Dinas PKH Mabar Akan Uji Coba Program Bantuan Bibit Babi Bagi Peternak
Dinas PKH Manggarai Barat akan ujicoba program bantuan bibit babi bagi peternak babi
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Dinas PKH Manggarai Barat akan ujicoba program bantuan bibit babi bagi peternak babi
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan ( Dinas PKH), akan melakukan uji coba program bantuan babi bagi peternak, Minggu (2/5/2021).
Hal tersebut merupakan upaya pascapenyebaran Virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika di daerah itu.
"Tahun ini rencana uji coba. Tapi, belum bisa dalam jumlah banyak, sambil belajar dan melihat pola penyebaran masyarakat," kata Kadis PKH Kabupaten Mabar, drh Theresia P. Asmon.
Baca juga: SPSI NTT Harap Pengusaha Bayar THR Pekerja
Baca juga: Promo Pizza Hut PHD Hingga Senin 3 Mei 2021, Termasuk Pajak Rp 150 Ribu Terima 10 Pizza
Dijelaskannya, pihaknya telah melakukan survei ketersediaan bibit baik masyarakat maupun pemerintah.
"Kemarin sudah diskusi di Kupang, kami akan ajukan buka lalu lintas flores u bibit. UPTD Provinsi NTT di Nagakeo masih aman-aman saja," ujarnya.
Ditanya terkait permintaan dan harapan warga agar mendapatkan bibit babi, pihaknya berharap dapat diajukan melalui permohonan tertulis kepada instansi.
"Sangat baik untuk kami advokasi," tegasnya.
Sementara itu, saat ini setiap kunjungan petugas ke desa-desa, selalu membicarakan terkait ASF. Hal ini merupakan bagian dari Komunikasi, Informasi dan Edukasi bagi masyarakat.
Baca juga: Heboh! Warga Pakubaun, Amarasi Timur Ditemukan Tewas di Kolam Ikan
Baca juga: Warga Desa Narasaosina Adonara Timur Relakan Rumahnya Tampung Korban Bencana
"Di lain sisi, pihak gereja juga sangat membantu kami untuk hal ini," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah peternak babi di Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), mengharapkan pemerintah setempat memberikan bantuan bibit babi, Minggu (2/5/2021).
Hal tersebut disampaikan menyusul habisnya ternak babi di sejumlah tempat di daerah itu setelah terpapar Virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.
"Kami pusing, sekarang tidak ada pemasukan uang," kata seorang peternak di Desa Wae Kanta, Arnold Johan.
Dijelaskannya, sebanyak 63 ekor babi miliknya mati akibat terkena ASF, sehingga ia pun merugi dan kehilangan pendapatan.
Saat ditanya terkait total kerugian, Arnold mengaku merugi hingga Rp 70 juta rupiah.
"Dari puluhan babi yang mati, 7 ekor itu indukan. Rata-rata saya menjual babi Rp1 juta hingga Rp 5 juta," katanya.
Menurutnya, dengan adanya bantuan bibit babi, masyarakat merasa sangat terbantu dan dapat kembali semangat untuk beternak babi.
Kenjturyrat, penghasilan dari beternak babi sangat membantu masyarakat, lebih khusus masyarakat pedesaan.
"Apalagi kami juga ambil KUR (Kredit Usaha Rakyat) di bank, sekarang sudah kesulitan bayar," tandasnya.
Hal senada disampaikan juga oleh peternak dari Kelurahan Tangge, Fransiskus Garung (52).
Menurutnya, penghasilan menjual babi sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup, selain dari pertanian, terlebih dirinya yang masih menyekolahkan kedua anaknya di bangku perguruan tinggi.
Sementara itu, Kepala Desa Wae Kanta, Gregorius Barbiriso mengatakan, para peternak yang terdampak ASF tidak hanya membutuhkan bibit babi dari pemerintah.
Namub, lanjut dia, para peternak juga membutuhkan pendampingan dari penyuluh peternakan terkait bagaimana mengatasi penyakit ternak babi.
"Pengalaman saat ini menurut pengetahuan dan pengalaman peternak, dan belum ada pendampingan. Sehingga ke depannya, kami juga meminta kesediaan dari dinas. Apalagi soal penyakit. Mungkin soal kasih makan kami paham sedikit, tapi penyakit yang serang penyakit kami tidak tahu," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)