Warga Bloto Adonara Timur, Flores imur Tagih Janji Pemerintah Soal Pembangunan Jalan
Infrastruktur jalan menuju Desa Bloto, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur hingga saat ini masih sangat memprihatikan
Warga Bloto Adonara Timur Tagih Janji Pemerintah Soal Pembangunan Jalan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda
POS-KUPANG.COM,LARANTUKA- Infrastruktur jalan menuju Desa Bloto, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur hingga saat ini masih sangat memprihatikan.
Meski sebagai salah desa potensial hasil pertanian, namun jalan sekitar 7 KM dari jalur jalan umum itu masih berstatus jalan desa. Pemerintah desa membangunnya dengan menggunakan semenisasi, namun saat ini kondisinya sudah rusak.
Ketua BPD Desa Bloto, Emanuel Tari mengatakan persoalan jalan menjadi keluhan warga sejak 1999 silam. Meski sudah menemui langsung bupti dan wakil namun mimpi warga setempat untuk mendapatkan pemerataan pembangunan belum terwujud.
"Waktu kampanye Paket Bereun di desa ini, beliau berdua janji bangun jalan, tapi sampai sekarang tidak terakomodir," ujarnya kepada wartawan, Jumat 9 Juli 2021.
"Paket Bereun menang di desa ini. Kami sudah ketemu bupati dan wakil tapi kami disampaikan untuk bersabar, karena masih ada desa lain yang lebih memprihatinkan," sambungnya.
Baca juga: Guru Bahasa Inggris di Flores Timur Kesal Tak Ada Formasi CPNS 2021
Ia mengungkapkan, saat hajatan pesta panen pada tahun 2018 lalu, yang dihadiri Wakil Bupati Flotim, Augustinus Payong Boli, warga kembali mengingatkan soal janji pembangunan jalan, namun hal yang sama diperoleh warga.
"Pengajuan proposal juga sering kami lakukan, tapi kami masih tetap diberi janji," katanya.
Pertanyakan Proyek Irigasi
Ia juga mempertanyakan proyek pembangunan parit air oleh dinas pertanian Flotim di lokasi persawahan warga setempat. Pasalnya, pasca bencana, bendungan yang selama ini mengairi sawah, tertutup dengan material longsoran.
"Masa ada proyek parit air tapi air dari bendungan tidak ada. Ini namanya proyek mubazir," katanya.
Sebagai Ketua BPD, ia mengaku sudah melayangkan protes ke pemerintah desa terkait proyek tersebut.
"Bendungan harus dibangun ulang, karena debit air sangat kecil. Masa bendungan belum diperbaiki, tapi sudah ada proyek parit. Nanti airnya dari mana," tandasnya. (*)