Masyarakat Bonleu Minta PDAM Soe Segera Cabut Pipa yang Melintas di atas Lahan Warga
tuntutan warga yang tertuang dalam berita acara penutupan sumber mata air Bonleu yang ditandatangani 97 warga Bonleu.
Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
Masyarakat Bonleu Minta PDAM Soe Segera Cabut Pipa yang Melintas di atas Lahan Warga
POS-KUPANG. COM | SOE -- Sebanyak 97 warga Desa Bonleu, Kecamatan Tobu yang melakukan penutupan sumber mata air Bonleu mendesak PDAM Soe untuk segera mencabut seluruh pipa PDAM Soe dari lahan milik warga.
Hal ini merupakan salah satu point tuntutan warga yang tertuang dalam berita acara penutupan sumber mata air Bonleu yang ditandatangani 97 warga Bonleu.
Kelima item tuntutan warga yaitu, pertama, pembangunan jalan aspal (Hotmix) dari Saubalan ke Desa Bonle'u, kedua, pembangunan jembatan, ketiga perluasan jaringan listrik bagi masyarakat Desa Bonle'u yang belum menikmati listrik, pengembalian 10 persen dan poin kelima, jika Pemda Kabupaten TTS tidak menghendaki maka jaringan pipa yang melintasi tanah warga Bonle'u agar segera dicabut.
Untuk diketahui, empat point pertama dalam tuntutan tersebut merupakan janji yang disampaikan Bupati TTS tahun 1996, Pit Sabuna yang hingga saat ini belum ditepati. Aksi penutup sumber mata air Bonleu sendiri merupakan buntut dari ingkar janji tersebut.
Baca juga: PDAM Soe Polisikan Masyarakat Bonleu, Araksi Siap Bela Masyarakat Kecil
Direktur PDAM Soe, Lily Hayer yang dikonfirmasi terkait permintaan masyarakat Bonleu agar pihak PDAM Soe segera mencabut pipa PDAM Soe, justru meminta dukungan dan doa agar masalah tersebut bisa segera selesai.
Namun anehnya, di sini lain, dirinya ditemani sejumlah pejabat Pemda TTS justru mempolisikan masyarakat Bonleu.

"Doakan supaya semua masalah cepat selesai. bantu dukung Doa," tulisnya dalam pesan WhatsApp yang diterima POS-KUPANG. COM, Senin 31 Mei 2021 pagi.
Diberitakan sebelumnya, Para amaf Desa Bonle'u yang terdiri dari Liem-Olla, Baun-Anone bersama meob, Ollin-Fobia, memimpin masyarakat melakukan aksi penutup sumber mata air Bonleu, Minggu 30 Mei 2021. Tak kurang dari 97 masyarakat nampak menghadiri aksi penutupan sumber mata air Bonleu yang dilakukan secara adat.
Baca juga: Ketua DPRD TTS dan Fraksi Nasdem Dukung Rencana Penutupan Sumber Mata Air Bonleu
Sebelum melaksanakan ritual adat penutupan sumber mata air, Meo Ollin-Fobia, Joni Babu mematahkan ranting daun lalu diberikan kepada Obed Liem, Markus Liem dan Simon Liem yang merupakan amaf di wilayah tersebut.
Ranting daun tersebut lalu digantungkan di dekat saluran pipa pembuangan sebagai tanda larangan agar tidak serta merta orang dapat melepaskan air kembali ke Kota Soe tanpa sepengetahuan para Amaf serta Meob di wilayah tersebut.

Soleman Fallo, yang merupakan amaf di Desa Bonleu mengatakan, sudah sejak lama sebenarnya masyarakat memiliki niat untuk menutup sumber mata air Bonleu.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap Pemda TTS yang dinilai ingkar janji sejak tahun 1996 silam.
Dimana saat pertama kali merintis pembangunan jaringan pipa air Bonleu, Bupati TTS kala itu, Piet Sabuna berjanji kepada masyarakat akan membangun jalan hotmix di desa Bonleu, jalan sumbu kabupaten (Saubalan-Bonleu), membangun jembatan Noebesi yang menghubungkan kabupaten TTS dan TTU, pembagian hasil 10 persen dari pengelolaan air Bonleu serta menyediakan jaringan listrik untuk masyarakat Bonleu. Namun hingga kini, janji-janji tersebut hanya isapan jempol semata.

Dirinya merasa, selama ini Desa Bonleu diperlakukan layaknya anak tiri, sangat minim perhatian walaupun memiliki potensi air dan hasil pertanian. Warga Desa Bonleu hanya bisa menjadi penonton dari pembangunan di desa lain.(Laporan Reporter Pos-Kupang.Com, Dion Kota)