Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Dilakukan, Ada Supervisi Akademik

Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Dilakukan, Ada Supervisi Akademik Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Dilakukan, Ada Supervisi Akade

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM / INTAN NUKA
Pertemuan Bakohumas Lingkup Pemprov NTT dengan "Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Tengah Pandemi Covid-19, Peluang dan Tantangan untuk Mewujudkan Generasi Cerdas dan Berkarakter Unggul di Nusa Tenggara Timur, Jumat (18/6) 

Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Dilakukan, Ada Supervisi Akademik

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Dilakukan, Ada Supervisi Akademikdaring melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Namun, banyak dampak pembelajaran di masa pandemi ini bagi kesehatan mental dan kondisi anak didik. Ada risiko putus sekolah, penurunan capaian belajar, kekerasan pada anak, dan risiko eksternal.

Guna mengatasi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Menteri Agama tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi. Dalam keputusan bersama itu, pemerintah mendorong akselerasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat.

PTM tersebut direncanakan dimulai pada Juli 2021. Untuk Provinsi NTT sendiri telah dilakukan uji coba PTM Terbatas sejak 3 Mei 2021 lalu. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Linus Lusi menyebut, dinas bekerja sama dengan tim Lab Biokesmas Provinsi NTT melakukan surveilans dan qPCR bagi guru dan peserta didik secara sampling pada SMA/SMK di Kota Kupang sebelum lakukan uji coba tatap muka. Sekiranya ada 8 SMA, 2 SMK, dan 1 SLB.

Linus menyebut bahwa sekolah yang melakukan PKM tentunya telah selesai menjalani vaksinasi bagi para guru dan tenaga pendidiknya. Setelah selesai vaksinasi, maka akan dilakukan persiapan PTM Terbatas.

"Terbatas dalam hal apa? Terbatas dalam zonasi waktu, jumlah peserta didik, dan desain kurikulum," kata Linus saat menyampaikan materi dalam Pertemuan Bakohumas Lingkup Pemprov NTT dengan "Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Tengah Pandemi Covid-19, Peluang dan Tantangan untuk Mewujudkan Generasi Cerdas dan Berkarakter Unggul di Nusa Tenggara Timur, Jumat (18/6).

Artinya, selain ada pengurangan waktu pembelajaran dan jumlah peserta didik, kurikulum yang digunakan dalam PTM Terbatas juga diseleksi oleh guru bagi kepentingan pembelajaran. Jika ada orang tua yang tidak mau anaknya mengikuti PTM, maka dinas akan berkoordinasi sehingga para guru penggerak bisa mengunjungi siswa

Linus mengatakan, panduan pembelajaran dari pusat bersifat formatif. Kebijakan tetap diambil alih oleh manajemen sekolah sesuai kondisi yang dialami di masing-masing sekolah.

"Regulasi dan evaluasi tetap dilaksanakan oleh para guru di bawah supervisi pengawas," ujarnya.

Sebagaimana dijelaskan bahwa prinsip dari penyelenggaraan pendidikan selama pandemi Covid-19 adalah kesehatan dan keselamatan yang menjadi prioritas utama, serta mempertimbangkan tumbuh kembang anak. PTM Terbatas dengan penerapan protokol kesehatan ketat tentu saja harus diikuti dengan pengawasan.

Baca juga: Ini Strategi Disiapkan Jerman Hadapi Laga Big Macth Serangan Lini Depan Portugal Cristiano Ronaldo

Baca juga: Empat Anggota  Satlantas Polda NTT Keracunan Makan Bakso yang Diduga Mengandung Bahan Berformalin

Widyaprada LPMP NTT Yandri Snae menjelaskan, pelaksanaan supervisi di sekolah akan menolong kepala sekolah dan guru dalam menerapkan pembelajaran sesuai ketentuan di masa pandemi. Supervisi akan membantu guru meningkatkan kemampuan profesionalnya, yang mencakup pengetahuan akademik, pengelolaan kelas, keterampilan proses pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi peserta didik.

Supervisi akan dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah atau guru senior di sekolah. Saat ini LPMP NTT sudah merancang sebuah instrumen untuk digunakan dalam supervisi akademik di masa pandemi. Dia menilai pelaksanaan supervisi akademik akan mengakselerasi kualitas pendidikan NTT, karena pengawas dan kepala sekolah tersedia di kabupaten/kota masing-masing, tidak perlu pelatihan khusus, dan low cost.

"Tugas kita adalah mendukung agar mereka memastikan persiapan sekolah juga pelaksanaan tatap muka terbatas dilakukan dengan baik," ucap Yandri pada kesempatan yang sama.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved