Dulu Bela Ahok, Kini Nusron Wahid Kritik BTP yang Hapus Kartu Kredit Direksi Pertamina Rp 30 Miliar

Nekat hapus fasilitas kartu kredit direksi Pertamina dengan limit Rp 30 miliar gegara tak masuk akal, Ahok justru mendapat sentilan dari anggota VI DP

Editor: Alfred Dama
instagram agan harahap
Viral Foto Ahok Kenakan Seragam Pertamina, Fakta atau Hoaks? Netizen Heboh! 

Ahok menerangkan pemberian kartu kredit adalah pemborosan.

Terlebih, besaran limit kartu kredit yang dia terima sebagai Komisaris Utama nilainya cukup besar, bisa mencapai Rp 30 miliar.

Nusron Wahid Heran Ahok Urusi Kartu Kredit Korporat

Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid turut angkat bicara menanggapi pernyataan Ahok soal menghapus fasilitas kartu kredit untuk direksi Pertamina dengan limit Rp 30 miliar.

Nusron menilai, Ahok bersikap aneh karena melakukan kebijakan tersebut.

"Ada yang aneh dengan sikap Ahok karena biasanya selalu berpikir makro, luas, holistik dan tidak parsial, serta memudahkan untuk mecari terobosan agar perusahaan lincah meng-handle masalah. Tapi kali ini lain," kata Nusron, Rabu (16/6/2021), dilansir Tribunnews.

Nusron yang pernah menjadi Ketua Tim Sukses Ahok di Pilkada DKI Jakarta ini menyarankan Ahok jangan terlalu mengurusi hal-hal kecil yang bersifat remeh temeh.

Menurut Nusron, pernyataan Ahok soal fasilitas kartu kredit bagi direksi Pertamina tidak masuk akal kalau sampai limit kartu kredit itu mencapai Rp 30 miliar.

Mantan Ketua Umum GP Ansor ini menyebut, kartu kredit substansinya dipakai untuk memudahkan para direksi manakala bertemu dengan stakeholder dan klien agar tidak diservis mereka.

Politikus Partai Golkar Nusron Wahid
Politikus Partai Golkar Nusron Wahid ((Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda))

Jumlahnya pun, kata Nusron, pasti terbatas dan semua penggunaannya dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel.

"Tidak asal pakai. Lagian juga tidak semua plafon itu dihabiskan oleh direksi. Jadi angkanya tidak valid," terang tokoh muda NU ini.

Politikus Partai Golkar ini menyarankan agar Ahok kembali menjadi Ahok yang semula.

Yakni, sosok Ahok yang berpikir dengan terobosan besar dan strategis untuk kemajuan Pertamina.

Seperti dulu banyak terobosan ketika memimpin Jakarta.

"Ahok itu kawan dan sahabat saya. Saya selalu belain dia tatkala susah. Tapi, please, kembalilah ke Ahok yang berpikir makro. Jangan ecek-ecek soal kartu kredit direksi diurus."

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved