KRONOLOGI Pelajar SMK di Sikka - NTT Tewas Usai Ditendang di Dada, Berawal dari Latihan Bela Diri
KRONOLOGI Pelajar SMK di Sikka - NTT tewas usai ditendang di dada, berawal dari latihan bela diri
Informasi yang dihimpun POS-KUPANG.COM, korban diduga dianiaya dengan cara dipukul sebanyak dua kali pada bagian wajahnya.
Terpisah, Bripka Marthinus Soenardi tak menampik dirinya sudah menampar dan memukul wajah korban.
Dirinya mengaku, hal tersebut dilakukan lantaran dirinya terbawa emosi.
Ia mengaku, kesal dengan perbuatan korban yang mengeluarkan barang-barangnya dari rumah kontraknya tanpa sepengetahuan dirinya.
Diketahui, pelaku bersama istri dan anaknya sejak Oktober 2020 mengontrak rumah korban.
Selain itu, bahasa kasar yang dikeluarkan korban dengan menyebut dirinya polisi tidak tahu diri dan bodok membuat dirinya terbakar emosi. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota)
Baca Berita Lainnya:
YCT, korban pemukulan oleh oknum Anggota Polres TTS Bripka MS mengaku bisa memaafkan pelaku, tapi tidak dengan mencabut laporan polisinya.
"Untuk memaafkan saya bisa. Tapi kalau mau cabut laporan tidak bisa. Biarkan berproses saja karena ini sudah di ranah hukum," tegasnya.
Dirinya juga menyayangkan sikap pelaku yang justru mengutus orang untuk berdamai. Jika memang pelaku memiliki etikad baik untuk berdamai, seharusnya pelaku datang sendiri bukan mengutus orang lain.
Jika pelaku gentle lanjut YCT, seharusnya sebagai seorang anggota polisi pelaku datang sendiri bukan mengutus orang lain untuk datang.
"Kalau memaafkan saya memaafkan, tapi proses hukum tetap berjalan. Sata tidak ingin mencabut laporan saya," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Bripka MS, oknum anggota Polres TTS yang diduga melakukan penganiayaan terhadap YCT(34) warga RT/RW 002/001 Desa Oebobo Kecamatan Batu putih mengatakan, dirinya telah melakukan pendekatan terhadap korban dan keluarga korban untuk berdamai.
Dirinya mengaku, sudah coba membangun komunikasi damai dengan korban dan keluarga korban tapi masih belum membuahkan hasil.
"Senin (3/5/2021) malam itu, pasca kejadian saya sudah coba bangun komunikasi untuk minta maaf dan berdamai. Tapi mungkin karena kondisi masih panas, akhirnya belum diterima. Tapi kita terus berupaya melakukan upaya damai dan beretika baik untuk minta maaf," ucapnya kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (7/5/2021).
Dirinya bersama istri, Emi Nitbani berniat untuk memperbaiki hubungan yang renggang akibat insiden tersebut. Keduanya berharap, pihak korban dan keluarga pihak membukakan pintu maaf