Salam Pos Kupang
Berharap Listrik PLN ke Desa
SEJUMLAH pelajar di Desa Watu Rambung, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat hingga saat ini masih mengandalkan lampu pelita

POS-KUPANG.COM - SEJUMLAH pelajar di Desa Watu Rambung, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat hingga saat ini masih mengandalkan lampu pelita untuk belajar di malam hari. Miris tentu bagi kita yang sudah menikmati kehadiran listrik yang terang benderang sepanjang malam.
Wilayah itu, sampai saat ini belum tersentuh dengan Listrik PLN. Desa terdekat sekitar 400 meter sudah mendapatkan listrik PLN. Desa yang satu ini, tentu satu dari sekian banyak desa di NTT yang sampai detik ini masih mengharapkan kehadiran listrik.
Hal ini tentu sudah menjadi perhatian dari pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah. Bahkan Presiden Jokowi tidak tanggung-tanggung menyebutkan program Indonesia terang.
Program ini tentu sangat bagus.
Baca juga: Lantaran Jalan ke Mapitara Rusak
Baca juga: Ungkap Alasan Keluar dari Rumah Vicky Prasetyo, Kalina Oktarani Tanggapi Keretakan Rumah Tangganya
Hanya saja, dalam tataran lapangan tentu masih ada satu dua kendala. Hal yang paling sulit di NTT adalah masalah topografi daerah yang berbukit sangat menyulitkan secara teknis dan butuh dana dan tenaga lebih untuk mengatasinya.
Bagi PLN di NTT, hal ini tentu bukan halangan untuk melakukan terbaik tetapi ada kendala non teknis lainnya terkadang sering mengganggu.
Ada juga warga yang menolak kalau jaringan PLN melintas di tanah miliknya. Hal-hal seperti ini butuh edukasi baru dilaksanakan secara teknis atau jaringan baru akan dibangun.
Pertanyaan susulannya, mengapa baru sekarang-sekarang ini orang lalu getol memperjuangkan listrik masuk desa. Dahulu tanpa listrik PLN saja orang aman-aman saja.
Baca juga: Tiga Mahasiswa Unflor Menangkan Dana Hibah PKM
Baca juga: Susanto: Belum Ada Informasi Pasti Terkait Pembatalan Pengiriman Jemaah Haji
Disinilah letaknya modernisasi. Orang modern sekarang ini, hidup sangat bergantung pada minyak atau pada listrik PLN.
Begitu listrik mati di Kota, petugas PLN menjadi bahan omongan dari A sampai Z. Ini karena apa, semua aktivitas masyarakat bergantung pada listrik. Tidak salah juga masyarakat modern sekarang sangat terjebak dalam pragmatisme.
Menjadi sangat merepotkan, hal-hal ini sudah merambat hingga ke desa-desa. Sehingga tidak heran bila orang getol memperjuangkan soal listrik masuk desa dengan segala macam cara.
Mau tidak mau, pemerintah tentu harus secepatnya menanggapi ini. Apa pun kondisi masyarakat tentu tetap kepada satu harapan bahwa listrik masuk desa harus bisa mensejahtrakan masyarakat.