Program Link and Match Efektif di SMK Kusuma dan SMK St Yosef Nenuk
Dua sekolah kejuruan atau sekolah vokasi di Kabupaten Belu, Provinsi NTT telah menerapkan program link and match
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
Bagi lulusan yang belum terserap di dunia industri, dunia usaha dan dunia kerja diharapkan bisa membuka lapangan kerja sendiri dengan mengaplikasikan ilmu yang didapat di sekolah.
"Di sekolah ini kami sebut dengan istilah BMW-Bekerja, Melanjutkan studi dan Wirausaha", katanya.
Sekolah yang didirikan 1976 ini memiliki beberapa jurusan yakni Pariwisata, Tata Boga, Tata Busana dan Kesehatan.
SMK Kusuma menjalani link and match untuk setiap jurusan dan paling banyak di program studi perhotelan.
Saat ini sekolah tersebut menjalani link and match dengan Hotel Sotis, King Star dan Hotel Timor.
Untuk jurusan UJP dengan Nayuna Tour and Travel, Tata busana dengan Penjahit Gita dan Kesehatan bekerjasama dengan Rumah Sakit Sito Husada Atambua dan RS Tentara.
Terpisah Kepala Sekolah SMK Katolik St.Yosef Nenuk, Petrus Dile Bataona, SVD kepada Pos Kupang. Com, Selasa 22 Juni 2021 mengatakan, STM Nenuk (Sekarang SMK Red) berdiri tahun 1970.
Sejak berdiri, sekolah ini sudah menerapkan kerja sama dengan dunia usaha terutama untuk magang siswa selama satu tahun. Namun secara kurikulum sebagai pendidikan vokasi empat tahun baru berjalan tahun ajaran 2021-2022.
SMK St. Yosep Nenuk membangun link and match dengan Politeknik Negeri Kupang untuk melanjutkan studi.
Sedangkan untuk penyerapan lulusan bekerja sama dengan dunia usaha di tingkat Kabupaten Belu, Kupang maupun ke luar NTT.
Menurut Pater Piet, program link and match ini bagus karena sekolah dan dunia industri dan dunia usaha saling melengkapi.
Kurikulum diselaraskan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia kerja sehingga esensi pendidikan vokasi sebagai sekolah menghasilkan siswa siap kerja dapat terwujud.
"Saya selalu bilang kita harus mawas diri jangan sampai kita meluluskan orang menjadi penganggur. Padahal sekolah kejuruan itu jelas-jelas dibangun untuk kerja. Saya sering plesetkan, SMK itu adalah Sekolah Menengah Kerja", ujarnya.
Menurut Pater Piet, SMK St. Yosep Nenuk memiliki lima jurusan yakni, jurusan teknik permesinan, otomotif kendaraan ringan, perumahan dan sanitasi, jalan dan jembatan serta jurusan teknik komputer jaringan.
Setiap tahun sekolah ini menghasilkan lulusan sekitar 100 orang lebih. Masing-masing jurusan rata-rata 20 orang. Sekolah ini lebih mengedepankan kualitas ketimbang kuantitas.