Sosok Komandan Perang Hamas? Dijuluki Kucing 9 Nyawa, Mohammad Deif Bikin Gemetar Israel
Sosok Komandan Perang Hamas? Dijuluki Kucing 9 Nyawa, Mohammad Deif Bikin Gemetar Israel
Laporan yang ditulis Global Research menyebut Deif sebagai ‘personifikasi Palestina’.
Saat remaja, dia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan aktif dalam politik mahasiswa di Universitas Islam Gaza.
Saat meletusnya intifada pertama, Deif bergabung dengan barisan milisi Hamas. Dia ditangkap oleh Israel pada Mei 1989, dan dijatuhi hukuman 16 bulan penjara.
Bebas pada 1991, Deif langsung pergi ke Brigade Al Qassam.
Di situ dia bertemu Yahya Ayyash yang kelak menjadi mentornya.
Yahya Ayyash dijuluki sebagai Sang Insinyur atas kemahirannya membuat bom dan taktik militer.
Baca juga: Kondisi Gaza Makin Parah, Rumah Warga Hancur Dibombardir Israel, 10.000 Warga Palestina Mengungsi
Peran Deif perlahan terus meningkat dalam struktur komando Hamas.
Israel menuding Deif pada 1994 sebagai aktor pembunuhan tiga tentara mereka: Nachshon Wachsman, Aryeh Frankenthal dan Shahar Simani.
Ketika Israel membunuh Ayyash menggunakan ponsel peledak, Deif membalas dendam dengan mendalangi serangkaian serangan bom mematikan terhadap warga Israel pada Februari dan Maret 1996.
“Mohammad Deif kemudian pergi ke bawah tanah. Foto-fotonya sejak itu sangat langka dan tidak ada yang terlihat dalam dekade terakhir,” bunyi ulasan Global Research, dikutip Rabu 12 Mei 2021
Video Suasana Isra Mikraj di Palestina, Satu Tewas Ditembak Israel Lolos 5 Kali Pembunuhan Israel Tentu saja, Israel mencoba membunuhnya.
Setidaknya lima kali serangan ditujukan untuk menghabisi Deif. Namun semua serangan itu gagal, menjadikan dia semakin melegenda.
Kantor Berita AFP dikutip South China Morning Post menyebut reputasi itu menjadikan Deif dijuluki Kucing 9 Nyawa (the cat with nine lives).
Baca juga: Bertubi-tubi Diserang Israel, 10.000 Warga Palestina Tinggalkan Rumah di Gaza, Begini Kondisinya
Upaya pembunuhan itu terjadi dalam beberapa rentang tahun.
Pada 22 Agustus 2001, Deif dan wakilnya, Adnan Al Awal, lolos dari upaya pembunuhan yang ditargetkan.