Tim Riset Akademisi Beberkan Hasil Penelitian Penyelenggaraan Pilkada Malaka 2020
Tim Riset Akademisi yang melibatkan pakar politik dari Universitas Muhammadyah Kupang (UMK) dan Undana Kupang, selama sebulan melaksanakan pen
Penulis: Edy Hayong | Editor: Ferry Ndoen
Fredi Hayon
02.34 (13 menit yang lalu)
kepada saya, redaksi
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong
POS-KUPANG.COM I BETUN---Tim Riset Akademisi yang melibatkan pakar politik dari Universitas Muhammadyah Kupang (UMK) dan Undana Kupang, selama sebulan melaksanakan penelitian terkait penyelenggaraan Pilkada Malaka 2020.
Walaupun pelaksanaannya berjalan aman, lancar dan sukses dengan tingkat partisipasi pemilih mencapai 85,32 persen atau naik 23 persen lebih dari Pilkada 2015, tapi menyisahkan beberapa catatan penting.
Ketua Tim Riset Akademisi, Dr. Ahmad Atang, MS (UMK) didampingi anggota, Dr. Hamzah Wulakada dan Yohanes Geon (Undana), menyampaikan beberapa hal pada kegiatan pemaparan hasil penelitian di KPU Malaka, Kamis (20/5/2021).
Kegiatan dibuka Ketua KPU Malaka, Makarius B Nahak, S.Fil dihadiri anggota Komisioner juga Ketua Bawaslu Malaka, Petrus Nahak Manek dan anggota.
Dijelaskan Ahmad Atang, laporan hasil penelitian/riset pemilihan bupati dan wakil bupati Malaka tahun 2020 ini dilakukan atas permintaan KPU Malaka.
Dijelaskan secara umum bahwa da 4 problem yang sering terjadi pada setiap hajatan pilkada di Indonesia. Titik rawan terjadi pada pendataan pemilih, netralitas birokrasi, beroperasinya politik uang, pemilih cendrung emosional dalam menentukan pilihan.
Terkait dengan data pemilih, lanjutnya, prosesnya berakhir pada pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT). Ini soal jaminan hak politik rakyat. Kondisi yang sering terjadi dalam tataran Indeks demokrasi secara nasional, yang paling krusial pada rendahnya hak partisipasi memilih, kontrol publik terutama hak sipil sangat rendah.
"Tapi saya sangat salut bahwa secara umum pilkada 2020 di NTT tingkat partisipasi pemilih cukup tinggi. Khusus di Malaka partisipasi naik 23 persen lebih atau naik mencapai 85,32 persen jika dibandingkan Pilkada 2015 hanya 65 persen. Masih ada lagi kejutan-kejutan lain seperti semua calon incumben kalah," kata Ahmad.
Baca juga: TNI Ende Ajar Masyarakat Budidaya Ikan Lele 6.000 Ekor Siap Panen
Menurut Ahmad, ini bentangan realitas yang menjadi hasil riset. Tentu semua pihak akan menilai dengan kacamatanya, tetapi bagi tim hasil ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Sementara Dr. Hamzah Wulakada mengatakan, hal-hal dalam evaluasi melalui riset ini soal tahapan pilkada mulai dari pencalonan, kampanye, daftar pemilih, pungut-hitung-rekap dan partisipasi pemilih.
"Kami lakukan untuk Pilkada Malaka mengambil 120 responden dengan teknik sampling purposive. Data yang kami ambil adalah data sekunder dan primer," katanya.
Kondisi yang sangat sulit dari hasil riset, katanya, terutama pada tahapan daftar pemilih ketika penyerahan DP4. Tahap ini kesulitan yang dihadapi para tim pendata yang ditemukan terutama pada pencoklitan.