Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 2 Juli 2021: Inovasi

Kekalahan Prancis dari Swiss di 16 besar Euro 2021 mengundang komentar dari Arsene Wenger.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik Jumat 2 Juli 2021: Inovasi (Matius 9:9-13)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Kekalahan Prancis dari Swiss di 16 besar Euro 2021 mengundang komentar dari Arsene Wenger. Eks pelatih Arsenal itu melihat beberapa sebab yang membuat Prancis tak berkutik di tangan Swiss, Selasa 29 Juni 2021 dini hari.

Salah satu di antara hal yang paling disorot pria berusia 70 tahun ini adalah pemilihan strategi saat bertanding. Ia memandang pelatih Prancis, Didier Deschamps, terlalu mengandalkan pola serangan balik atau counter attack di ajang Euro 2021 kali ini.

"Di turnamen ini, lebih banyak gol yang tercipta dari skema serangan yang disusun rapi. Kami tidak menunjukkan banyak hal terkait hal itu. Padahal kami punya segudang pemain dengan kualitas menyerang. Sementara Swiss sangat inovatif, kreatif, dan efektif," ulasnya.

Kata inovasi, kreatif belakangan semakin sering terdengar di radio, televisi, maupun percakapan sehari-hari. Hal tersebut wajar terjadi mengingat situasi saat ini menuntut siapa pun untuk mencari cara agar bisa "survive" dan berkembang maju.

Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, atau pembaruan; usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya agar tercipta peluang dan tertemukan cara baru saat berhadapan dengan situasi blok, mandek.

Seorang inovator memiliki kemampuan untuk melihat peluang dan melahirkan ide baru. Ia jeli memilih sumber daya yang akan digunakan dan juga mempunyai keberanian untuk mewujudkan segala ide barunya itu menjadi sesuatu yang bermanfaat baginya dan bagi banyak orang lain.

Yesus pasti sangat tahu seperti apa Matius itu. Penginjil mencatat bahwa Yesus melihat Matius sedang duduk di rumah cukai. Catatan kecil ini memberi indikasi bahwa Matius itu seorang pemungut cukai. Ia pasti rentan terhadap perbuatan tak benar, seperti tips, salam tempel, palak, memungut lebih, manipulasi, korupsi, dan semacamnya.

Dengan catatan lanjut dari penginjil bahwa ketika Yesus berada di rumah Matius, datang pula banyak pemungut cukai dan orang berdosa ikut makan bersama, makin memberi indikasi bahwa Matius bukanlah orang yang tergolong baik dan benar.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 2 Juli 2021: Allah Bebas Memilih

Namun sangat menarik untuk diperhatikan. Yesus ternyata justru memanggil Matius untuk mengikuti-Nya, "Ikutlah Aku" (Mat 9:9). Ia bahkan menyempatkan diri bertandang dan makan bersama di rumah Matius.

Ketika dipertanyakan dan dipersoalkan orang Farisi atas tindakan-Nya, Yesus memberi tanggapan yang sangat mengejutkan dan mendasar, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit" (Mat 9:12).

Pemimpin yang inovatif mampu membaca situasi "real time" yang dihadapi dan melihat pada diri orang yang dibutuhkan untuk bersama dia menjawabi situasi dan tuntutan kebutuhannya.

Ia mengesampingkan stereotipe yang melekat pada diri orang, tapi ingin mengubah lalu mendayagunakan kelebihan orang untuk mewujudkan cita-citanya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 1 Juli 2021: Pembakar Semangat

Ia mengubah kelebihan pribadi dan keterampilan orang dalam hal buruk menjadi sebuah kekuatan dalam hal yang baik.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved