Satu Pasien Covid-19 Asal Kota Waingapu Sumba Timur Meninggal Dunia
Bertambahnya kasus meninggal dunia itu, maka di Sumba Timur saat ini sudah 42 pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Satu Pasien Covid-19 Asal Kota Waingapu Meninggal Dunia
POS-KUPANG.COM|WAINGAPU --Satu lagi pasien positif Covid-19 di Kabupaten Sumba Timur meninggal dunia pada Minggu 16 Mei 2021. Pasien yang meninggal dunia ini berasal fari Kecamatan Kota Waingapu.
Sesuai data dari Posko Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumba Timur, yang diperoleh menyebutkan, ada tambahan satu lagi pasien Covid-19 yang meninggal dunia pada Minggu 16 Mei 2021.
Bertambahnya kasus meninggal dunia itu, maka di Sumba Timur saat ini sudah 42 pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Sementara itu Rapid Antigen terhadap 7 sampel, diperoleh hasil 2 sampel positif dan 5 sampel negatif.
Baca juga: Tiga Rumah Ludes Terbakar di Waingapu
Penambahan kasus positif sebanyak dua kasus positif itu terdiri dari Kecamatan Kota Waingapu.

Adanya penambahan dua kasus positif Covid-19 itu, maka Total pasien Covid-19 di Sumba Timur saat ini sudah mencapai 1.357 orang. Dari 1.357 kasus itu, sudah 42 orang meninggal dunia, 1.132 pasien sembuh dan 183 pasien masih dalam perawatan.
Sementara ada dua kasus dinyatakan sembuh berasal dari Kecamatan Tabundung.
Jumlah sampel yang diambil untuk diperiksa secara PCR, TCM dan rapid antigen sebanyak 8.292 sampel.
Dari jumlah itu, hasil laboratorium 6.137 sampel negatif, 2.082 sampel terkonfirmasi positif dan 73 sampel belum ada hasil pemeriksaan secara PCR dan TCM.
Kapolres Sumba Timur, AKBP. Handrio Wicaksono, S.IK mengakui, kasus Covid-19 di Sumba Timur melonjak, bahkan kasus meninggal dunia pun bertambah.

Baca juga: Kebakaran di Waingapu - Sumba Timur, Tiga Rumah Ludes Sekaligus Dilalap Api, Ini Penyebabnya
Menurut Handrio, pengawasan terhadap pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah harus menjadi perhatian semua pihak.
"Tentu kita harapkan agar pengawasan harus ketat terhadap pasien yang isolasi mandiri di rumah masing-masing," kata Handrio.
Dikatakan, pengawasan itu bisa dilakukan oleh masyarakat sekitar, RT/RW, lurah/kepala desa hingga camat dengan koordinasi Dinas Kesehatan melalui petugas di puskesmas terdekat.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)