Anak-Anak Perbatasan RI-RDTL Peringati Hari Lahir Pancasila Dalam Kesederhanaan
Anak-anak perbatasan RI-RDTL peringati Hari Lahir Pancasila dalam kesederhanaan
Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
Tepatnya berada di daerah terpencil Tahak Debunaruk, Desa Railor, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.
Perpustakaan ini menyediakan buku-buku berkualitas dan terbuka bagi siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa maupun masyarakat umum.
"Perpustakaan berkonsep jalanan seperti ini belum pernah ada di Malaka maupun NTT pada umumnya, sehingga muncul ide mendirikan perpustakaan jalanan, sebagai konsep baru untuk bangkitkan imun budaya literasi masyarakat sekaligus melek membaca buku," ungkap Founder OKL Street Library, Oktavianus Klau Lekik, usai mengelar upacara peringati Hari Lahir Pancasila.
Dikatakannya, hal ini juga sejalan dengan program pemerintah NTT, yaitu menuju provinsi berbudaya literasi.
"Literasi menjadi faktor penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini. Namun fakta di lapangan menunjukkan minat baca di masyarakat masih rendah," jelas Oktavianus Klau Lekik.
Karena menurutnya, Literasi Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara (Most Littered Nation in the World, Central Connecticut State University tahun 2016).
Sedangkan menurut UNESCO tahun 2012, minat baca Indonesia hanya 0,001 (1000:1=rendah), kemudian mengutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bahwa banyak anak di Indonesia Timur menghadapi tantangan multisektoral, salah satunya adalah kesenjangan pendidikan dan kemampuan dasar.
Keterbatasan itulah yang membuat empat dari 34 provinsi di Indonesia memiliki tingkat literasi rendah, salah satunya NTT dengan tingkat literasi terendah.
Dikatakannya, bukan suatu kebetulan ketika NTT menjadi provinsi dengan tingkat literasi terendah.
Bisa saja disebabkan beberapa faktor, seperti kurangnya akses perpustakaan, ketersedian buku-buku dan harga buku yang tinggi.
"Maka solusinya adalah meningkatkan tingkat literasi informasi dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan mudah diakses oleh masyarakat," pinta Oktavianus.
Karena itu, kehadiran perpustakaan jalanan ini menjadi konsep baru untuk mencapai tujuan bersama.
Pertama, untuk menginspirasi masyarakat tentang pentingnya literasi guna mencerdaskan anak bangsa menuju anak Indonesia yang sejahtera.
Kedua, untuk mengembalikan imun baca dan menulis di masyarakat.
Ketiga, menginspirasi masyarakat untuk melek literasi buku, literasi informasi, literasi media, literasi budaya, literasi Bahasa Inggris dan teknologi.