Mengelola Gudang Ilmu Pengetahuan, Ini Kisahnya Sang Pimpinan
Mengelola Gudang Ilmu Pengetahuan Banyak kisah dan lebel yang kurang bergairah dialamatkan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan di negeri ini.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM - Mengelola Gudang Ilmu Pengetahuan Banyak kisah dan lebel yang kurang bergairah dialamatkan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan di negeri ini.
Acap kali OPD yang satu ini diplesetkan sebagai tempat "buangan" bagi birokrat, juga biasa disebut OPD "kering" karena minim anggaran. Alokasi anggaran berkisar puluhan hingga ratusan juta saja per tahun dibandingkan OPD lain bisa mencapai angka miliaran.
Terkadang, stigma seperti ini dapat menurunkan gairah kerja pejabat yang ditempatkan di dinas tersebut. Kurang kreatif dan miskin inovasi.
Tetapi tidak demikian bagi Jony A. Martins, Pelaksana tugas (Plt) Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Belu yang baru dipercayakan atasan memimpin dinas tersebut sejak awal tahun 2021. Ia tidak merasa "terbuang" berada dinas tersebut. Ia tetap bersyukur, bekerja profesional dan terus melakukan terobosan-terobosan baru supaya menghidupkan perpustakaan yang kerap kali dipandang sebelah mata oleh kebanyakan birokrat.
Ditemui Pos Kupang. Com, Rabu 30 Juni 2021, Jony demikian ia sapa terlihat ceria dan ramah ketika menerima kunjungan wartawan. Ia biasa memanggil sesama dengan kata Nai, panggilan sopan bagi orang Belu.
Baca juga: Pemda Manggarai Barat Berlakukan Jam Malam di Labuan Bajo Berlaku Hingga Pukul 20.00 Wita, Jadwal
Ketika diberi kepercayaan, alumni STPDN angkatan 2002 ini bekerja profesional serta menata birokrasi lingkungan kerjanya. Membangun iklim kerja berbasis budaya
(Neter no taek) yang artinya saling menghormati dan saling menghargai. Membangun tim work yang solid. Komunikasi dengan staf manakala ada persoalan dan beri ruang bagi staf untuk menyampaikan ide dan gagasan demi perbaikan pelayanan.
Baginya, setiap OPD itu strategis dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Ibarat pemain sepak bola, ditempatkan di posisi mana saja selalu penting dan dibutuhkan tim untuk meraih prestasi. Ada yang hebat di striker, kiper, bek dan juga gelandang.
Ia hadir di OPD itu sebagai pemimpin yang berani merakit. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan bukan lagi OPD minim kreatif dan inovasi tetapi OPD yang memiliki orang-orang berilmu dan berwawasan luas. Sebagai Plt Kadis, Jony mengajak dan merangkul para staf untuk berperan optimal membangun Kabupaten Belu, kabupaten perbatasan RI-RDTL.
Karena pemerintah dan masyarakat memerlukan orang-orang yang tepat untuk berdiri bagi kemajuan NKRI dari pelosok negeri.
Baca juga: Kampung Adat Lewokluok Masuk Nominasi API Award 2021, Ini Keunikannya
"Kita merangkul staf, ajak diskusi, sharing pendapat untuk menemukan hal-hal baru. Sebagai pemimpin saya butuh dukungan dari staf dan sesama termasuk wartawan", ujar pria yang memiliki Motto hidup belajar rendah hati tapi bukan rendah diri.
Mantan Kabid SDM Sat Pol PP Belu ini mengemukakan, mengelola perpustakaan sebagai suatu organisasi perangkat daerah (OPD) di kabupaten bukan hal mudah. Ia mencontohkan bagaimana meningkatkan minat membaca masyarakat dan pelajar.
Tak bisa dipungkiri, kemudahan-kemudahan dalam mengakses ilmu pengetahuan di era teknologi saat ini dapat mengurangi animo masyarakat untuk datang membaca di perpustakaan.
Bila tidak berani membuat terobosan maka label OPD minim inovasi akan terus menghantui setiap pejabat yang memimpin dinas ini.
Jony ingin menghilangkan stigma itu dengan tetap bekerja profesional supaya visi misi Bupati dan Wakil Bupati Belu di bidang pengembangan SDM bisa terwujud. Budaya literasi harus ditingkatkan dengan kiat-kiat yang baru supaya merangsang minat baca masyarakat, khususnya kalangan pelajar.
"Membaca itu jantung pendidikan dan buku adalah jendela dunia. Kita harus tingkatkan minat baca masyarakat Belu SDM generasi Kabupaten ini bagus", kata pria kelahiran Dilli-Timor Leste, 8 Juni 1980 ini.
Pasca sarjana jebolan Widya Gama Malang 2008 ini meracik kiat untuk merangsang minat baca masyarakat dan pelajar.
Ia memasang wifi gratis di kantor perpustakaan. Hasilnya lumayan bagus. Jumlah kunjungan ke Perpustakaan meningkat. Dari sebelumnya 10-20 orang, naik menjadi 50-100 orang.
Di tengah pandemi COVID-19, kiat ini tidak bisa diandalkan. Mesti mencari terobosan lain yang bisa efektif di era pandemi. Berbekal pengalaman selama memimpin sejumlah OPD, Jony kembali merancang satu inovasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan pelajar.
Namanya use-book, sebuah aplikasi berbasis digital untuk melayani pinjaman buku online. Meski belum diluncurkan, namun dalam waktu dekat, aplikasi ini segera dimanfaatkan.
Dinas juga akan membangun link dengan sekolah. Ketika sekolah mempunyai program wajib bagi siswa untuk baca di perpustakaan, maka dinas memfasilitasi misalnya menjemput menggunakan bus sekolah milik pemda. Langkah ini dalam rangka meningkatkan minat baca.
Mantan Camat Atambua Selatan ini mengatakan, minat baca masyarakat yang tergolong rendah tidak bisa dijadikan alasan pembenaran.
Kehadiran perpustakaan diharapkan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Perpustakaan yang mampu melakukan perubahan minat baca masyarakat
Mampu mengubah karakter masyarakat dari tidak suka membaca menjadi suka membaca dan mengubah masyarakat tuna informasi menjadi masyarakat literasi.
Mengelola perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan dibutuhkan dedikasi dan pengorbanan, pikiran, tenaga dan waktu. Meski anggaran sedikit tapi berupaya untuk berkreatifitas dan berinovasi.
Dengan mengoptimalkan seluruh SDM yang dimiliki dinas sejumlah 41 orang, niscaya sebuah perubahan bisa terwujud.
Mantan Kabag Umum Setda Belu mengatakan, perpustakaan Kabupaten Belum saat ini memiliki 6.000 judul buku dengan jumlah eksemplar mencapai 16.000.
Jumlah buku yang tergolong banyak itu akan lebih bermanfaat jika berada di tangan pembaca untuk dibaca guna menambah ilmu pengetahuan ketimbang menumpuk di perpustakaan tapi minim pembaca.
Baca buku penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Agar tidak dipinggirkan atau dipandang sebelah mata, pemimpin harus kreatif, inovatif dalam melakukan terobosan baru sehingga Perpustakaan yang kian sunyi kembali bergema.
Perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan harus memberikan banyak ilmu kepada masyarakat menuju Belu yang Sehat, Berkarakter dan Kompetitif. (teni jenahas).