Berita Timor Leste

Ketahuan, AS Bongkar Soal Australia Tak Dukung Timor Leste di Awal Perjuangan, Kok Bisa? Cek Fakta

Ketahuan, AS Bongkar Soal Australia Tak Dukung Timor Leste di Awal Perjuangan, Kok Bisa? Cek Fakta

Editor: maria anitoda
Intisari
Ketahuan, AS Bongkar Soal Australia Tak Dukung Timor Leste di Awal Perjuangan, Kok Bisa? Cek Fakta 

POS-KUPANG.COM - Ketahuan, AS Bongkar Soal Australia Tak Dukung Timor Leste di Awal Perjuangan, Kok Bisa? Cek Fakta

Dokumen-dokumen intelijen yang baru diterbitkan, dibuka oleh AS, menjelaskan peristiwa-peristiwa yang bergolak seputar referendum kemerdekaan tahun 1999 di Timor Leste, ketika kelompok-kelompok milisi yang didukung Indonesia mengamuk di seluruh negeri.

Dokumen-dokumen itu mendukung klaim bahwa bukan Australia, tapi AS yang akhirnya memaksa Indonesia untuk menerima penjaga perdamaian ke negara itu dan menjunjung tinggi hasil referendum, di mana 78,5 persen orang Timor memilih kemerdekaan.

Baca juga: Pantas Saja Timor Leste Ingin Merdeka, Kini Ketahuan Para Elitnya Korupsi Padahal Baru Penyelidikan

Baca juga: Cerita Musisi Timor Leste, Nekat Rekam Lagu di Gua Saat Diinvasi Indonesia: Sejarah dan Sakral

Melansir ABC News (29 Agustus 2019), dokumen tersebut juga mengatakan Australia tidak mendukung atau merencanakan misi penjaga perdamaian sampai menit terakhir dan hanya setelah AS berhasil memaksa Indonesia untuk menghormati pemungutan suara kemerdekaan dan menghentikan kekerasan yang meningkat oleh milisi pro-integrasi terhadap rakyat Timor.

Di dalam dokumen tersebut tidak ada tanda-tanda bahwa Australia secara aktif menekan AS untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi orang Timor.

Meskipun saat itu kekerasan semakin parah dan bukti bahwa angkatan bersenjata Indonesia mendukung atau bahkan bekerja bersama kelompok-kelompok milisi.

Klaim tersebut ada di antara ratusan, bahkan ribuan halaman telegram yang tidak diklasifikasikan, laporan intelijen dan dokumen lain yang diterbitkan oleh Arsip Keamanan Nasional, menjelang peringatan 20 tahun referendum kemerdekaan Timor Leste.

Dokumen intelijen berfungsi untuk menghilangkan narasi Pemerintah Federal yang telah dilupakan selama dekade terakhir.

Baca juga: Kerajaan di Timor Barat Siap Perang Lawan Timor Leste, Sengketa Batas Baru Selesai 2 Tahun Lalu

Baca juga: Indonesia Tak Lirik Timor Leste Yang Jadi Koloni Portugis Sejak Abad 16, Ternyata Ini Penyebabnya

Selama bertahun-tahun setelah referendum, PM Australia saat itu John Howard menyatakan bahwa "pembebasan" Timor Leste adalah salah satu pencapaiannya yang paling membanggakan sebagai perdana menteri, di samping skema pembelian kembali senjata.

Namun dokumen arsip menunjukkan pada kenyataannya AS-lah yang berhasil menekan Indonesia untuk "mundur dari ambang bencana" dan mengizinkan pasukan penjaga perdamaian multinasional masuk ke negara itu, saat kelompok-kelompok milisi terus membantai orang Timor tanpa mendapat hukuman.

Dokumen-dokumen AS menambahkan konteks baru pada telegram diplomatik dan intelijen Australia yang bocor pada akhir 1999 yang menunjukkan bahwa terlepas dari klaim Howard, Australia secara konsisten melobi untuk menentang pengerahan pasukan penjaga perdamaian.

Satu laporan CIA dalam dokumen AS yang baru diterbitkan menunjukkan bahwa militer Indonesia mendukung milisi pembunuh tersebut.

"Inisiatif Jakarta untuk mengendalikan situasi keamanan di Timor Timur hanya berdampak kecil karena elemen militer Indonesia telah mendukung milisi pro-integrasi," bunyi artikel di Tinjauan Terorisme CIA.

"Banyak laporan menunjukkan bahwa elemen militer Indonesia telah membantu atau bekerja dengan milisi pro-integrasi. Militer Indonesia pada 6 September bekerja secara terbuka dengan milisi untuk memaksa orang keluar dari Timor Timur."

Laporan CIA secara langsung membantah komentar Menteri Luar Negeri Australia saat itu Alexander Downer, yang sepanjang 1999 telah meremehkan peran angkatan bersenjata Indonesia (TNI) dan mengklaim hanya "oknum-oknum" TNI yang bertanggung jawab atas kekerasan tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved