Kemegahan Gedung Pancasila di Taman Pejambon: Awalnya Kediaman Panglima Perang Belanda

Kemegahan Gedung Pancasila di Taman Pejambon: Awalnya Kediaman Panglima Perang Belanda

Editor: Kanis Jehola
Tribunnews.com/ Lusius Genik
Suasana Gedung Pancasila sehari sebelum upacara peringatan hari kelahiran Pancasila pada Selasa 1 Juni 2021. 

Kemegahan Gedung Pancasila di Taman Pejambon: Awalnya Kediaman Panglima Perang Belanda

POS-KUPANG.COM - GEDUNG Pancasila di Pejambon, Jakarta Pusat, menjadi bukti benda peninggalan budaya masa lampau Indonesia. Gedung ini menyimpan berbagai peristiwa penting yang menjadi cikal bakal lahirnya konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI).

Gedung Pancasila telah berdiri sejak zaman Hindia-Belanda. Berbagai referensi menyebut Gedung Pancasila dibangun pada 1830-an. Mulanya Gedung Pancasila dibangun untuk menjadi kediaman bagi Hertog Bernhard, Panglima Perang Kerajaan Belanda.

Pada awal 1950, setelah Indonesia merdeka, gedung ini dialihkan kepada Departemen Luar Negeri yang kini bernama Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (RI). Nama gedung tersebut kemudian diganti menjadi Gedung Pancasila pada 1 Juni 1964.

Baca juga: Amanda Manopo: Kritik Sinetron

Baca juga: Bukan Diproses, Kabareskrim Minta ICW Jangan Buat Gaduh Saat Laporkan Firli ke Polisi, Ini Alasannya

Gedung Pancasila kini digunakan untuk berbagai kegiatan oleh Kementerian Luar Negeri RI. Seperti melakukan perundingan bilateral dengan negara-negara sahabat, menjamu para delegasi asing dari negara lain, hingga menggelar acara-acara berskala nasional dan internasional.

Tribun Network berkesempatan mengunjungi dan mengeksplorasi setiap ruangan dari Gedung Pancasila, Senin (31/5). Sebelum memasuki gedung megah berkelir putih tersebut, Anda akan melihat tulisan "Gedung Pancasila" di bagian depan bangunan. Di dekat pintu masuk terdapat sebuah mortir yang merupakan markah peninggalan kolonial Belanda.

Ruangan pertama yang akan Anda temui saat memasuki Gedung Pancasila yakni Ruangan Foyer. Ruangan ini merupakan ruang tunggu yang didesain bernuansa ala Timur.

Di sisi kanan Ruang Foyer terdapat dua buah Gong Jawa dengan ukiran naga warna merah. Ada juga lukisan Presiden Pertama Indonesia, Presiden Soekarno.

Baca juga: Berharap Listrik PLN ke Desa

Baca juga: Lantaran Jalan ke Mapitara Rusak

Ruangan ini dihiasi dua cermin antik yang diletakkan di sisi kanan dan kiri. Selain itu ada juga tiga buah lampu kristal yang menerangi Ruangan Foyer, terletak di bagian tengah, lalu di ujung kanan dan kiri ruangan.

Saat ini Ruang Foyer sering digunakan untuk tempat penandatanganan perjanjian internasional, press briefing, dan press conference oleh menteri luar negeri RI.

Di Gedung Pancasila, hanya terdapat satu koridor utama. Koridor ini menghubungkan Ruang Foyer dan Ruang Bendera, biasa disebut Treaty Room.

Di sisi kanan dan kiri koridor utama terdapat ruangan-ruangan di mana sejarah terbentuk. Di sisi kiri bagian depan terdapat Ruang Tunggu atau Holding Room bagi para tamu, di seberangnya terdapat Ruang Tete-a-tete (bahasa Perancis).

Di sebelah Ruang Tete-a-tete terdapat Ruang Biliard. Lalu di seberang Ruang Biliard terdapat Ruang Konstitusi, di mana perundingan biasa dilaksanakan.

Di sisi kanan koridor utama terdapat kaca antik, lalu di sisi kiri terdapat lukisan seluruh anggota BPUPK karya Jon Sardjono. Selain itu juga terdapat 10 bendera anggota ASEAN yang dipajang di sisi kanan dan kiri koridor utama.

Fungsi Ruangan

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved