Seleksi Pegawai KPK

Polemik TWK, Mahfud MD Sebut Ulah Koruptor yang Dendam dan Takut Ketahuan, Kini Bersatu Lemahkan KPK

Polemik TWK, Mahfud MD Sebut ulah koruptor yang dendam dan takut ketahuan, kini bersatu dan lemahkan KPK

Editor: Adiana Ahmad
TribunSumsel.com
Menkopolhukam Mahfud MD. Polemik TWK, Mahfud MD Sebut Ulah Koruptor yang Dendam dan Takut Ketahuan, Kini Bersatu Lemahkan KPK 

Polemik TWK, Mahfud MD Sebut Ulah Koruptor yang Dendam dan Takut Ketahuan, Kini Bersatu Lemahkan KPK

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Polemik tes wawasan kebangsaan ( TWK ) di KPK yang menguras energi ditanggapi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.

Mahfud MD menuding, polemik TWK di KPK  karena ulah koruptor yang dendam dan takut ketahuan.

Mahfud MD menyebut, saat ini koruptor bersatu untuk menyampaikan para koruptor tengah bersatu untuk  melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ).

Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam dialog dengan Rektor UGM dan pimpinan PTN/PTS seluruh Yogyakarta yang ditayangkan YouTube Universitas Gadjah Mada pada Sabtu (5/6/2021) lalu.

Baca juga: Pengakuan Mengejutkan Mahfud MD, Sebut Ada yang Tak Suka Novel Baswedan, Siapa?

Baca juga: Bela Jokowi, Mahfud MD Tuding DPR dan Parpol Penyebab Polemik TWK di KPK, Singgung Revisi UU KPK

Berawal saat Mahfud ditanya seputar masalah 51 orang pegawai KPK yang terancam dipecat karena tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).

Mahfud pun menyetujui bahwa dirinya berada di pihak yang sama dengan lembaga anti rasuah.

Namun, kata Mahfud, sejumlah pihak punya pendapat lain.

Termasuk koruptor yang dendam dengan KPK dan berusaha untuk dapat melemahkannya dengan cara apapun.

"Saya sangat hormat pada anak anak ini semua. Tetapi orang yang merasa punya data lain dan koruptor-koruptor yang dendam dan koruptor yang belum ketahuan tetapi takut ketahuan ini sekarang bersatu untuk hantam itu," kata Mahfud.

Massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) IPB University berunjuk rasa di kawasan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (2/6/2021). Aksi tersebut sebagai penolakan terhadap segala bentuk pelemahan KPK. Tribunnews/Irwan Rismawan

Massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) IPB University berunjuk rasa di kawasan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (2/6/2021). Aksi tersebut sebagai penolakan terhadap segala bentuk pelemahan KPK. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Dia mengklaim pelemahan yang dialami oleh KPK bukan kesalahan presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tercatat, kata dia, sudah beberapa kali eks Gubernur DKI Jakarta itu berupaya untuk menghentikan pelemahan ini.

Misalnya, saat presiden Jokowi berupaya untuk terbitkan Perppu untuk membatalkan rencana revisi UU KPK beberapa waktu lalu.

Menurut Mahfud, upaya itu justru kandas karena dapat pertentangan dari DPR dan Partai Politik.

"Ketika presiden mengeluarkan Perpu untuk undang-undang itu itu kan hantam kanan kiri. Bahwa DPR tidak setuju dan partainya tidak setuju. Bagaimana ingin mengeluarkan Perpu tapi ditolak artinya permainan itu tidak mudah. Tetapi saya sama seperti bapak dan masyarakat mendukung KPK itu harus kuat dan oleh sebab itu tinggal bagaimana menguatkan itu," ungkap dia.

Baca juga: Firli Bahuri Tak Penuhi Undangan Najwa Shihab, Debat dengan Direktur KPK Giri Suprapdiono Batal

Baca juga: Ketua KPK Firli Bahuri Memilih Bungkam Ditanya Pelaporannya ke Bareskrim oleh ICW

Ilustrasi korupsi.

Ilustrasi korupsi. (access-info.org)
Lebih lanjut, Mahfud menuturkan semua pihak untuk tidak meragukan komtimen dirinya untuk penguatan terhadap KPK.

Dia pun mengungkit perjuangannya dahulu saat masih menjabat ketua Mahkamah Konstitusi (MK).

"Saya sejak dulu pro KPK sejak dulu. Saya ketua MK, 12 kali itu (KPK) ingin dirobohkan undang-undangnya dan saya bela dan menangkan KPK terus. Tetapi keputusan tentang KPK itu tidak di pemerintah saja, ada di DPR, ada di partai dan di civil society dan civil society ini akan pecah juga," jelas dia.

Tak hanya itu, Mahfud mengaku juga mengenal baik orang-orang yang bekerja di KPK. Termasuk salah satu penyidik seniornya Novel Baswedan.

"Saya kenal baik dengan Pak Novel Baswedan beberapa kali ke rumah dan beberapa kali ke kantor saya dan saya juga nengok ketika dia diserang air keras saya nengok ke rumah sakit. Ketika orang banyak tidak nengok karena takut dan karena segan, saya tetap nengok," tukasnya.(*)

Berita terkait Seleksi Pegawai KPK
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mahfud MD Sebut Koruptor Bersatu Hantam KPK karena Dendam dan Takut Ketahuan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved