Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Senin 14 Juni 2021: MEMBALAS

Balas budi merupakan konsep merasakan atau berperilaku ke orang lain selayaknya mereka merasakan atau berperilaku kepada kita.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik, Senin 14 Juni 2021: MEMBALAS (Matius 5:38-42)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Umumnya kita tahu apa yang dimaksud dengan konsep balas budi. Orang berbuat baik kepada kita, lantas kita berbuat baik kepada mereka.

Balas budi merupakan konsep merasakan atau berperilaku ke orang lain selayaknya mereka merasakan atau berperilaku kepada kita.

Sepertinya konsep ini tidak perlu dijelaskan lebih mendalam lagi karena ya…kita semua sudah memahami dan mengamalkannya. Konsep balas budi sudah jadi dasar dari perilaku kita kepada sesama.

Barangkali bisa disebut kebalikan, kita pun tahu adanya konsep balas dendam. Orang berbuat jahat kepada kita, lantas muncul dalam diri perasaan tidak nyaman dan keinginan untuk membalas dengan perbuatan yang kurang lebih sama, bahkan dengan level yang tinggi atau berat.

Harus diakui konsep balas membalas sudah jadi dasar dari perilaku kita kepada sesama. Orang-orang inspiratif menyebutnya, 'The Golden Rule: To treat others the way you want to be treated'. 

Orang Jakarta lebih familiarnya ke ungkapan: "Loe asyik gue santai, loe usik gue bantai". Orang di kampungku punya ungkapan, "Engko baek, saya baek; engko jahat, saya lebih jahat".

Yesus memaklumkan prinsip yang sangat radikal. Dengan mengutip hukum lama, "Mata ganti mata, gigi ganti gigi" yang berlaku dalam zaman Perjanjian Lama (Kel 21:23-25; Im 24:19; Ul 19:21), Yesus berkata kepada para murid, "Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Yang menampar pipi kananmu, berikan juga pipi kiri. Yang menginginkan bajumu, serahkan juga jubahmu. Yang memaksa engkau berjalan satu mil, berjalanlah dengan dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta dan janganlah menolak orang yang meminjam" (Mat 5:39-42).

Walau radikal, sebetulnya prinsip baru itu justru menunjukkan betapa realistisnya Yesus. Memang hampir tak masuk akal kedengarannya. Namun dalam kenyataan, yang jahat tak pernah dapat diatasi atau ditundukkan dengan jahat. Pasti akan terbentuk lingkaran setan. Yang jahat memunculkan yang jahat, dan begitu seterusnya, tak berujung. Yang jahat akan tak berdaya, jika dihadapi dengan yang baik, dengan kedermawanan.

Dalam Perjanjian Lama tertulis tentang Yesus. "Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi" (Yes 50:6).

Dan, Yesus membuktikannya saat Ia mengalami penganiayaan. Beberapa orang menutup muka-Nya dan meninju-Nya (Mrk 14:65). Serdadu-serdadu mengenakan jubah ungu raja-raja kepada-Nya, memahkotai-Nya dengan duri-duri, meludahi muka-Nya, memukul kepala-Nya dengan buluh (Mrk 15:17-20). Dengan martabat yang tak terhingga tingginya oleh pengendalian diri dan kasih-Nya, Ia menahan diri.

Prinsip radikal yang disampaikan oleh Yesus itu tidak lain adalah kasih. Kasih seorang yang tanpa pamrih, yang tatkala dilukai, menolak mencari kompensasi dengan menuntut balas. Sebagai ganti menuntut balas, ia mempertimbangkan apa yang terbaik bagi kesejahteraan sesama dan masyarakat.

Ia pasti tidak akan balik meludahi, memukul, membalas kejahatan, sebab ia berkehendak agar orang yang berlaku jahat kepadanya bisa jadi baik, dan masyarakat pun tidak terkena dampak yang buruk. Kasih membebaskan dia sama sekali dari rasa benci. Ganti membenci, ia berusaha membalas kejahatan dengan kebaikan.

Yesus dengan prinsip itu mau membangkitkan dalam hati para murid-Nya, termasuk kita, cita-cita luhur menyangkut tingkah laku kepada sesama. Sebagai murid, kita harus menunjukkan kebesaran jiwa untuk tidak membalas yang jahat dengan yang jahat. Ngapain membalas yang jahat dengan yang jahat. Tak ada manfaatnya. Bukannya untung, malah buntung. St. Agustinus memberi nasihat, "Kasihilah dan buatlah apa saja yang anda kehendaki".

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved