Opini Pos Kupang

Fatamorgana dan Etika Dalam Ber-Media Sosial (Merayakan Hari Komunikasi Sedunia 2021)

Fatamorgana dan etika dalam ber-media sosial (merayakan Hari Komunikasi Sedunia 2021)

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Fatamorgana dan Etika Dalam Ber-Media Sosial (Merayakan Hari Komunikasi Sedunia 2021)
DOK POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Namun UU ITE sangat boleh jadi belum dibaca atau dipahami oleh semua pengguna akun media sosial. Memang kasus-kasus yang terjadi dalam ber-media sosial dapat kita jadikan sebagai cermin untuk melihat mana yang perlu dan baik, dan mana yang tidak perlu dan tidak baik dalam ber-media sosial.

Hal ini menjadi penting agar kita atau para netter tidak terjerumus pada persoalan hukum dan menjadi bulan-bulanan hukum itu sendiri.

Media sosial memang terkadang nampak sebagai fatamorgana yang menawarkan di depan mata kita keterbukaan dan berbagai fitur baru yang menunjukkan kemajuan peradaban manusia yang ber-media sosial dari detik ke detik.

Sebagai makhluk hidup yang berakal budi, yang memiliki rasa dan kehendak bebas, sudah sepatutnya menjadikan etika sebagai alat kontrol dalam ber-media sosial.

Nilai-nilai etis mestinya tidak kalah, dikalahkan atau mengalah dengan tawaran fitur baru untuk mengakses apa saja di media sosial. Kita juga perlu waspada, karena para penjahat pun menggunakan media yang sama dalam menjalankan aksi-aksi kejahatan mereka.

Dengan update status, seseorang dapat saja berpekara dengan hukum. Status juga bisa menjadi pemicu aksi kejahatan. Para pelaku kejatahan juga mencari mangsa dengan menggunakan media sosial.

Manusia sebagai makhluk berakal budi membutuhkan kesadaran kritis dalam memanfaatkan teknologi. Bukankah teknologi informasi dan komunikasi itu merupakan hasil cipta manusia yang berakal budi ? Kita sebagai manusia dunia dan manusia Indonesia harus mampu mengetahui bagaimana cara menggunakan teknologi secara strategis dan efektif.

Pemikiran ini tentu saja memberikan kesadaran bahwa kita tidak pernah bisa menafikan adanya perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat dan semakin canggih. Sikap yang tepat adalah menjaga kesadaran dan meningkatkan kemampuan untuk memahami cara atau teknik penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang baru dan ber-media sosial secara baik, strategis, efektif, sehat dan safety.

Kesadaran Kritis

Kesadaran kritis harus dibangun agar kita tidak terjerembab pada disorientasi dan hilangnya kemampuan dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang baru dan ber-media sosial pada semua tingkatan level, baik level hardware, level software maupun pada level sistem pengetahuan dan makna sosial.

Hal ini penting agar manusia tidak mudah tercerabut dari akarnya atau yang oleh Karl Marx disebut sebagai "alienasi" (keterasingan) atau irasionalitas manusia. Situasi ini sedapat mungkin dapat diawasi dan dieliminasi melalui proses pendidikan dan latihan keterampilan yang tersebar secara merata mulai dari kota hingga ke pelosok desa.

Kita juga harus mengakui adanya standar ganda dalam menilai penggunaan media sosial. Di satu sisi kita memberi komentar miring mengenai buruknya dampak penggunaan media sosial untuk berkomunikasi, sementara di sisi lain kita menggunakan media sosial untuk ngobrol berjam-jam, mengontrol anak, membangun relasi, rapat, dan mengambil keputusan.

Kita memang jadi bertanya-tanya, apakah generasi mendatang, generasi milenial, akan lebih "terisolasi", "bodoh" secara sosial daripada generasi kakek-nenek kita dulu?

Kesadaran kritis ini dapat diejawantahkan melalui kritik konstruktif terhadap perkembangan teknologi informasi dan ber-media sosial. Refleksi atau kajian yang bersifat etis dibutuhkan oleh masyarakat untuk menyadari berbagai implikasi yang bisa ditimbulkan dari perkembangan teknologi informasi dan dalam ber-media sosial.

Kita pun tahu bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mutakhir mampu menciptakan ruang publik baru. Media sosial kiranya tetap menjadi sebuah instrumen sosial untuk bisa menciptakan situasi bicara ideal bagi seluruh komponen masyarakat dalam mengkomunikasikan kepentigannya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved