Wawancara Khusus dengan Fahri Hamzah: Penonton Senang Setiap Hari Ada Penangkapan (Selesai)

Wawancara Khusus dengan Fahri Hamzah: Penonton Senang Setiap Hari Ada Penangkapan

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Sherly Puspita
Fahri Hamzah 

Wawancara Khusus dengan Fahri Hamzah: Penonton Senang Setiap Hari Ada Penangkapan

POS-KUPANG.COM - WAKIL Ketua DPR RI periode 2014-2019 Fahri Hamzah mengungkapkan Pemberantasan korupsi di Indonesia harus dicabut dari akarnya. Tak sekadar pada penangkapan koruptor, namun diperlukan perubahan terhadap sistem Pemberantasan korupsi.

Fahri berpandangan pentingnya pencegahan korupsi dicabut dari akarnya. Adanya KPK seharusnya untuk aktif dalam pencegahan. "Nah ini yang kita tidak melakukan itu," ujar Fahri saat berbincang bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di kantor redaksi Tribun Network, Kamis (3/6/2021).

Fahri, yang kerap mengkritisi KPK dan konsisten mendukung resisi UU Nomor 30 tahun 2002 tentang KPK, mengibaratkan KPK sebagai koboi atau jango. Menjadi riuh ketika adanya penangkapan, namun tidak fokus untuk melakukan pencegahan sehingga akar dari korupsi tak tercabut.

Baca juga: Promo Alfamart Terbaru Selasa 8 Juni 2021, Promo Beli 2 Gratis 1, Bayar Pakai ShopeePay Lebih Murah

Baca juga: Cegah Keracunan Pangan, Loka POM Mabar Sosialiasi Keamanan Pangan Bagi Warga Nggalak Leleng

"Kita menikmati kalau ada lembaga jango kayak gini, setiap hari ada tangkapan. Wah ada geledah lagi, itu kita sibuk sama dengan sukses. Kelihatan kerja kalau dianggap sibuk. Sukses? Belum tentu," ujarnya.

Sikap kritis Fahri tak berubah dari era Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono hingga akhir periode pertama Presiden Joko Widodo.

Pemecatannya dari Partai Keadilan Sejahtera juga tak menghalanginya untuk terus mendukung revisi UU KPK. Menurutnya, Undang-Undang KPK Nomor 19 Tahun 2019 atau UU KPK hasil revisi memang tidak sempurnya. "Tidak semua sempurna. Tapi ini mengupayakan, mengintegrasi," katanya.

Berikut petikan wawancara Tribun Network bersama Fahri Hamzah:

Surat terbuka Anda untuk KPK apa maknanya?

Ya sekarang kita sebenarnya sudah pensiun. Ingin tidak terlalu aktif merespon peristiwa. Sebab itu juga kritik. Tapi saya merasa bahwa transformasi di pemberantasan korupsi secara umum, juga menentukan transformasi suatu bangsa. Menuju demokrasi.

Baca juga: Menggugah Spiritualitas Di Bulan Baik Dalam Pandemi Covid-19

Baca juga: 3 Tahun Traffic Light Kota Waikabubak Rusak

Itu sebabnya saya lihat begitu ada finalisasi transformasi di tubuh KPK, ada keributan, ya saya berpikir ada kewajiban untuk bicara.

Saya juga dikritik oleh teman-teman, kenapa diam? Anda kan' yang ketuk palu. Saya bilang, ya sudah saya bicara. Saya mengkritik, saya menulis untuk teman-teman kita semua, satu generasi sudah lama di KPK itu.

Kita mengkritik, kita mencoba mengingatkan bahwa KPK sedang bertransformasi dari lembaga super liar, menjadi lembaga yang terintegrasi dengan sistem kita.

Sistem pradilan pidana, sistem pemerintahan, sistem ketatanegaraan, itu yang kita integrasikan.

Jadi karena itu lah saya mengingatkan teman-teman, sadarilah bahwa ini transformasi yang panjang kalau kita baca soal KPK dan pemberantasan korupsi. Kalau ibarat baca buku, kan' tidak boleh baca dari bab akhir. Dia harus dibaca dari bab awal. Bagaimana semua ini terakumulasi sampai sekarang.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved