Parodi Situasi
Parodi Situasi Minggu, 30 Juni 2021: Gaji ke Tiga Belas
Mengenai gaji ke-13 bukan hanya isu. Setiap tahun pasti masuk kantong, Juni atau Juli paling lambat

POS-KUPANG.COM - Mengenai gaji ke-13 bukan hanya isu. Setiap tahun pasti masuk kantong, Juni atau Juli paling lambat. Benar-benar rejeki bertambah-tambah. Saatnya untuk siapkan seragam sekolah, paket buku, dan keperluan sekolah lainnya. Saatnya untuk menambah jumlah vitamin di rumah. Tentu dengan harapan dan doa agar sekolah normal segera berlangsung. Saatnya untuk berbagi biar sedikit-sedikit untuk sanak saudara.
***
"Dari mana saja," tanya Jaki kepada Rara. "Siul-siul pikul dengan barang satu tas. Hebat sekali. Wah, kalung baru, cincin, gelang. Wah sama kita dua orang."
"Ambil kredit," jawab Rara sambil membuka barang bawaannya. "Lihat ini, tiga pasang sepatu terbaru, beberapa pasang baju dan celana bermerek, tempat korek api, tempat rokok, jam tangan lebih mahal harganya, dan lihat ini peniti jas balutan emas untuk ke pesta, dan lain-lain."
Baca juga: Rimar Callista: Singel Perdana
Baca juga: Krisdayanti Nyaris Ditampar Henry Siahaan Mulut Ember, Jadi Biang Kehancuran Rumah Tangga Yuni Shara
"Kredit barang begini banyak kapan mulai bayar?" tanya Jaki.
"Gaji ke-13," jawab Rara dengan bangga. "Makanya jadi pegawai negeri. Dapat THR satu kali gaji, dapat gaji ke-13 lengkap punya, dan tinggal bayar uang muka kredit barang mana yang kamu mau! Rebes eh beres."
"Enak benar," sambung Jaki. "Penampilan hebat, orang kaya kalah!"
"Penampilan perlu, teman! Bukan hanya kamu yang bisa pakai barang emas!" jawab Rara sambil memakai jam tangan baru. Meskipun jam tangan lama masih layak pakai, Rara merasa harus tampil mahal dengan gaji ke-13.
Baca juga: Rencana Penutupan Sumber Mata Air Bonleu Dapat Dukungan Ketua DPRD TTS dan Fraksi Nasdem
Baca juga: Promo Indomaret Harga Heboh Minggu 30 Mei 2021, Sania Minyak 2L RP 27.200, Frisian Flag Rp 25.000
"Makanya jadi PNS biar seumur-umur bisa kredit. Lunas, kredit lagi, lunas, kredit lagi," Rara membuka tempat rokok baru dan tempat korek api yang serasi warnanya dengan tempat rokok. Setelah itu memegang kalung yang melingkar di leher hitam.
"Kamu seperti perempuan saja!" kata Jaki dengan kesal. "Dasar perempuan!"
***
"Hei, dasar perempuan kenapa?" tanya Nona Mia yang baru bergabung bersama Benza.
"Hebat sekali, Rara! Sore-sore parlente mau bejalan kemana kamu. Dari ujung kepala sampai ujung kaki baru semua. Korek api, rokok, wah luar biasa."
"Baru kredit semuanya," jawab Rara.
"Oh, begitu? Barang kredit rupanya. Apa hubungannya dengan dasar perempuan?"
"Karena memang perempuan yang tukang kredit seperti Rara," jawab Jaki sambil tertawa dan langsung menutup mulutnya karena Nona Mia melotot padanya.
"Jangan sembarangan omong Jaki," sambung Benza. "Zaman sudah berubah. Yang tukang kredit itu manusia seperti Rara, laki-laki. Apalagi zaman belanja online seperti ini. Laki-laki perlente pesan parfum mahal, sepatu branded, minyak rambut trendy. Pada lupa usia dan mau tampil seperti ABG."
"Perempuan biasanya." Jaki dan Rara memancing reaksi Nona Mia.
***
Memang pada umumnya yang tukang kredit barang-barang tidak penting itu perempuan. Seperti gelang, kalung, cincin, leontin serba emas. Tidak peduli setelah sepuluh kali kredit jatuh dua kali lipat harganya. Demi penampilan dan tampak bersaing dengan sesama, pakai barang emas itu, gengsi dong!
Tetapi sekarang ini ada perubahan besar di kalangan empat sekawan Jaki, Rara, Nona Mia, dan Benza. Lihat saja laki-laki Rara penampilan dengan kalung emas sebesar kelingking dengan lepas kancing baju teratas sehingga kalung bisa tampil bebas.
"Yang penting tidak merugikan siapa pun. Gaji saya punya, gaji ke-13 saya punya, terserah saya mau kredit. Kalau bisa kredit kenapa mesti lunas?" Rara bergerak angkat bahu dan goyang kepala dengan angkuh sehingga galung bergoyang-goyang di depan dadanya.
"Nona Mia marah kah?" tanya Jaki. "Jangan kalah dengan Rara. Sama-sama PNS ayoh lawan. Biar ketemu di kantor nanti bisa prima dengan tampilan terbaru. Siapa takut!"
"Saya juga kredit!" kata Nona Mia.
"Wah, sama dengan alias sami-sami," Rara dan Jaki tertawa sambil tepuk tangan.
***
"Saya tidak kredit sembarangan hanya untuk pemenuhan keinginan. Saya kredit karena kebutuhan," kata Nona Mia akhirnya. Jaki dan Rara tersentak.
"Maksudnya begini," Benza menyambung dengan tenang. Kredit barang mahal yang benar-benar engkau butuhkan. Kebutuhan. Misalnya kredit motor karena butuh motor untuk mobilitas kerja. Kredit rumah karena butuh rumah tempat tinggal. Kalung besar, gelang besar, dan cincin mencolok mata yang engkau pakai itu keinginan bukan kebutuhan!"
"Sudah punya rumah? Sudah punya motor? Rumahmu kontrak dan motor sewa kah Rara?" kata Nona Mia dan Rara tertunduk. "Sebagai sahabat, kita perlu saling mengingatkan untuk tidak jadi setan kredit. Jadilah malaikat kredit yang kredit karena kebutuhan."
"Apalagi kalau gaji ke-13 dipakai bayar uang muka kredit untuk barang-barang tidak berguna. Salah. Pakailah itu untuk dana pendidikan dan kesehatan keluargamu," kata Nona Mia dan Benza bergantian.
***
"Wah pusing. Terserah saya," Rara langsung kabur diikuti Jaki. Keduanya jengkel setengah mati dengan penceramah tak diundang seperti Nona Mia dan Benza.(*)