Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Jumat 4 Juni 2021: GELAR

Ada gelar akademis, ada pula non akademis; ada yang diraih lewat perjuangan yang melelahkan bahkan bertaruh nyawa, ada gelar kehormatan.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik, Jumat 4 Juni 2021: GELAR (Markus 12:35-37)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Kita saksikan betapa banyak gelar dalam kehidupan konkret kita. Bertebaran dalam berbagai bidang, dengan bermacam-macam nama, pun singkatan. Ada gelar akademis, ada pula non akademis; ada yang diraih lewat perjuangan yang melelahkan bahkan bertaruh nyawa, ada gelar kehormatan.

Umumnya kita semua paham, gelar apa pun setidaknya merupakan  manifestasi dari kualitas atau pendidikan yang ditempuh; manifestasi kepandaian dan prestasi dari orang yang bersangkutan.

Bagaimana pun gelar dalam kenyataan mempunyai kaitan erat dengan status sosial. Gelar memberikan kebanggaan diri, pun mendatangkan kehormatan dan penghargaan. Tidaklah heran kalau orang-orang lalu berlomba-lomba untuk mendapatkan gelar.

Pamer gelar pun membudaya. Gelar ditulis di mana-mana. Di kartu nama, di brosur, di spanduk, di baliho, di koran, di blog atau website, di Twitter, di KTP, di SIM dan di mana saja. Sampai-sampai, di dalam undangan pernikahan, tak cuma ditulis nama, tapi juga disertakan dengan gelar.

Betapa pentingnya gelar, agaknya sudah menjadi kebiasaan, ada ketakutan menulis nama tanpa embel-embel gelar atau salah menulis gelar, sehingga disertakan catatan kecil, "mohon maaf bila keliru menuliskan gelar".

Peristiwa ribut soal gelar, mempertanyakan gelar seseorang, sering menjadi topik pemberitaan dan pembicaraan. Tak jarang ada gugatan menyangkut gelar yang disandang seseorang. Padahal apa makna terdalam dari gelar itu?

Seseorang menulis catatan menarik tentang gelar Ph.D saat diraihnya di Jepang. "Dalam konteks gelar akademik, istilah “Philosophy/filsafat” tidak merujuk semata-mata untuk bidang atau disiplin akademis filsafat, tapi digunakan dalam arti yang lebih luas sesuai dengan arti Yunani aslinya, yaitu “cinta kebijaksanaan”.

Bagi saya pribadi gelar ini adalah sebuah anugerah dari Allah melalui dukungan orang-orang terdekat baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebuah amanah yang sepatutnya diberikan untuk kepentingan yang lebih luas lagi dan bermanfaat bagi pribadi, keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa khususnya di bidang ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi. Sebuah tanggung jawab yang bisa dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat kelak.

Penginjil Markus menulis kisah menarik yang memberi pesan reflektif tentang gelar. Saat mengajar di Bait Allah, Yesus berkata, "Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? ... Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" (Mrk 12:35-36).

Yesus mengemukakan persoalan gelar "Mesias - Anak Daud", karena para ahli Taurat memang mengajarkan bahwa Mesias (yang dinanti-nantikan itu) adalah anak Daud, tapi tanpa penjelasan lebih lanjut, yang lebih lengkap.

Soalnya, bagaimana mungkin Mesias yang dinanti-nantikan itu adalah Anak Daud, karena Daud hidup ribuan tahun sebelumnya dan dia sudah tiada. Lebih penting lagi, Daud sendiri menyebut Mesias sebagai Tuannya. Apa sesungguhnya identitas Mesias yang disebut Tuan oleh Daud itu?

Bagi Yesus, Mesias memang Anak Daud, tetapi ia bukan "anak Daud" saja, atau "anak" dalam arti istimewa, bila Daud menyebutnya "Tuanku". Mesias itu dalam dirinya pasti ada "keilahiannya", "kekuasaan dan kekuatan ilahinya", sebagaimana yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (bdk. Mzm 110).

Dengan demikian, Yesus membongkar kebodohan para pemimpin Yahudi sebagai pengajar dan ketidakpahaman mereka tentang makna yang terkandung di dalam gelar yang mereka ajarkan. Dengan cara itu pun, Yesus seakan mempertanyakan kesombongan mereka yang tak mau mengakui-Nya sebagai Mesias - Anak Daud. Padahal orang-orang kecil dan tersisihkan justru memanggil dan menyebut-Nya Anak Daud (Mat 15:22; 20:30; Mrk 10:47). Gelar kehormatan yang mereka nyatakan justru menunjukkan iman mereka kepada-Nya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved