanpa terasa sudah dua tahun terakhir, suasana Hari Raya Idul Adha senantiasa berlangsung dalam masa pandemi covid-19.
Tahun sebelumnya, tepatnya tahun 2020, hari raya keagamaan ini dirayakan dalam suasana Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
Sedangkan dalam tahun 2021 ini, suasana hari keagamaan dirakayan dalam masa PPKM Darurat, dimana pelaksanaannya serasa lebih tegas dibandingkan tahun lalu.
Namun bila kita melihat lebih jernih situasi yang berlangsung di tanah air saat ini, sesungguhnya itu tak lepas dari tujuan luhur pemerintah yakni melindungi seluruh rakyat.
Baca juga: Informasi Lengkap Harga Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1442 H, Paling Murah Kambing dan Termahal Sapi
Pemerintah tak menghendaki rakyatnya terpapar virus mematikan ini bahkan tak merelakan rakyat meninggal dunia karena penyakit ini.
Itulah sebabnya, pemerintah secara tegas menjadikan covid-19 sebagai alasan utama memberlakukan pelbagai pembatasan sosial yang digelorakan saat ini.
Di Indonesia, pandemi covid-19 yang sudah berlangsung setahun lebih ini, sangat identik dengan berbagai bentuk pembatasan.
Pembatasan-pembatasan tersebut secara resmi diatur dalam kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Baca juga: Syarat Berkurban, Bacaan dan Niat Berkurban Serta Waktu Berniat Kurban di Hari Raya Idul Adha 2021
Misalnya pembatasan dalam aktivitas-aktivitas sosial, pembatasan transportasi umum, pembatasan mudik, pembatasan mobilitas antarwilayah dan lainnya.
Ada pula pembatasan pendapatan akibat ekonomi yang terpuruk selama pandemi, hingga pembatasan ibadah di ruang publik.
Jelang momen ibadah kurban di hari raya Idul Adha, pembatasan-pembatasan selama pandemi seakan menjadi sekat tersendiri dalam memaksimalkan ibadah ini.
Padahal, ibadah kurban dapat dilakukan secara maksimal meski pandemi masih mengungkung Indonesia maupun dunia.
Baca juga: Doa dan Niat Berkurban Bisa Diucapkan Sebelum Penyembelihan Hewan Kurban
Apalagi dengan banyaknya masyarakat prasejahtera yang membutuhkan pangan selama pandemi, maslahat kurban menjadi urgen dirasakan masyarakat seluas-luasnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan pakar konsumsi dan keluarga dari Institut Pertanian Bogor Profesor Euis Sunarti, 77,5 persen responden memilih menghemat pengeluaran konsumsi keluarga selama pandemi Covid-19.
Sementara itu, 59,7 persennya memilih membeli bahan makanan dengan harga yang lebih murah.