Parodi Situasi

Parodi Situasi Minggu, 13 Juni 2021: Antara Covid dan Politik

Apa bedanya Covid dan Politik? Demikian pertanyaan yang didiskusikan empat sekawan

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Parodi Situasi Minggu, 13 Juni 2021: Antara Covid dan Politik
DOK POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

POS-KUPANG.COM - Apa bedanya Covid dan Politik? Demikian pertanyaan yang didiskusikan empat sekawan. Mereka menyikapi situasi Politik yang sedang terjadi di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Situasi yang berbarengan dengan maraknya peningkatan kasus Covid di beberapa daerah.
***
"Covid tidak bisa dimakan kalau dimakan, ruang isolasi tempatnya. Politik enak dimakan dan kalau dimakan tempatnya di ruang terbuka. Covid dikecam Politik dielu-elukan. Covid dijauhi Politik jauh dan dekat tergantung situasi. Covid dekat kutendang politik dekat kudekap," demikian kata Jaki dengan penuh semangat.

"Covid dan politik jauh bedanya," Rara menyampaikan pendapatnya dengan segera.
"Covid pakai masker, politik tidak. Covid jaga jarak, politik makin rapat. Covid cuci tangan terus-menerus, politik campur tangan berkali-kali."

"Itu persamaan covid dan politik. Sama-sama mencuci tangan. Covid mencuci tangan supaya bersih terhindar dari penyakit covid. Politik mencuci tangan justru supaya kena penyakit," jawab Jaki sambil tertawa. "Mau tahu penyakit apa? Penyakit ingin benar-benar ingin! Penyakit harus benar-benar harus. Penyakit kuasa benar-benar kuasa!"

Baca juga: Cristiano Ronaldo Bersimpati untuk Eriksen, Sampaikan Pesan Ini kepada Pemain Denmark & Keluarga

Baca juga: Sherina Munaf: Buat Terpesona

"Juga penyakit kelamaan tidur. Begitu bangun langsung menguap, tarik badan, dan merentangkan tangan." Rara tertawa. "Jadi Jaki kalau kerjamu hanya tidur, jangan harap bisa bermain cantik di arena politik. Cocoknya kamu bermain di arena covid."

"Lihat saja!" Jaki tersinggung. "Kalau saya jadi bupati, kamu orang pertama yang saya tendang sampai terlempar ke kutub utara."

"Apa kamu bilang?" sambar Rara. "Bupati itu keciiiiil. Saya lebih tinggi saya ingin jadi presiden. Kalau saya sudah jadi presiden, kamu saya buang ke dalam laut. Silahkan kamu jadi pemimpin rombongan ikan!"

"Jangan coba-coba kamu ke laut. Saya akan ajak rombongan hiu sundul itu perahu dan buat kamu gelagapan dan tenggelam di dasar lautan. Saya akan sulap kamu jadi ikan teri yang kerjanya totol-totol batu di pesisir. Datang ombak kamu akan terbuang ke darat dan gelepar minta tolong. Jangan harap saya tolong kamu!"

"Kamu lebih cocok jadi virus covid! Kamu tidak pantas jadi politisi," Rara marah.

Baca juga: Ditetapkan Tersangka, Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Pencabulan Balita Oleh Oknum Mahasiswa

Baca juga: PT WIKA Siap Tancap Gas Selesaikan Kerusakan Jembatan Benenain di Malaka

***
"Hei teman-teman. Kenapa wajah merah padam penuh kebencian seperti itu? Dunia sudah semakin tua. Sabar dan sabarlah. Persahabatan macam apa yang kalian berdua tunjukkan ini. Mau jadi bupati, gubernur, presiden? Silahkan saja. Jangan bertengkar!" kata Nona Mia.

"Mempertengkarkan tulang tak berisi. Waduh!" kata Benza sambil mendekati teman-temannya. "Mau jadi pemimpin? Pada tingkat apa pun. Mulai dari desa sampai ke pusat republik! Bersahabatlah! Jangan bertengkar! Kalian berdua ini menakutkan benar nih. Ribut dan mengganggu seperti virus covid!"
"Rara yang mulai duluan!"

"Jaki yang mulai pertengkaran!"
Jaki dan Rara saling menuduh dan mencuci tangan. Kasian sekali kedua sahabat turun temurun ini. Bisa bertengkar soal politik dan covid. Untuk apa? Pada hal keduanya bisa bersatu untuk menghadapi covid agar cepat berlalu. Keduanya bisa bersatu menyikapi politik demi tujuan dan kebutuhan NKRI.

"Menurut kamu berdua Nona Mia dan Benza. Apa bedanya covid dan politik. Apa pula persamaannya?" tanya Jaki.

"Soal apanya?" Nona Mia tertawa terbahak. Benza juga tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa tertawa?"

"Lucu saja! Lucu melihat Jaki dan Rara bertengkar soal covid dan politik. Pada hal kamu dua bisa menghadapi dengan lebih santai. Covid dan politik bisa sama bisa juga berbeda. Yang pasti kedua topik ini masih selalu panas jika masuk ke dalam wilayah yang sensitif. Panas ketika para politisi kesulitan bermain cantik untuk mencari pengaruh. Apalagi ketika tidak dapat membedakan antara keinginan dan kebutuhan meraih kekuasaan."

"Masalahnya politik perlu kendaraan. Sementara covid melenggang super bebas tidak perlu kendaraan apa pun untuk raih dan raup apa pun yang dia mau! Tinggal pilih saja. Mau membedakan dengan tegas politik dan covid atau mau membuatnya menjadi sama!" kata Benza.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved